⚠️15+ Area! Bullying - mental disorders - harsh words - blood - some crimes are here - please be smart !
____________
Tentang Zivana dan Samahita-si pencinta teh dan si mantan mafia yang doyan nyimpen susu cokelat dalam botol amer-dua orang dengan p...
Holaaa balik lagi ... Jangan lupa apresiasinya. Oh iya, baca cerita ini jangan loncat-loncat karena setiap part mengandung teori.
Aku bakal post bonus dari chap 29 di instagram (ini entah bakal aku jadiin bonus/aku jadiin scene u chap selanjutnya). Jadi yang blm follow silakeun difollow. Yang baca part 25 juga masih dikit, jd marii dibaca yaah. Jangan loncat-loncat.
Ramaikan chapter ini.
~ selamat membacaa ~
Chap 29| Semua Berhak Bahagia
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Tidak apa-apa hari ini buruk. Tidak apa-apa istirahat sebentar asal jangan pernah berhenti untuk menemui harapan-harapan yang pernah kita semai.” —Tentang Kita; Yuanfen
“Gue beneran nggak sadar kalau kita satu sekolah Rum, dunia ternyata sempit banget ya,” ungkap Zivana sembari sibuk meresume buku parenting anak yang dia comot dari rak buku perpus setengah jam yang lalu.
“Lo tu yang ansos sampe nggak tahu kalo kita satu sekolah,” komen Sarum sambil membolak-balik halaman buku pengantar ilmu komunikasi. Nanti sore kelasnya akan UAS. Ya minimal harus baca-baca sedikit supaya tidak bopong waktu mengerjakan soal.
“Ya sekolah segede itu untuk ukuran manusia kayak gue, mana tahu gue kalo lo ada di sana. Dan kalo lo tahu gue sekolah di sana, ya lo harusnya juga tahu gimana kehidupan gue di neraka itu. Bisa lulus aja syukur alhamdulillah, nggak sempet nengok kanan-kiri nyari temen. Lagian mana ada yang mau temenan sama gue.”
Mendengar curahan hati Zivana membuat perasaan Sarum meremang seketika. Tak ingin mengingat masa itu dia lantas mengalihkan topik. “Lo ngapain deh dari kemarin kerjaannya baca buku parenting anak terus. Lo mau nikah muda?”
Tercekatlah tenggorokan Zivana. Gadis beriris cokelat madu itu hanya terkekeh gagap sambil menutup bukunya dan beranjak pergi. “Gue duluan ya Rum, kelas gue mau mulai UAS. Bye .....”
Sarum hanya geleng-geleng kepala. Entahlah, sikap Zivana aneh dari beberapa hari yang lalu. Bukannya membaca buku-buku pelajaran untuk persiapan UAS, gadis itu malah membaca buku Kiat-Kiat Sukses Jadi Istri Yang Disayang Suami, Membangun Rumah Tangga Yang Damai, Cara Mengasuh Anak, dan buku sejenis lainnya.
Sarum berjalan santai mengembalikan buku yang baru dibacanya ke rak. Dari celah-celah buku, dia mendapati wajah Caramel lengkap dengan senyum culasnya.
Sambil menunjukkan layar ponselnya, Caramel berujar, “Gimana kalo ini gue post di base kampus? Hancur deh masa depan tu cewek.” Lalu tergelak dengan tampang yang minta digampar.
Sarum terbelalak kaget, dia hendak merampas ponsel Caramel tapi kalah cepat— beberapa buku di depannya jatuh berserak di lantai. Suaranya lantas membuat beberapa orang di sekitar mereka menoleh dengan ragam ekspresi.