58. Dimensi Bersama Bapak

6.8K 1K 691
                                    

Silakan 603 comment qaqa, biar lama wkwk

Terjadi baku hantam yang terdengar bagh bugh di tempat sepi itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Terjadi baku hantam yang terdengar bagh bugh di tempat sepi itu. Suasana menegangkan bak film hollywood. Hingga akhirnya Bapak itu berhasil menodongkan pisau ke leher Kuvvi yang membuat Ansel semakin murka.

Semua preman berhasil dihajar oleh Ansel dan Kuvvi namun ternyata mereka masih menyisakan satu orang.

"Lepas!" perintah Ansel dengan nada marah.

"Nggak akan!" balas bapak itu.

Wajah Kuvvi menengadah ketika pisau itu didekatkan ke lehernya. "Menikah sama saya, baru saya lepaskan," ucap Bapak itu menatap ke Ansel dan Kuvvi bergantian.

"Oke, mau kapan?" balas Kuvvi.

Bapak itu masih menodongkan pisaunya dari belakang. Namun, ketika Kuvvi meng-oke-kan ajakannya, Bapak itu cukup lengah.

Dan inilah saatnya Kuvvi menyambar lengan Bapak itu, menjauhkan dari lehernya, lalu menginjak kaki si bapak kuat-kuat. Ketika pisau sudah terjatuh ke lantai dan lawannya meringis seraya mengangkat kakinya yang diinjak, Kuvvi mendorongnya hingga terjatuh.

Selanjutnya, Ansel yang meneruskan menghajar Bapak itu. Mereka saling menyerang dengan akhir si Bapak yang babak belur terkapar di lantai, menyusul preman lainnya.

Setelah selesai melumpuhkan lawan, Ansel langsung menghampiri Kuvvi, mengecek kondisi cewek itu dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Lo ga papa?"

Ansel memeriksa lengan Kuvvi, mengecek apakah ada luka yang bersarang. "Ada yang luka?" tanyanya sekali lagi dengan raut wajah cemas.

Tangan kiri Kuvvi memegangi lehernya namun ditarik Ansel. "Kita ke rumah sakit, sekarang," ujar Ansel panik.

"Aan! Lengan kamu!" teriak Kuvvi histeris ketika melihat darah merembes dari kemeja flanel Ansel.

Mungkin ini kedua kalinya bagi Kuvvi masuk UGD dengan jenis luka yang sama, hanya beda lokasi saja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mungkin ini kedua kalinya bagi Kuvvi masuk UGD dengan jenis luka yang sama, hanya beda lokasi saja. "Maaf, Aan. Gara-gara aku, kamu jadi kayak gini." Kuvvi menatap Ansel yang duduk di ranjang sebelahnya.

DIMENSI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang