"Bang, bagi jawaban fisika dung."

"Giliran ada maunya manggil abang," dengus Jonah mengambil buku tugas Bulan. "Sini penanya."

Bulan terkekeh, memberikan penanya pada Jonah. "Abang baik deh," katanya memuji. "Pasti Amy makin suka."

"Hmmm." Jonah hanya berdehem mengiyakan.

"Kalau lo nikah sama Amy, emang lo udah punya uang buat resepsi?"

Jelas enggak lah. "Besok gue cari," balas Jonah yakin.

"Belum lagi beli rumah, perabotannya, tv, kulkas, mesin cuci, material bangunan, bahan makanan, lampu, pagar,"

"Nanti gue pikirin," potong Jonah sebelum Bulan berubah menjadi kereta api—berbicara tanpa henti.

"Jadi gak jadi nikah dong?"

"Jadi."

"Kapan?"

"Bulan depan."

"Kan belum ada biaya?"

"Kawin lari dulu, entar baru resepsi besar-besar kalau udah kaya."

"Emang Amy mau?"

"Nanti gue tanya." Jonah menutup buku tugas Bulan, mengembalikan pada sang pemiliknya sopan. "Seandainya gue gak ada lo gimana?"

"Gak adanya itu mati atau gimana?"

"Mati."

"Sedih," ujar Bulan cemberut. "Gak ada yang masakin masakan Korea lagi, gak ada yang bantu ngerjain tugas, gak ada yang bisa disuruh bersihin rumah, gak ada yang ngasih gue uang cuma-cuma, gak ada.."

"Luv u," potong Jonah lalu berdiri, mengecup kepala Bulan lembut lalu melangkah keluar.

"Gue beneran sedih loh," teriak Bulan yang sayang tidak terdengar Jonah lagi. Kamarnya terlalu kedap suara.






🍊🍊🍊






"Kita gak jadi nikah."

Amy memang belum menerima hal itu, tapi sepulang membeli gaun semalam dia sudah meledak bahagia. Dan sekarang, harapannya untuk lebih bahagia lenyap seketika. Dia cemberut, mencoret kertas bukunya kesal.

Kelas masih sepi, hanya ada mereka berdua saja. "Gue masih punya tanggung jawab yang belum complete dan gue belum matang finansial buat lo."

"Apa lo mau setelah menikah kita tinggal di kontrakan, lalu diuber-uber kalau gak bayar heh?"

"Apa lo mau kita tidur di atas kasur rata yang serata body lo?"

"Apa lo mau kita makan cuma nasi dengan garam doang?"

"Gak mau," balas Amy berhenti mencoret bukunya.

"Tunggu gue cari uang dulu tiga-empat bulan ini."

Amy menolehkan kepala. "Emang Jojo bisa kerja?"

"Gue manusia kalau lo lupa."

"Tapi kerja apa?"

"Apa aja asal jangan jadi YouTuber yang ngeprank gak jelas."

"Jojo gak capek?"

"Semua kerja capek lah, oon!" Jonah menyentil dahi Amy.
"Demi lo gue jabanin semuanya, jadi awas kalau lo milih nikah sama cowok lain. Gue santet lo."

My Kriting GirlWhere stories live. Discover now