"Waalaikumsalam" Jawab seluruh anak panti tersebut "kak Retta" Banyak dari mereka yang lari berhamburan memeluk Retta

"Kami kangen sama kk"

"Kk kemana aja sih kok gak pulang pulang"

"Kak aku kangen"

"Main bareng yok kak"

"Kk itu siapa"

"Kk kemana aja"

Ya itulah sedikit ucapan rindu yang terdengar di telinga Rey.

Tidak lama Aida bermain dengan anak anak panti mereka berpamitan untuk pergi ke Bandung mengunjungi makam kedua orang tua Aida.

Sebelum Rey sudah meminta Ridho untuk menemaninya pergi ke Bandung mengunjungi makan kedua orang tua Aida. Ridho pun mengangguk menyetujuinya.

Sekarang mereka berada di dalam mobil menuju Bandung. Ya mereka hanya bertiga. Ridho tidak mengajak anak panti yang lain karena ia berfikir akan membuat repot Aida dan Rey.

Sepanjang perjalanan hanya ada kesunyian di mobil. Walaupun Rey sudah menyalakan murottal agar tidak terdengar sunyi tapi tetep saja suasana sunyi.

"Di depan kita belok kanan mas" Ucap Ridho yang memang dari tadi menunjukkan arah jalan kepada Rey. Rey menganggu paham

"Di sini? " Tanya Aida yang melihat pemakaman umum yang sangat tersusun rapi dan tertawat.

"Iya Retta, kita sudah sampai. Ayo turun" Ucap Ridho

Mereka bertiga pun turun. Belum jauh melangkah mereka bertemu dengan salah satu penunggu makan tersebut.

"Permisi mas. Pendatang ya?"

"Iya kita dari Jakarta" Jawab Rey sambil menjabat tangan penunggu makam tersebut

"Kenalkan nama saya Joko. Mau cari makan siapa mas? " Tanya penunggu makan tersebut

"Saya Rey, Ini istri saya aida. Dan ini teman saya" Ucap Rey sambil memperkenalkan diri.

Pak Joko melihat Aida dan Ridho dengan tatapan yang tak dapat di artikan

"Maaf kamu Retta ya, dan kamu Ridho" Ucap Pak Joko sambil menujukan ke arah nama yang di sebutkan

Aida dan Ridho mengangguk membalas ucapan pak Joko. Ridho memang masih sedikit mengingat wajah pak Joko. Bagaimana dia tidak lupa, ia sudah beberapa tahun tidak pernah bertemu dengan pak Joko. Beda halnya dengan Aida, ia sama sekali tidak mengingat siapa pak Joko ini.

Oke back to topik

"Kami mau cari makam kedua orang tua Retta" Ucap Ridho langsung to the point.

"Ohh Almarhum pak Slamet dan Almarhumah bu Indah" Ucap pak Joko yang di balas anggukan oleh mereka bertiga

"Silahkan ikuti saya" Ucap pak Joko sambil melangkahkan kakinya menuju sebuah batu nisan.

Rey melihat wajah Aida yang tidak dapat di artikan antara sedih, takut, dan senang. Entahlah hanya Aida yang merasakannya

Rey yang melihat wajah Aida langsung menggengam tangan Aida

"Kamu kenapa sayang" Tanya Rey dengan lembut

"Aku gak tau mas, rasanya campur aduk" Balas Aida dengan wajah polosnya

"Tenang ya sayang, ada aku di sini. Aku bakal nemanin kamu." Ucap Rey yang berhasil membuat Aida terlihat sedikit tenang dari pada sebelumnya.

Akhirnya mereka behenti di salah satu makam. Mata mereka lansung melihat batu nisan makam tersebut.

Slamet Suharto
Bin
Achmad Zul

My Husband  Reygan (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang