Bab 23: Rencana

2.3K 388 188
                                    


Kamar kos milik Ray ternyata cukup besar. Ada kamar mandi dalam, AC, dan seperangkat komputer terbaru. Padahal Ray kemarin jelas memiliki sebuah laptop juga. Belum lagi ternyata cowok itu memiliki tablet gambar, scanner sekaligus printer di atas meja kaca ukuran 160 x 80 cm. Menakjubkan!

Namun, dari semua itu, hal paling mencengangkan adalah dinding kamar yang dipenuhi poster anime aneka judul. Belum lagi seprai, guling, bahkan kulkas kecil yang juga dilapisi gambar anime. Semua warna berpadu dan bertubrukan satu sama lain.

SILAU!

Lemari baju tampaknya tak terlalu mendapat perhatian. Hanya satu pintu dan tidak terlalu besar. Mungkin cowok memang tidak membutuhkan banyak baju. Sangat berbeda dengan Netta yang memiliki satu lemari besar berisi entah berapa set pakaian. Mungkin sudah saatnya dia mempertimbangkan untuk hidup lebih minimalis.

Ah, tapi Ray sama sekali tidak minimalis! Rak dinding yang berjajar di atas kasur benar-benar mencengangkan. Rak berbahan kayu itu dipenuhi action figure aneka rupa. Dari mulai Kamen Rider, Ultraman, tokoh anime, game, bahkan juga nendoroid yang imut dan lucu.

"Kolektor kelas berat!" Aru mengedarkan pandangannya dengan takjub. Mulutnya berdecak penuh kekaguman. "Aku akui dedikasimu terhadap komik memang luar biasa!"

"Iya, dong! Gue gitu, lho!" Ray menepuk dadanya bangga. "Lo enggak punya koleksi, Ru?" Cowok itu kini justru penasaran.

Aru menggeleng. "Kertas cat air dan catnya apa termasuk koleksi? Aku punya aneka brand, meski cuma satu atau dua yang akhirnya terus kugunakan."

Netta dan Ray tertawa bersama melihat bagaimana Aru menjawab dengan sangat serius.

"So, ini dia moodboard untuk warna emas dan hitam." Ray memindahkan dua folder ke dalam satu folder khusus yang baru saja diberi nama Netta's Project. "Lo bisa pilih-pilih aja mana yang sesuai sama image kantor bokap." Cowok itu mempersilakan Netta duduk di sana, sedangkan dirinya duduk di atas kasur bersama Aru.

Netta mengangguk-angguk dan takjub akan betapa rapinya folder yang ada di komputer Ray. Ada folder commision, yang di dalamnya terdiri dari banyak folder lain.

"Ngapain ngintip-ngintip?" Ray terkekeh.

"Oh ..., eh ...."

"Lo enggak bakal nemu video atau gambar porno di sana. Gue mah gitu orangnya." Ray menyugar penuh kebanggaan.

"Gitu aja bangga!" Aru memotong.

Suara tawa lepas terdengar. "Iya, iya, kalian berdua cowok baik-baik."

"Ya habis, lihatin body cewek seksi buat apa?" Aru mencebik. "Dipegang juga enggak bisa. Cuma dikhayalin aja? Buang-buang waktu." Aru menyeringai. "Lebih baik langsung sama istri yang sah. Mau diapain juga boleh dan halal."

Netta terbelalak. "Jadi, kamu belum pernah pacaran?"

Aru membenarkan. "Buat apa pacaran kalau ujung-ujungnya putus, 'kan? Mending langsung lamaran. Bebas ngapa-ngapain habis nikah."

Ray mengangkat sebelah alisnya. "Terus lo tahu dari mana cocok apa enggak kalau enggak pacaran?" Tangannya disedekapkan di atas dada. Selama ini, Ray memiliki beberapa mantan yang selalu putus karena tidak cocok atau pasangannya ternyata ketahuan selingkuh.

"Nikah bukan masalah cocok atau cinta, 'kan? Tapi, masalah beradaptasi."

Ray tergelak. "Omongan lo udah kayak kakek-kakek. Emang lo udah ada calon?"

Saat itu, tanpa pernah Ray duga, wajah Aru memerah dan cowok berkacamata itu memalingkan wajahnya. "No comment," bisiknya, nyaris tak terdengar.

[CAMPUS COUPLE] Shireishou - EyenomalyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang