32. ll Antares

122 20 47
                                    

BAYANGIN ITU SUARA ANGKASA👆

Kita sama-sama sedang merindukan dia. Merindukan seseorang yang sama-sama kita suka, teman.

-Love In Galaxy-

~Happy reading~



"KAU begitu sempurna...." Angkasa mengalihkan pandangan pada gitar di pangkuannya.

"Di mataku kau begitu indah...." Kini, cowok itu kembali menatap Bulan yang sedang menopang dagu dengan tangan cewek itu.

Angkasa tersenyum sekilas. "Kau membuat diriku akan slalu memujamu...."

"Di setiap langkahku ... aku kan slalu memikirkan dirimu, tak bisa ku bayangkan hidupku tanpa cintamu...." Angkasa mengedipkan sebelah matanya membuat Bulan terkekeh pelan.

"Gini ya, cara lo jadi fakboi?" kata cewek itu sembari tertawa. Angkasa hanya tertawa mendengarnya, cowok itu kembali fokus memainkan gitar.

"Janganlah kau tinggalkan diriku ... takkan mampu menghadapi semua ... hanya bersamamu ku akan bisa...." Angkasa terlihat meresapi setiap lirik yang dia nyanyikan.

"Kau adalah darahku...." Akhirnya, titik keterpanaan Bulan pada Angkasa memuncak sekarang. Pipi gadis itu kian memanas. Bulan berusaha menyembunyikan rona merah pada wajahnya.

"Kau adalah jantungku...."

"Kau adalah hidupku, lengkapi diriku, oh sayangku kau begitu...."

"Sempurna...." Sebagai penutup lagu, Bulan ikut menyanyikan kata lirik terakhirnya.

Angkasa berseru heboh sembari meletakkan gitarnya. "Woah! Gimana-gimana? Ganteng kan gue kalo main gitar, apalagi nyanyiin lagu romantis, terus di taman malam-malam lagi."

Bulan hanya menganggukkan kepala. "Cocok banget emang lo jadi fakboi," katanya.

"Gue gak fakboi ya," decak Angkasa.

"Iya, gak fakboi tapi suka baperin anak orang," ujar Bulan menanggapi.

Angkasa tertawa hingga menampakkan deretan gigi rapinya. "Kenapa? Lo baper ya?" godanya.

"Gak." Bulan buru-buru mengalihkan wajahnya dari hadapan Angkasa. Tak mau aksinya gagal, Angkasa langsung menarik dagu Bulan hingga gadis itu menatapnya lagi.

Bulan menahan napas ketika dagunya sedikit diangkat oleh Angkasa, hingga posisinya kini mereka seperti orang yang hendak berciuman.

"Ciahh. Pipi lo udah merah kek gini bilangnya gak baper," ujar Angkasa sembari tertawa jahil.

Bulan menepis tangan Angkasa yang masih memegang dagunya. "Diem lo!"

"Lo gak nelfon Bintang," ujar Angkasa membuat Bulan kembali menatapnya.

"Kemarin dia nelfon gue. Katanya, di sana dia sama Kak Rasi," jelas Bulan.

"APA?" pekik Angkasa ketika mendengar hal itu. "Jadi, Rasi murid baru itu juga di LA?" tanyanya.

Bulan mengangguk. "Bintang bilang, mereka ketemu di pesawat yang sama. Kak Rasi mau jenguk keluarganya di sana. Terus, akhirnya Bintang dicariin hotel sama dia."

Love In Galaxy (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang