Di jalan menuju kelas, batin nai terus bergumam
'Jadi itu alesannya dia gak bisa jemput gue pagi ini' Batin nai
Seseorang menarik tangan nai

"Nai, kenapa ?" Ucap arga

Nai hanya menatapnya dengan sedikit menyipitkan matanya lalu pergi. Dari pagi sampai siang nai hanya berdiam diri di kelas, tanpa makan siang, tanpa pergi ke toilet, dan tanpa bicara sedikit pun

"Ada nai ?" Ucap seseorang di pintu kelas nai
"Ada kak" jawab wati

"Nai, lurusin masalah yuk" Ucap arga
"Maaf saya lagi gak mau di ganggu" ucap nai dengan formal

Syifa berteriak dari kejauhan

"Kak argaa !"
"Aduuh apa lagi siih" ucap arga

Nai yang mendengarnya langsung pergi ke taman tanpa basa basi

"Hei nai !"
"Hei kak varo"
"Lusuh banget muka lo"
Nai menghela nafas " iya kak lagi gak mood aja"
"Lo tadi pagi berangkat bareng arga ?"
"Enggak kak" singkatnya
"Pulang sekolah mau nongkrong lagi gak ?"
"Maaf kak gue lagi pengen santai di rumah aja"

"Naii" ucap arga
"Apa ?" Jawab nai
"Gue jelasin ya, tadi pagi mobil syifa mogok, dia teleponin orang rumah gak ada yang jawab, gue kebetulan lewat pagi tadi nai, gue berangkat lebih pagi dari dugaan lo, gue gak bisa jemput lo karena gue di suruh ke ruangan pak kepsek beresin berkas untuk kontrak  sponsor buat pensi kita nanti. Tapi karena gue liat syifa nangis dijalanan gue tolongin, karena gue ketos, lo kan tau tugas ketos itu gak cuma buat sekolah, tapi juga buat semua muridnya termasuk syifa karena syifa murid sekolah ini juga"

Nai terdiam 'Kata kata itu hampir mirip sama kata kata yang arga bilang ke gue waktu itu' batin nya

"Tugas ketos gak hanya mengayomi sekolah, tapi mengayomi murid muridnya juga termasuk lo"

'Itu yang arga bilang ke gue waktu itu' batin nai

"Nai, mungkin lo agak nyesel terima gue, gue ketos, jadi gue gak hanya setia sama lo, tapi juga sama semua penghuni di sekolah ini, karena gimana pun juga sekolah ini yang bikin nama gue bisa besar"
"Arga!" varo menegur arga pelan

Nai tak kuasa menahan sesaknya ucapan itu di dadanya, seolah oksigen di hari itu sudah habis terkuras

"Maaf ya arga gue gak bermaksud kaya gitu" ucap nai sambil meneteskan air mata satu per satu
"Silahkan lo boleh setia sama sejuta manusia di dunia ini kok, gue gak ngelarang, gue juga kan bukan siapa siapa lo, maaf gue dateng ke sekolah ini bukan untuk cari pasangan dan sensasi, gue juga punya mimpi, permisi" ucap nai sambil menangis dan pergi
"Ga, lo jahat ya, ucapan lo jahat " ucap varo mengejar nai

Arga hanya diam mematung di tempat itu sambil menyesali perkataan nya kepada nai...

'Gue nyesel nai, gue nyesel, maaf, gue gak bermaksud ngomong ini ke lo, gue gini karena sayang banget sama lo, gue takut kehilangan lo, takut lo pergi gara gara orang lain. Dan gue takut  itu bakal terjadi' batin nai

Arga mencoba mencari nai di kelas dan di kantin, tapi arga tidak melihat tanda tanda keberadaan nai.

~Hari itu, hari yang gak bakal gue lupain, hari yang bener bener sakit buat gue, sakiit rasanya, gue percaya arga bisa bawa gue ke kebahagiaan, arga bakalan jadi seseorang yang paling istimewa dan berharga buat gue kemarin, besok, lusa, dan selamanya~

Semenjak kejadian itu hubungan arga dan naina berangsur pupus, tak ada lagi canda tawa di setiap sisi wajah keduanya, keduanya saling acuh bagai dua insan yang tak saling mengenal, semakin hari rapat program kerja osis untuk pentas seni semakin sering di lakukan, semakin sering pula arga dan naina bertemu di satu dimensi waktu dan ruang yang sama, dengan perasaan dan keadaan yang berbeda. Hubungan arga dan alvaro baik baik saja, mereka masih berteman baik, bahkan saat perayaan ulang tahun alvaro pada bulan september saja keduanya bagai adik dan kakak, nai memberikan kado istimewa untuk alvaro, nai memberi sepasang sarung tangan hasil rajutannya sendiri. Arga dan naina benar benar tidak pernah melakukan pembicaraan seperti dulu, keduanya bagai sibuk dengan kegiatannya masing masing, nai sibuk dengan peluncuran buku yang sebentar lagi terbit, arga sibuk mengurusi Ujian Nasional yang semakin dekat. Arga menjadi orang yang sedikit berbeda dari biasanya, ia menjadi lebih diam dan tak banyak bicara. Tak terasa 2 bulan lagi pentas seni yang sudah di rencanakan matang matang Akan tiba, tapi arga dan nai masih belum terbuka satu sama lain

"Nai, arga, kalian kapan si mau kaya gini terus kaya anak kecil" varo berbicara di sela sela break rapat
"Kak, gimana sama guess star nya ? Undangnya siapa ?" Nai mengalihkan topik
"Ayo lah nai, lo itu keren banget sebentar lagi bakal luncurin buku pertama lo, gue pengen pas lo launching buku perdana lo gue sama arga bisa dateng bareng bareng"
"Kak plis gue gak mau omongin hal gak penting ini"
"Nai, gak penting ?" Arga menyambar omongan nai
"Gue pergi dulu kak" Nai pergi meninggalkan mereka tanpa membalas ucapan arga
"Ga, gue tau lo sayang banget sama dia, tapi lo gak bisa egois gini, emang omongan lo waktu itu udah nyakitin banget, gue dengernya aja sakit ga"
"Var, lo gak tau seberapa nangisnya nai pas lo bikin tangan dia lebam, siapa yang lebih nyakitin? Lo, atau gue ?" Arga menggebrak meja dan pergi

Nai memiliki kebiasaan baru yaitu berdiam di taman saat istirahat, nai tidak lagi membawa bekal makan siangnya, jika nai bawa kotak bekal, pasti dia akan membawa pulang lagi isinya. Setelah kejadian itu nai lebih suka keheningan, sesekali nai bermain bersama wati dan supri atau sapri panggilannya, si puitis abal abal yang selalu menghibur nai, nai tidak tahu jika mereka tidak ada, mungkin nai akan menjadi seseorang yang sangat pendiam saat ini. Nai bersyukur di usia muda ini nai bisa meluncurkan buku pertamanya yang menceritakan kisah keluarganya. Nai juga sangat bersyukur alvaro selalu di sampingnya. Memang, alvaro sama tenarnya dengan arga, tapi dia selalu berusaha untuk menjaga nai, walau ada sedikit kejadian dia melukai tangan nai karena pikirannya yang sedang kacau kala itu.

"Nai, nih minum" Varo menyodorkan minuman dingin untuk nai
"Uwuuuw, baik banget nih kakak kelas akuuuuu" ucap nai dengan nada meledek
"Yeeeuuu, tiap hari kan gue baik"
"Eh kak"
"Huh? "
"Bintang tamu yang di putusin jadinya siapa si ?"
"Ya ampun naaaiii, lo lupa? Kan tulus sama raisa jadinya"
"Ooh iya ya tulus sama raisa" ucap nai dengan nada sedikit kecewa
"Kenapa nadanya gitu ?"
"Gak papa sih, gue kira bakalan ada yura yunita juga, soalnya gue suka banget sama dia, gue pengen banget bisa liat dia dan nyanyi bareng dia"

Arga menghentikan langkahnya dan mendengar pembicaraan nai dengan alvaro

"Kenapa?"
"Gak tau kenapa, dia kalo bikin lagu selalu nyentuh dan mewakili perasaan gue"
"Contoh lagunya?"
"Berawal dari tatap, sama malam sunyi. Itu lagu yang selalu gue denger, padahal lagu dia banyak, tapi yang lagi mewakili perasaan gue sekarang cuma dua lagu itu. Berawal dari tatap gue jatuh cinta, dan berakhir dengan malam sunyi tanpa hadirnya" Ucap nai dengan tatapan kosong sambil pikirannya membawa nama arga
"Aiiiih puitis banget sih ni adek aku si penulis" ucap varo dengan nada meledek dan mengacak ngacak rambut nai

Arga yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka itu lantas memperhatikan nai dari belakang, rambut panjang berwarna semi cokelat yang terurai. "Gue kangen lo nai" ucap arga singkat lalu pergi. 

Arga berusaha keras untuk bisa mewujudkan keinginan nai yang ingin bernyanyi bersama dengan idola nya yura yunita

"Pak, apa kita gak bisa rundingin lagi ya untuk batalin salah satu bintang tamu utamanya" Bujuk arga ke kepala sekolah
"Kamu sadar ga ngomong kaya gitu ? Pensi itu tinggal 2 bulan, bintang tamunya artis besar, kalo kita batalin bisa rusak nama sekolah kita"
"Pak, kenapa gak kita coba tambah satu bintang tamunya"
"Gak bisa, dana udah keluar semua, dalam waktu singkat ini kita harusnya sibuk penjualan tiket untuk umum"
"Pak saya udah contact pihak yura yunita pak, untuk tampil di sekolah ini tanggal 16 Desember, dan dia setuju"
"ARGAAA ! APA APAAN KAMU SEMBRONO KELAKUAN KAMU" Marah pak kepala sekolah
"DARI MANA KITA BISA KUMPULIN DANA ? BERAPA BANYAK ? KELAKUAN KAMU INI SAYA BENAR BENAR KECEWA"
"Saya pak "
"APA ?"
"Saya yang akan tanggung biaya nya, berapapun saya tanggung"

'Demi lo nai' batin arga

#To be continued ...

~T E R P E N D A M~Where stories live. Discover now