Tidak terduga

78 2 0
                                    

"Peraturan yang selanjutnya yaitu, khusus untuk cewek! Rok gak boleh ngatung,alias pas selutut! Gaboleh menor, gaboleh warnain rambut, gaboleh pake seragam ketat!" Suara lantang dari Lala membuat Rara membelalakan matanya. Aishh menyebalkan sekali perempuan didepannya ini, dari awal ketemu memasang wajah judes. Dasar kakak kelas so iyaa!

"Kak, peraturannya gak bisa di ubah ya?" Sahut Rara. Anak kelas X yang mengikuti organisasi osis pun mulai berbisik-bisik.

"Gak bisa! Ini peraturan sekolah, osis itu harus mencontohkan yang baik buat murid lainnya. Kalo penampilan kaya cabe-cabean,giliran ngerazia murid lain lo mau di balik-balikin?" Ketus Lala, Sarah terkekeh pelan mendengar rekan organisasinya mulai bete.

"Ngerti gak Rara!?" Sahutnya sekali lagi.

"Ngerti kak. Hmm, saya permisi keluar ya."

"Keluar gimana maksudnya?" Tanya Sarah dengan nada bersahabat.

"Gak jadi masuk osis kak. Terimakasih"

Sarah dan Lala menganga tak percaya dengan tingkah laku anak itu.

"Udah La gapapa, masih banyak kok yang mau gabung. Lagian dia kayaknya gak suka sama peraturannya, secara dia calon cabe-cabean kali. Kalian jangan ditiru yaaa." Kata Sarah.

"Siap kak!!!" Seru beberapa calon anggota osis itu.

___

Bel pulang telah berbunyi, Rindu, Elsa,Feri dan Yuna berjalan beriringan menuju parkiran.

"Fer, Yun,Ndu gue duluan yaa. Supir gue udah jemput didepan."

"Yoi, hati-hati Sa!"

Elsa mengangguk mantap.

"Rin, kamu pulang sama siapa?" Tanya Yuna, fyi Yuna memang selembut dan sepolos itu. Ngomong sama siapapun gak pernah manggil 'lo-gue' selalu 'aku-kamu.' udah anggun,cantik,baik, ah cewek sekali. Pantes Feri lengket.

"Gue sama Senja Na, kalian mau langsung pulang?"

"Enggak, Yuna pengen di anter ke rumah sakit." Sahut Feri.

"Lo sakit Na?"

Yuna menggeleng, "Oma sakit Rin, darah tingginya kambuh lagi. Jadi harus di rawat beberapa hari."

"Aduhh, harus jaga kesehatan aja Na. Yaudah sanaah, semoga lekas sembuh ya."

"Aamiin, makasih ya Rin. Kita duluan!"

"Kita duluan Ndu, bye!!"

Feri mengacak rambut Rindu dan menggandeng tangan kekasihnya. Rindu yang melihat itu hanya tersenyum hangat, melihat sahabatnya,Feri bahagia itu adalah hal terindah. Begitupun dengan Elsa. Mereka berdua sangat berarti bagi Rindu. Bahkan,Feri mengacak rambut Rindu pun Yuna tak pernah marah. Karna memang Yuna tau,persahabatan kekasihnya dan Rindu seperti apa.

Rindu menyapu keseluruh pandangan, mobil Senja tidak ada di sanah. Tadi pagi kan terparkir rapi. Gadis cantik berambut sepinggang itu merogoh ponselnya di saku roknya, Rindu menelfon Senja.

"Nomor yang anda tuju, sedang tidak aktif atau berada diluar jangkauan. Cobalah beberapa saat lagi.." tut.. tut.. tutt...

Rindu menghela nafas pelan. Senja kemana sih.

Ah, iyaa data nya mati.

Rindu mengaktifkan datanya, membuka aplikasi Whatsapp.

Senja ganteng
Sayang,maaf aku pulang duluan. Kamu pulang naik taksi online aja ya, Rara pingsan gara-gara aku,aku mau bawa dia ke rumah sakit. Maaf sayang😢

Rindu menggeleng tak percaya, biasanya Senja paling tidak pernah mengizinkan Rindu pulang sendiri, bahkan nyaris tidak pernah sama sekali. Sesibuk apapun Senja, Senja akan selalu meluangkan waktu untuk gadisnya itu. Yasudahlah mungkin hari ini Rindu akan pulang jalan kaki saja. Cuaca sudah mendung, kendaraan umum pun tidak ada. Bus apalagi.

Rindu belum makan dari pagi, dia bahkan lupa membawa kardigan yang selalu ia simpan di ransel nya. Gerimis mulai turun,bahkan 5 menit kemudian hujan semakin turun dengan deras. Rindu memeluk tubuhnya yang menggigil.

15 menit ia berjalan kaki,ia sedikit kelimpungan menyeimbangkan tubuhnya. Tepat di sebrang sana,terdapat penjual susu jahe merah,ia berniat untuk meminum segelas susu jahe merah. Tanpa Rindu sadari, mobil truk menabrak tubuh mungilnya, tubuhnya terbanting beberapa meter diarah kejadian. Seketika,pandangan Rindu mulai gelap. Sampai semuanya terlihat gelap. Semua orang yang berada di daerah itu mulai panik dan menelfon ambulan.

Satu kata yang didengar samar oleh bapak-bapak yang menolongnya.

"Se-senjaaa."


_____


"Tantee, gimana keadaan Rindu Tan?" Seru Elsa yang baru saja datang bersama Feri. Elsa menangis menubruk tubuh mama dari sahabatnya itu. Aryanti diam dengan tatapan kosong, tapi air mata mengalir tanpa henti.

"Rindu kehabisan banyak darah Sa." Sahut Aryanti pelan.

"Elsa gak tau kalo Rindu pulang sendiri. Hikss, Elsa gak tau kalo Senja gak pulang sama Rindu. Hiksss.. maafin Elsa tantee"

"Ssstt, Elsa gak salah. Ini sudah rencana Allah. Doain aja semoga Rindu bisa ditangani dengan dokter."

Feri yang hanya diam, ia menatap lantai putih itu. Ia mengumpat dalam hati, orang yang pertama kali dikabarkan oleh penolong Rindu adalah Feri, sempat menelfon Senja,tapi nomor itu tidak aktif.

Feri mendengus, ia ingin sekali bertemu dengan pria sialan itu. Feri membenci laki-laki yang tidak ada tanggung jawabnya. 4tahun yang lalu,Feri mencintai Rindu bahkan menyayanginya. Tapi apalah daya Feri yang hanya Rindu anggap sebagai sahabatnya. Feri mengalah untuk Senja.

"Fer.." suara Elsa membuyarkan lamunannya. Feri menitikan air matanya.

"Jangan nangis Sa. Gue pun sama sakitnya liat Rindu terkapar gak berdaya." Feri mengusap air mata Elsa,ia memeluk tubuh sahabatnya itu.

"Gue takut Rindu kenapa-napa Fer. Hikss."

"Sstt.. jangan ngomong kaya gitu. Rindu pasti bisa lewatin ini semua."

Elsa diam sesenggukan di pelukan Feri. Aryanti pun sama,ia hanya diam dengan tatapan kosong. Ia menunggu kehadiran suaminya yang masih diperjalanan menuju rumah sakit. Aryanti selalu berdoa untuk kelancaran proses penanganan putri tercintanya,Rindu.








To be continue.

Senja Dan Rindu #NUBARYOU&I - ONE SHOOT! (TAMAT✓)Where stories live. Discover now