00 - 18 : Ketahuan

489 57 12
                                    

Rion muncul di belakang El, dia berbisik di telinga kanan El "Setelah kupikir-pikir dengan baik–"

"Hailstorm."  belum Rion menyelesaikan ucapannya El dengan cepat menyerang Rion. Tapi Rion pun dengan cepat juga berkamuflase sehingga serangan El tidak mengenainya.

"Aku terima permintaan mu," mendengar suara Rion, El membalikkan badannya dan melihat kearah Rion yang berdiri di depannya yang jaraknya tak jauh dari tempatnya berdiri.

"Dan berarti sekarang kita terikat sebuah perjanjian." ucap Rion.

"Oke, kalau begitu ayo kita lanjutkan pertarungan kita aku sudah tidak sabar untuk segera mengalahkan mu dan membuat mu jadi babu ku," ucap El dengan penuh percaya diri.

"Baiklah, ayo kau serang aku sekarang," ucap Rion.

"Water blast." Salah satu telapak tangan El terbuka dan muncul air yang merambat lurus membentuk sebuah pedang.

Setelah air itu sempurna menjadi sebuah pedang. El berlari cepat ke arah Rion dengan kedua pedang air di tangannya.

"Oh kau memakai jurus andalan mu, baiklah aku juga akan memakai jurus andalan ku," batin Rion.

Rion menutup matanya sambil mengucapkan sesuatu di dalam hati "Power absoption."

Saat El sudah berada begitu dekat dengan Rion dan hendak menyerangnya dengan pedang yang ia pegang di tangannya. Tiba-tiba pedang itu lenyap.

Melihat pedang airnya tiba-tiba lenyap seketika mata El membulat dengan ekspresi terkejut.

Rion membuka matanya dan melihat kearah El yang tengah kebingungan.

"Kena kau," batin Rion sambil menunjukkan seringainya.

Rion berkamuflase menghilang dari tempatnya berdiri, El yang tidak mengetahui Rion sudah tidak ada di tempatnya dan dia yang tengah kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. Tiba-tiba Rion muncul di belakang El.

"El,"

El membalikkan badannya dan menatap Rion yang ada di tempatnya tadi berdiri.

"Kau pernah merasakan efek dari kekuatanmu sendiri?"

"Hailstorm" tercipta bola air berukuran besar yang memuat listrik. Bola itu melesat cepat kearah El.

Melihat bola itu melesat kearahnya El ingin menghindar tapi sayangnya kecepatan bola itu melesat sangatlah cepat sehingga dia tidak punya waktu untuk menghadir, alhasil dia langsung terkena serangan itu.

Brak

Tubuh El menabrak dinding pinggir arena bersamaan dengan bola air itu meledak setelah menghantam tubuhnya dan lalu listrik yang di bawa bola air itu seketika menyetrum dirinya.

"Arghhhh!!!" El berteriak kesakitan. Setelah listrik itu memudar tubuh El seketika jatuh terduduk dengan kepala tertunduk.

"Uhuk!" El terbatuk dan cairan berwarna merah keluar dari mulutnya.

El merasa tubuhnya mati rasa. Dengan sisa tenaga yang ada. El mencoba mengangkat kepalanya dan menatap ke arah Rion yang entah sejak kapan sudah berdiri di depannya.

Universe : Galaxy Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang