Ibunya bilang puisi seperti sesuatu yang hidup di dalam tanah. Dan anjing-anjing berlarian di atasnya sebagai teman dari pohon-pohon bahasa yang mengajarimu untuk tumbuh di halaman belakang. Sementara ayahnya berlarian mengejar anak-anaknya yang kesepian dan selalu menangis dan menyapamu ketika ia tidak pernah tumbuh di halaman belakang.
Ayahnya bilang puisi adalah tangisan yang tidak akan pernah selesai. Sementara anak-anaknya menyakiti dirinya sendiri dan tidak pernah membeli makanan untuk mereka makan. Ia menangis di dekat sumur, di dekat sayuran-sayuran yang belum tumbuh menjadi seorang anak. Dan kucing-kucingmu tidak pernah berhenti pipis di atasnya agar mereka bisa tumbuh di halaman belakang dan berharap agar tidak ada lagi orang yang menyapanya.
Ayahmu tidak akan ada di sini lagi, ayahmu berkata pada suatu sore. Kucing-kucingmu tidak akan lagi pipis di atasnya dan sayuran-sayuran itu tidak akan memiliki teman. Tapi mereka akan gemar menulis puisi, menunggu kau tua dan mati. Mereka akan gemar memelukmu sebelum kau tertidur, membuatkanmu teh hangat di depan api unggun, dan tetap berusaha agar ayahmu bisa tumbuh di halaman belakang.
Puisi ini ditulis sambil mendengarkan salah satu lagu Bill Ryder-Jones di dalam albumnya Yawny Yawn.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang
Poetryayahmu tumbuh di halaman belakang. ia belajar memanen ubi, memelihara anjingnya yang tinggal satu dan membuat telur paskah palsu. ia membenci anaknya yang tinggal satu. setiap sore kepalanya menjadi sekolah yang tidak belajar. ia tumbuh harum menjad...