"Jadilah dirimu sendiri. Dokumen asli jauh lebih baik daripada salinan" Meli Andriani
"Woi!!," Teriak Reyka kepada Devino.
Cowok itupun berhenti dan langsung berbalik mendengar teriakan gadis itu.
"Lo bilang gue yang cari masalah sama lo? Lo ga ngaca ha? Lo duluan yang cari masalah sama gue. Gue ga pernah ganggu hidup lo, tapi Lo selalu ganggu hidup gue. Dasar lo cowok bajingan, bisanya cuma main kasar sama cewek. Malu dong lo sama badan lo yang besar," ucap Reyka.
Devino mengepalkan tangan nya lalu mendekati Reyka. Lalu cowok itu melayangkan tangan ingin menampar Reyka untuk kedua kalinya.
Tetapi Reyka menangkis tangan Devino menggunakan tangannya.
"Punya hak apa lo sampe bisa nampar gue? Lo ga punya hak apa-apa. Lo juga ga berhak nyakitin gue . Asal lo tau, lo dan teman-teman lo itu banci!! Lo dengar kan? Banci!" Ujar Reyka dengan penuh penekanan.
"Dasar cewek kurang aja" ucap Devino sambil menarik rambut Reyka ke belakang dengan kasar.
"Aww....rambut gue!! Lepasin rambut gue,"
Devino semakin menarik rambut Reyka hingga gadis itu berteriak. "Kalo gue mau, gue bisa aja nyiksa lo disini. Tapi gue ga lakuin itu. Karna apa? Karna gue masih kasian liat lo, gue kasian liat keluarga lo yang miris itu,"
"Lepasin gue!! Tau apa lo tentang keluarga gue ha? Aww....sakit!!," Ucap Reyka sambil meringis kesakitan.
"Hahahaa..... gue tau semuanya. Gue tau semua tentang nyokap dan bokap lo yg saling berselingkuh. Cuiihhh menjijikkan" setelah mengucapkan itu Devino tertawa sangat keras.
Di sela-sela tawa Devino, gadis itu menendang bagian sensitif cowok itu menggunakan lututnya.
Devino langsung melepaskan tangannya dari rambut Reyka dan memegangi area sensitif nya yang terasa nyeri.
"Lo....ken....kenapa....sssttthh," ringis Devino
"Gue bilangin sekali lagi sama lo, jangan berani-berani menghina nyokap dan bokap gue lagi. Lo bisa hina gue dan ngerendahin gue sepuas hati lo dan sesuka hati Lo. Gue ga masalah, karna bagi gue itu uda jadi makanan sehari-hari gue. Dasar bajingan," ucap Reyka lalu berjalan hendak pergi dari tempat itu dan meninggalkan Devino yang masih menahan sakit akibat tendangan Reyka.
"Jadi cewek gak tau diri banget sih. Baru kali ini gue di giniin anjing" umpat Devino.
****
"Woii ngapa lu?" Tanya Yuni, kakak Reyka.
Gadis itu baru saja sampai rumah. Mata nya masih terlihat merah dan berair dan sedikit bengkak akibat menangis.
Reyka tidak menjawab pertanyaan kakaknya dan berjalan dengan santai melewati Yuni.
"Gue tanya lo kenapa? Budek lo ya?"
"Gapapa, gausah sok peduli"
"Lo jadi adek kurang ajar banget sih,"
"Tumben lo nganggap gue adek lo? Biasanya juga nggak,"
"Lo ngomong apaan sih? Gak ada sopan banget lo ngomong sama kakak lo"
"Hahaha.....emang kenyataan nya kayak gitu kan? Lo nganggap gue adek itu cuma di rumah kalo di luar kayak orang asing, kayak orang gak kenal. Gue tau Lo malu kan ngakui gue adek lo karna gue itu beda. Gue ga kayak cewek-cewek lain yang punya wajah putih mulus pintar dandan, sedangkan gue jerawatan, kusam. Dan Lo ga bakal ngerti gimana sakit nya hati gue waktu Lo lagi jalan sama teman-teman lo dan disitu lo ngeliat gue tapi seakan-akan lo ga liat sama sekali. Lo langsung buang muka. Di situ gue pengen banget nangis tapi gak bisa. Tapi gapapa gue udah biasa kok dengan yang namanya sakit hati, jadi Lo santai aja," ucap Reyka dan tanpa di sadarinya, air mata gadis itu pun mengalir. Tapi dengan sigap Reyka langsung menghapus air matanya yang jatuh agar terlihat kuat di depan Yuni. Gadis itu lalu berlari menuju kamar nya sambil sedikit terisak-isak.
Yuni hanya diam seperti patung mendengar ucapan Reyka. Mungkin menurutnya ucapan gadis itu ada benarnya. Tetapi setelah itu Yuni tidak peduli, dia malah melanjutkan aktivitas nya menonton tv.
****
Ditempat tidurnya yang nyaman terlihat gadis itu sedang duduk termenung sembari memegang bantal. Tiba-tiba Reyka terkejut saat mendengar ponsel nya berbunyi. Dilihat nya siapa yang menelpon dan raut wajahnya berubah seketika karna yang menelpon nya adalah Meli.
"Ngapain Meli nelpon gue? Tumben banget" ucap Reyka lalu menjawab telepon dari Meli.
"Halo Rey, lo lagi dimana?" ucap Meli di seberang sana.
"Gue di rumah Mel. Ada apa?"
"Temenin gue ke mall ya? Gue mau beli baju buat diner sama pacar gue. Gue gatau buat minta temenin kesiapa lagi, mama gue belum pulang dari kantor. Mau ya Rey?"
"Hm gimana ya Mel, bukannya gue gak mau. Emang lo gak malu jalan bareng gue di mall? Disitu kan rame banget"
"Lo tuh kenapa sih Rey suka banget ngomong kaya gitu? Udah gue bilang gue gak malu dan gak akan pernah malu. Gue ga suka lo ngomong gitu lagi. Sekarang lo share ke gue lokasi rumah lo, biar gue jemput. Cepetan ya"
"Iyaiya Meli. Ini gue share sekarang juga"
"Hehe makasih beb. Gue tutup ya. Cepetan"
****
Reyka den Meli sudah berada di Mall. Mereka berdua tampak begitu sibuk dengan pikiran masing-masing.
"Kita ketoko baju disana yok Rey. Disitu tuh gaun nya bagus-bagus" ucap Meli dan dibalas anggukan oleh Reyka.
Tiba-tiba ada suara teriakan yang memanggil nama Meli.
"Meli!!"
Meli mencari arah suara yang memanggil namanya. Mata nya mengarah pada sekelompok gadis yang sedang memandangnya. Sekelompok gadis-gadis itu lalu berlari kearah Meli. "Yaampun Meli, ganyangka banget bisa ketemu disini. Kita kangen banget sumpah sama lo" ucap salah satu gadis itu dan memeluk nya dengan bergantian.
"Wahh parah nih gila gue lebih kangen tau sama kalian semua" ucap meli
Mereka adalah sahabat Meli saat masih duduk di bangku SMP. Setelah tamat SMP mereka sepakat untuk satu sekolah lagi. Tetapi ayah Meli di pindah tugaskan ke kota lain sehingga Meli dan ibunya terpaksa ikut pindah.
"Oh iya, lo sama siapa disini?"
"Gue bareng teman gue nih, kenalin ya, Reyka"
Serentak semua memandang ke arah Reyka dari atas ke bawah.
Gadis itu mamakai celana Jeans bermotif sobek sehingga memperlihatkan lutut dan pahanya dan diatas nya dia kenakan hoody. Lalu topi hoody itu di pakainya untuk menutupi kepalanya.
"Emm Mel, lo yakin temenan sama dia" bisik salah satu teman Meli.
Meli lalu memandang kearah Reyka dengan perasaan segan karna perkataan teman nya itu. Sudah pasti Reyka akan sangat sedih.
Reyka hanya diam dan menunduk seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
"Kami baru temenan pas naik kelas XI ini. Kalian taulah gue kan anaknya susah banget buat bergaul. Tapi gatau gue rasanya nyaman temanan sama dia. Dia tuh baik parah" ucap Meli dengan tegas.
"Kita bareng aja yuk sambil jalan-jalan juga lepas kangen sama kalian" lanjut Meli.
"Yah sayang banget Mel ini udah mau malam, kita harus pulang ke yogya"
"Emm yaudahdeh. Kita kapan-kapan kumpul ya. Kangen banget tau ga sih sama kalian. Pokoknya kita harus atur jadwal."
"Iyalah harus itu. Pelukan dulu pelukan dulu" ucap mereka serentak. Lalu pergi sambil melambaikan tangan ke arah meli.
YOU ARE READING
I'm Ugly
Teen Fiction"kecantikan di mulai saat kamu memutuskan untuk menjadi diri sendiri" Reyka Chalista Irwandi. **** Kisah reyka chalista. Wanita yg berusia 17 thn. Seorang korban bullying di sekolah dan hampir tidak memiliki teman.
