"tidak apa-apa kan jika aku menggenggam tanganmu seperti ini?" Aku mengangguk mengiyakan permintaannya. Senyumnya mengembangkan kemudian dia menundukkan kepalanya. Seperti dia malu.

Ia mulai mengayunkan tangannya dan otomatis membuat tanganku juga ikut bergerak. Hembusan angin malam menghembus setiap helai rambutnya yang pendek. Tatapan nya menghadap ke depan dan Senyumannya masih tetap sama dan tidak berubah sedikitpun. Jika ku ingat kejadian semalam wajah terlihat sangat berbeda. Seperti ada yang dia rahasiakan dariku. Apa ku tanyakan saja apa yang terjadi padanya semalam. Mumpung kami hanya berdua.

"Eunha" Ucapku memberanikan diri.

"Hmm?" Aku menghela nafasku berharap apa yang aku lakukan tidak salah.

"Aku mau bertanya tentang kejadian semalam. Kau kenapa? Ada yang mau kau ceritakan?" Seketika langkahnya berhenti. Dan perasaan tidak enakku muncul.

"Maafkan aku. Aku tidak bermaksud apa-apa. Aku hanya khawatir padamu. Maka dari itu aku bertanya seperti itu padamu. Jika kau belum siap bercerita tidak apa-apa. Aku akan menunggumu sampai siap"

"Dia?"

"Huh? Dia? Dia siapa?"

"Teman dari gadis yang mengganggumu" Keningku berkerut.

"Apa yang lakukan padamu?" Eunha menatapku dan mengendus kesar. Kemudian dia mengarahkan wajahku ke arah halte bus.

Aku memicingkan mataku dan mendapatkan seorang gadis tengah duduk si halte bus. Dia terlihat kesal. Itu terlihat dari cara dia menggerutu kesal sambil menghentakkan kakinya.

"Benarkan itu dia?"

Eunha benar. Itu adalah Umji. Apa yang terjadi padanya? Kenapa dia terlihat kesal seperti itu? Kuputuskan untuk menghampirinya tapi langkahku terhentikan karna tanganku di tahan oleh Eunha.

"Ada apa?" Tanya ku.

"Sebaiknya kita langsung pulang saja. Perasaanku tidak enak" Ucap nya sambil menatap Umji.

Aku Menghela nafasku melihat rasa khawatir Eunha padaku. Aku sadar itu. Tapi gadis yang tengah duduk di halte bus sendiri itu adalah temanku juga. Sebelum Seulgi mengasutnya dan akhirnya menjauhiku.

"Dulu dia juga temanku" Eunha menatapku terkejut.

"Ya benar. Lagipula dia tidak ikut menggangguku, dia hanya seorang Pesuruh. Jujur aku kasian padanya jika melihat dia bersama Seulgi. Dia selalu di perlakuan tidak baik pada seulgi. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa" Ceritaku panjang lebar.

"Ayo kita hampiri dia" Ucapku kemudian berjalan menghampiri Umji.

"Umji!!" Teriakku dari kejauhan. Umji tidak membalas sapaanku dan hanya menatapku bingung.

"Sedangkan apa kau disini?" Ia melihat ke sekeliling ku seperti mencari sesuatu.

"Ada apa?" Tanyaku ikut melihat-lihat sekitarku.

"Tidak" Aku mengernyitkan alisku. Karna bingung dengan bingung dengan perilaku Umji yang sedikit aneh.

"Sedang apa kau disini?" Dia melemparkan pertanyaan yang tadi aku tanya padanya.

"Aku juga menanyakan hal yang sama padamu tadi. Tapi kau malah tidak menjawabnya"

Ia tertegun.
"Benarkah?"

"Iya Umji. Aku lebih dulu menanyakan itu tadi" Dia terkekeh malu.

"Maaf.."

"Jadi?" Tanyaku lagi.

"Aa~ iya. Aku sedang butuh tempat untuk menenangkan diri. Makanya aku pergi kseini" Ucapnya kemudian wajahnya kembali telihat kesal.

"Ada masalah? Ingin bercerita padaku?" Tanyaku. Dia menoleh padaku sesaat kemudian menundukkan kepalanya.

"Yuju, apa aku ini bodoh? Apa aku ini lemot? Apa aku tidak berguna? Irene dan SinB selalu berkata seperti itu padaku. Aku benar-benar kesal. Memangnya dia siapa yang bisa berkata seperti itu padaku? Padahal yang tidak berguna itu adalah mereka. Bukan aku" Curhat Umji panjang lebar. Itulah alasan kenapa aku kasihan padanya. Dia selalu di perlakuan tidak baik.

"Kau tidak seperti yang mereka katakan. Kau jauh lebih baik dari mereka. Jika yang mereka katakan benar, Seulgi tidak mungkin menaruh kepercayaan kepadamu. benar kan?" Aku harap dengan aku berkata seperti ini dia tidak akan bersedih lagi. Dia akan bersemangat lagi seperti biasanya.

"Huh~ kau benar aku bukanlah orang yang seperti mereka fikirkan. Aku lebih baik dari mereka" Dia terlihat kembali bersemangat. Bagus kalau begitu.

"Terimakasih ya Yuju.. Karnamu perasaanku jadi lebih baik dan lega"

Dia menghampiriku kemudian memegang tanganku.
"Yuju..."

"Nae?" Raut wajahnya terlihat bimbang dan khawatir.

"Mulai sekarang kau harus lebih hati-hati ya" Mendengar ucapan Umji membuatku berfikir tentang kejadian di kamar mandi tadi. Walaupun aku tidak tau apa yang Eunha lakukan padanya, tapi aku yakin bahwa itu akan membuatnya semakin menggila.

Aku mengangguk.
"Ya sudah aku pulang dulu ya. Dahh"

"Dan Terimakasih untuk tadi" Lanjut kemudian berlari meninggalkanku.

"Maafkan aku karna membuatmu terlibat banyak masalah" Ucap Eunha yang sedaritadi berdiri disampingku. Dan sudah pasti dia mendengar percakapan kami tadi.

"Tidak apa-apa" Ucapku menoleh kearah nya.

"Kau mau kan menyelesaikan masalah ini bersama-sama denganku?" Ia mengangguk mantab.

Mulai dari sekarang aku harus bersiap bertempur melawan Seulgi. Walaupun dengan bantuan Eunha. Tapi aku pasti bisa. Perilaku buruknya harus di hentikan secepatnya.

TBC

Spirits Inside Me (EunhaxYuju) [Complete]Where stories live. Discover now