001. Aku, Kamu dan Bandung

36.5K 2.4K 149
                                    

Selama tiga setengah tahun menempuh pendidikan di London, dengan jurusan Seni yang diambil akhirnya pemuda tampan yang mengenakan hoodie hitam itu dapat merasakan kebahagiaan yang luar biasa. Senyum lebarnya semakin terlihat saat ia berjalan keluar dari Bandara. Semua perjuangan dan kerja kerasanya selama ini tidak berakhir sia-sia semua terbayarkan dengan ia lulus lebih cepat dengan prediket coumlade dan kembali ke kota Bandung. Kota yang menurutnya sangat indah. Saat melangkah keluar dari Bandara, udara segar kota Bandung langsung menyambutnya.

"Akhirnya saya bisa balik ke sini lagi," ucapnya menghirup dalam-dalam udara yang tampak segar siang ini.

Tiba-tiba ia tersenyum sendiri ketika mengingat wajah keluarganya saat tahu ia pulang. Karena kepulangannya kali ini secara diam-diam untuk memberi kejutan kepada keluarganya dan juga... kekasihnya.

"RASYID!"

Teriakan melengking itu membuat Rasyid langsung menoleh ke arah sumber suara. Di sana, ada seorang cowok yang berlari menghampirinya. Rasyid menunggu sembari tersenyum.

"Wahhh makin-makin aja lo di luar negeri," ucap temannya seraya memeluk Rasyid ala cowok.

Rasyid terkekeh pelan. "Lo kali di sini yang makin-makin, soalnya badan lo makmur, Ndre," celetuknya dengan kedua mata Rasyid yang meneliti tubuh temannya yang tampak berisi dari terakhir kali ia bertemu.

Kali ini Andre yang tertawa. "Kalau bahagia mah makmur gue."

"Yaudah jalan, Ndre. Gue nggak sabar mau ketemu keluarga gue," sahut Rasyid yang langsung diangguki oleh Andre. Kedua berjalan beriringan menuju parkiran mobil.

"Lo ada ketemu sama Melody, nggak?" tanya Rasyid di sela jalan mereka.

"Terakhir kali ketemu waktu dia print file skripsinya di tempat fotokopi simpang," jawab Andre.

"Udah mau sidang aja dia."

"Lah lo selama LDR ini nggak ada komunikasi?" tanya Andre heran sambil memencet kunci mobil dan menyalahkan mesin. Andre masuk disusul Rasyid yang duduk di kursi penumpang sebelah Andre.

Rasyid menggeleng pelan sambil memasang seatbeltnya. "Katanya, dia sibuk ngerjain skripsi jadi nggak punya waktu buat komukasi sama gue."

Andre melirik sekilas ke arah Rasyid di sampingnya dengan tatapan bingung. "Serius lo? Skripsi doang jadi alasan buat nggak komunikasi. Padahal, ya, ini tuh bisa bikin kalian punya banyak waktu buat ngobrol dan saling nyemangatin," balas Andre, bersamaan mobilnya yang keluar dari parkiran dan bergabung bersama pengendara lainnya.

Rasyid mengangguk-angguk. "Ya mana gue tahu, Ndre. Mungkin bener aja dia sibuk skripsian. Tapi, dia baik-baik aja kan? Selama ini ada nggak dia dekat sama cowok gitu?" tanyanya penasaran.

"Sejauh ini nggak ada sih."

"Bagus deh kalau gitu."

Rasyid sedikit merasa tenang karena ternyata kekasihnya baik-baik saja di sini. Nanti setelah bertemu dengan keluarganya, Rasyid ingin ke rumah Melody untuk membicarakan hal yang serius sekaligus memberikan kejutan.

***

"Ndre, thanks banget ya, udah mau jemput gue dan anterin gue pulang," ujar Rasyid ketika mobil Andre berhenti tepat di depan gerbang rumahnya.

"Santai aja kali," jawab Andre.

Rasyid mengangguk. "Oh, ya, jangan kasih tahu kepulangan gue sama Melody."

"Aman."

"Kalau gitu gue turun dulu. Ole-ole buat lo udah di mobil." Rasyid memperlihatkan paper bag yang ada di tangannya lalu meletakkan di kursi belakang.

Aku, Kamu & BandungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang