Part 2 (End)

Mulai dari awal
                                        

"Begitu,"

"Aku akan mengirimkan nomornya padamu, dia Ijekiel Alphaeus."

Cabel berdiri dan masuk ke dalam kamar, mengambil handphone dan mengirimkan nomor Ijekiel pada Lucas.

Lucas yang menyadari handphonenya berbunyi, segera dia menyimpan nomor itu pada kontak ponselnya.

Orang keempat, Ijekiel Alphaeus.

Dia segera membuka aplikasi untuk memesan tiket online, lalu memasukkan tujuan Moskow. Setelah muncul, dia segera memilih penerbangan tercepat dengan kelas terbaik.

"Terimakasih,"

Lucas berdiri dari duduknya, lalu berjalan kearah pintu keluar apartemen milik Cabel yang dia beli beberapa tahun lalu.

"Begitu saja?"

"Ya, pesawatku lepas landas empat jam lagi."

"Hah?"

Cabel menatap Lucas tercengang, lalu dia mendengar suara pintu tertutup.

"Apa aku salah dengar ya?"

Cabel menggaruk kepalanya tidak peduli, lalu kembali ke dalam kamar melanjutkan tidurnya yang tertuda.

***

Setelah mendapatkan informasi mengenai orang keempat, Lucas segera berbalik menuju apartemennya dan mengemasi barang-barangnya ke dalam koper hitam berukuran kecil miliknya. Tidak perlu membawa banyak barang, dia tidak akan lama disana.

Yang dia perlukan hanya bertemu dengan seseorang yang menulis surat beramplop merah itu.

Membutuhkan waktu tiga puluh menit berkendara dari apartemen Cabel ke apartemennya, lalu satu jam untuk beberes dan berkemas. Tersisa dua jam tiga puluh menit untuk membersihkan diri sebelum menuju ke bandara. Jarak dari apartemennya ke bandara membutuhkan waktu kurang lebih satu jam, jadi dia harus bergegas.

Setelah mandi, dia segera menghubungi sekertarisnya untuk menghandle pekerjaan di kantornya untuk tujuh hari kedepan. Dia tidak usah bingung bagaimana untuk mengontrol, karena di zaman yang serba modern ini, dia dapat melakukannya melalui internet.

Dan disinilah dia berada, di salah satu kabin pesawat Russia Airlines dengan fasilitas first-class.

Dia menatap beberapa pesawat yang terparkir rapih dari jendela, pesawatnya akan lepas landas sepuluh menit lagi. Dia segera menggunakan seltbelt pesawat lalu menyandarkan kepalanya, tidak lupa mengaktifkan mode airplane di layar ponsel sebelum memasang headset dan memejamkan mata.

***

Setelah menempuh perjalanan selama 3 jam 49 menit, Lucas segera menuju hotel tempatnya menginap yang sebelumnya telah dia pesan melalui aplikasi online. Dia meletakkan kopernya di samping kasur dan membaringkan tubuhnya yang terasa pegal.

Pagi tadi, setelah dia mendapatkan kontak Ijekiel, Lucas segera menghubunginya dan membuat janji betemu hari ini. Saat ini pukul satu siang waktu Russia, sudah waktunya untuk makan siang. Tapi rasa-rasanya Lucas malas turun ke ruang makan.

Dia beranjak dari tidurnya, lalu menuju meja pantry yang sudah disediakan teko untuk membuat air panas, empat botol air minum kemasan, serta beraneka ragam jenis kopi dan susu bubuk. Tidak usah takut kekurangan air, karena air keran sebenarnya sudah dapat diminum.

Sepertinya Lucas akan membuat kopi hitam saja sekalian menunggu waktu.

Ijekiel mengatakan bahwa dia dapat bertemu Lucas pukul enam sore, tapi dia tidak dapat menemaninya lama karena Ijekiel harus menuju ke kota lain. Lucas tidak mempermasalahkan, karena tujuannya hanya ingin bertanya mengenai surat merah itu.

Six Degrees Of Separation (twoshots)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang