s e n j a

62 19 10
                                    

Sekali lagi, aku remuk. Merangkak kembali berlindung di punggung langit sore ini.

Cerita itu tak pernah kusampaikan padamu.
Dua tiga kali berusaha, aku tau ini bukan lagi waktunya basa basi.
Usahaku dibayar tuntas dengan kecewa oleh semesta.
Saat aku memutuskan menjauh, rasanya aku tak punya banyak jalan lain.

Hei, Senja!
Kita bertemu lagi.
Maafkan nadaku yang terdengar janggal, tapi perasaan ini terlalu sulit untuk aku tanggalkan.
Maaf, aku sudah tidak mau berusaha untuk menutupinya.

Senja, bagaimana pendapatmu?
Luka itu kembali saat aku belum siap.
Lihat, dia memaksaku untuk menyengsarakan hidupku sendiri.
Memerangkap aku dengan pesona,
menyisakan tawa dan lara bersebelahan.

Aku ingat persis, Senja pernah mengingatkan,
"jangan jadi bodoh karena cinta. Sesungguhnya hanya kamu dan hatimu yang bisa mengaturnya."

Aku tertawa miris. Senja memeluk aku.
Konyol sekali memikirkan seseorang yang sama sekali tidak peduli.
Aku tak pernah merasa segawat ini sebelumnya.

Senja, katakanlah,
aku harus apa?

19/5/2020

[3] Aksara, Rasa, Asa | ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang