Arga sakit?

317 102 42
                                        

"Makasih, Mba."

Makanan yang sudah kami pesan sejak sepuluh menit yang lalu baru saja dihidangkan oleh salah satu waiters perempuan yang ada di sini. Dan aku tidak ketinggalan dengan menu minuman favoritku, yaitu ice green tea.

Untuk yang lainnya seperti Kak Bima, Arga dan Sesil sudah pasti pesan yang normal-normal saja. Kayak jus alpukat, lemon tea, dan leci yakult. Berbeda denganku yang tidak pernah absen dari minuman atau makanan berwarna hijau itu.

Dan kini, saat semua sedang enak-enaknya menikmati pesanannya masing-masing. Ada Arga yang menyudahi kegiatan makannya dikarenakan perutnya terasa mual.

"Gue udahan makannya. Mual." Ucap Arga sambil menyingkirkan mangkuk cream soup dari hadapannya.

"Mual banget?" Tanyaku khawatir akan kesehatannya. Dan Arga hanya bisa mengangguk.

Lantas aku pun langsung merogoh tas yang ku pakai untuk mengambil beberapa obat mag yang selalu ku bawa karena takut penyakitku yang satu itu kambuh.

"Nih, coba sekarang lo minum dulu sebelum makan. Ayo!" Suruhku padanya yang sempat ogah-ogahan.

Setelah Arga meminumnya, aku langsung menyuruhnya untuk makan kembali kalau bisa sampai habis. Karena setelah makan aku akan menyuruhnya lagi untuk minum obat meriangnya.

Arga yang masih merasakan gejolak pada perutnya itu pun jadi kurang selera makannya, dan aku hanya bisa bilang "pelan-pelan, nanti juga habis." Karena aku juga merasakan hal yang sama saat penyakit jelekku itu kambuh.

Dilihat aku, Sesil, dan Kak Bima yang makanannya sudah habis dan tinggal Arga seorang saja. Membuat Kak Bima menggoda Arga.

"Cepet anjir habisin! Biar lo bisa minum obat, terus bisa lagi tuh akting kayak di drakor-drakor yang minjemin jaketnya demi ayank." Goda Kak Bima di akhiri kekehan.

"Berisik lo! Ayank-ayank, muka lo mirip kuyang." Sewot Arga setelah digoda.

"Yeh, makan dulu tuh habisin. Baru bales gue."

Arga pun yang dari tadi makan dengan selera yang kurang akhirnya berhasil juga menghabiskan satu mangkuk cream soup pesanannya.

"Nah, sekarang nih minum!" Suruhku tanpa banyak basa-basi dan Arga hanya bisa menurut saja.

Di situasi ini pun aku juga bisa mendengar bisikan dan kekehan dari pasangan yang statusnya enggak jelas itu. Seperti, "kalau sama pawangnya mah nurut aja ya, Sil!" Dan Sesil hanya bisa mengangguk sambil sedikit terkekeh.

Arga yang mungkin juga mendengar obrolan mereka berdua pun langsung menengok dan melemparkan tatapan tajam ke arah teman laki-lakinya yang sering diincar-incar oleh teman perempuanku.

"Ngomongin gue kelar hidup lu, Bim." Kak Bima hanya melemparkan tawanya saja.

Kita berempat pun setelah selesai makan dan ngobrol-ngobrol singkat sebentar, akhirnya memilih pulang karena Bima yang mau mengantarkan Arga pulang juga ada urusan lain.

"Yaudah, hati-hati!"

"Iya Kak Bim, bawa mobilnya jangan ngebut-ngebut. Inget ada aku di sini yang belum jelas statusnya apa dengan dirimu!" Ucap Sesil yang membuatku mengusap wajahnya asal, "halah."

Dan mereka berdua pun pamit dari dalam mobil yang kacanya setengah terbuka itu.

"Duluan Rein, Sil!" Teriak Kak Bima dari dalam sana disusul Arga, "duluan ya."

Aku hanya mengangguk dan Sesil yang berada di sampingku masih excited melambaikan tangannya pada mobil hitam yang sudah mulai  berjalan keluar meninggalkan tempat.

"Udah. Kak Bimanya juga udah pergi." Ucapku yang membuatnya berhasil menurunkan tangannya dari kegiatan melambaikan tangan pada Kak Bima.

"Ihh, rusuh banget sih lo! Pulang sana sendiri. Enggak usah nebeng, nebeng gue!" Ucap Sesil yang lupa kalau dia 'lah yang sebenarnya nebeng denganku. Sampai saat ia di depan motorku itu, ia berhasil membuatku tertawa.

"Gak usah ketawa! Gue lupa."

"Ada ya orang kayak lo?"

"Ya adalah, kalau gak ada gue, kasian tuh Kak Bima. Semasa hidupnya jadi jomblo akut."

Percaya diri sekali dia. Status belum jelas sudah ngaku-ngaku jodohnya Kak Bima.

Sip lagi mood.
Semoga yang baca mood juga :v

Jangan lupa pencet bintangnya dipojok kiri bawah ya! Dan share serta komen juga gengs.

Follow instagram
@penulismoodyan

Salam manis,
Penulis Moodyan.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Feb 11, 2022 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Fill in My JournalWhere stories live. Discover now