BAB 13

52.1K 3.9K 406
                                    

Hai semuanya yang kangen sama Bang Rian :)

Tekan bintangnya dulu ya sebelum baca :)

Tekan bintangnya dulu ya sebelum baca :)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Meysa

Aku selalu suka dengan pemandangan di depanku setiap kali membuka mata di pagi hari. Punggung Rian selalu memanjakan kedua mataku yang tanpa sadar membuatku tersenyum melihatnya. Rian benar saat dia berkata akan membuat tato yang akan aku sukai selamanya setelah dia berhasil menghapus seluruh tatonya.

Tato bertuliskan "Meysa's Husband" di punggungnya nyaris membuatku gila. Hanya tato kecil, tapi mampu membuatku merasakan kebahagiaan yang luar biasa.

Aku bergerak maju, mencium lembut tato tersebut yang membuat Rian sedikit bergerak dari tidurnya. Dia berbalik dengan muka bantalnya, mencoba untuk menatapku.

Sudah satu tahun aku dan dia menjalani rumah tangga di tempat yang baru. Setelah dia menyerahkan tabungan untuk membeli rumah beberapa bulan yang lalu, Rian langsung mengajakku pindah dari apartemennya. Nggak perlu waktu yang lama, apartemennya segera terjual dengan harga yang lumayan tinggi. Sehingga bisa menambal tabungan rumahnya yang nyaris kosong.

"Uang hasil jual apartemen nggak akan aku pakai apa-apa. Aku akan pakainya untuk anak kita sekolah nanti," ucapnya waktu itu yang membuatku nyaris menangis.

Rian sangat menginginkan kehadiran anak di antara kami. Dia selalu antusias ketika membahas anak kecil atau menonton acara televisi yang isinya tentang anak kecil atau bayi. Dia akan betah sampai berjam-jam memandangi foto-foto bayi yang ditemukannya di Instagram. Dia nggak akan bisa diganggu ketika sedang asyik membaca nama-nama bayi di internet.

Meskipun Rian nggak secara terang-terangan bilang ke aku pengin banget punya anak (terakhir kali dia bilang pengin punya anak, waktu di acara akikahan temannya yang sudah lama sekali), namun aku tahu bahwa Rian benar-benar menginginkannya.

Menyadari Rian yang ingin punya anak dari pernikahan kami, membuatku sedikit merasakan kekhawatiran sejak beberapa minggu terakhir. Ada juga perasaan takut seandainya harapan dan keinginan Rian sulit untuk dicapai. Mengingat aku dan dia yang selalu melakukan hubungan intim, tapi sampai sekarang aku belum merasakan tanda-tanda kehamilan.

Aku pernah membaca sebuah artikel yang berisi tentang semakin sering berhubungan intim, peluang hamil semakin besar. Walau nggak selamanya begitu (ada juga yang sekali, bisa langsung hamil), aku rasa usahaku dengan Rian harusnya membuahkan hasil. Aku dan Rian melakukan hubungan intim setidaknya dua kali dalam seminggu. Dalam kondisi yang fit dan nggak ada keterpaksaan sama sekali.

"Jam berapa, sih?" kedua mata Rian sudah sepenuhnya terbuka. Dia menatapku hangat. "Udah adzan Subuh belum?"

"Udah deh kayaknya," aku melirik jam yang ada di atas nakas di samping ranjang.

My Hottest Husband [Hottest Series#2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang