Thea mau menangis mengingat perjuangannya bersama Mira, Mira lah mengajarkan arti kehidupan. Kalau tidak ada Mira saat itu mungkin Thea tidak seperti sekarang.

Jari-jari Mira tiba-tiba bergerak, Thea menyadari itu menekan tombol yang memanggil dokter. Mira mencoba mengedipkan matanya biar penglihatannya sempurna. Pandangannya ke langit kamar yang berwarna putih, bau obat-obatan memenuhi penciuman hidungnya. "Rumah sakit," gumam Mira.

Mira menghadap ke samping ada Thea berdiri dengan senyuman yang tulus dan ada bekas air mata. "Thea menangis," ujar pelan Mira namun Thea mendengar apa yang diucapkan Mira.

Thea menghapus jejak air mata yang ada di pipinya. Dia tidak mau membuat Mira sedih dengan keadaannya. Tidak lama kemudian dokter dan suster datang, mereka memeriksa keadaan Mira.

"Keadaan pasien mulai baik, usahakan pasien tidak banyak pikiran dan jangan telat makan," ucap dokter lalu meninggalkan ruangan itu.

"Kakak mau apa," tanya Thea.

"Ha...us." ujat Mira dan Thea langsung memberi segelas air kepada Mira.

Keheningan menghampiri mereka tidak ada satu suara keluar dari mereka. Matahari bersinar dari luar, pandangan Mira tertuju ke luar jendela. Cahaya matahari menembus jendela kamar sehingga ada cahaya yang masuk.

"Kak, kakak lapar gak?" tanya Thea menghampiri Mira, Mira menjawabnya dengan mengangguk.

Saat mau menyuapkan makanan ke Mira, tiba-tiba pintu terbuka terlihat seorang cewek membuka pintu dengan kasar. "Mira...kok bisa ini terjadi," teriak cewek itu, Mira yang sedang diteriaki menutup telinganya dengan tangan.

"Kak Sophia, ini rumah sakit bukan hutan. Jadi kakak tidak perlu teriak," Thea menghela nafas melihat kelakuan sahabat kakaknya itu. Sophia cengesan mendengan perkataan Thea itu dan menunjuk jari membentuk huruf V.

*****
Suara di kamar rumah sakit kembali hening, Mira sudah tidur dari 20 menit yang lalu setelah meminum obat. Thea masih betah duduk di samping brankar Mira sembari memainkan hpnya sedangkan Sophia duduk dengan gelisah.  "Kenapa sih kak," ujar Thea melihat Sophia yang duduk dengan tidak tenang.

"Ini lho, adik kakak tinggal sendiri di rumah, kakak mau menjaga dia tapi gak enak kalau ninggalin Thea sendirian," ucap Sophia.

"Yaelah kak, santai aja kali. Kakak pulang aja, Thea sendiri tidak apa-apa kok."

"Benar ya, kakak pulang dulu kalau titip salam sama Mira ya." Sophia pergi meninggalkan ruangan itu dan suasana kembali tenang. Thea yang ditinggal sendirian memilih untuk tidur di sofa yang tidak jauh dari brankar Mira, tidak lama itu ia memejamkan mata dan melayang ke alam mimpi.

*****
"Clara, kenapa kamu memanggilku?" tanya seorang cewe dan pandangan tertuju di depan tidak ada yang berubah saat terakhir kali ia menginjakkan kaki disini walaupun sudah pernah melihat pemandangan ini tidak membuat ia bosa melihatnya.

"Pertemuan kemarin aku lupa bilang sesuatu kepadamu Mir, kamu harus mencari perpustakaan tua dan temukan sebuah buku tentang clairvoyant. Buku itu akan membantumu untuk menggunakan kekuatanmu," ujar Clara sembari menghampiri Mira.

"Tapi bagaimana kalau buku itu hilang atau mungkin sudah diambil orang?"

"Buku itu hanya clairvoyant yang mengetahui keberadaan buku itu tapi karena buku berada di sebuah toko maka hanya pemilik yang bisa melihat. Oh ya setelah itu kamu akan membantu seseorang cowok untuk menemukan adiknya dengan membantu cowok itu, rahasia yang belum kamu ketahui satu persatu akan terbongkar dan kalian akan saling menguntung satu sama lain."

"Clara, apakah kita tidak bisa berkomunikasi di dunia nyata?"

"Bisa tapi mungkin aku tidak bisa berbicara dengan waktu yang lama seperti makanya aku memanggil di bawah alam sadarmu."

Tiba-tiba Mira menghilang dari tempat tadi, ia tidak berakhir seperti waktu itu. Mira sudah ada di dunia nyata, ia mengerjapkan matanya lalu melihat ke sekitar dan pandangannya terjatuh ke sebuah jam yang menunjukkan pukul 02.00 wib. Terlalu masih pagi untuk beraktivitasi dan ia memutuskan untuk melanjutkan tidurnya.
______________________________________
"Terkadang sebuah cobaan akan membuat kita belajar arti kehidupan sebenarnya, dengan bertambahnya cobaan akan membuat kita mengerti untuk berpikir dewasa."
~Chairani Mira Asyira~
______________________________________
***
Hai readers!!!
Entah mengapa aku ada mood untuk menulis dan beruntung ceritanya dalam sehari siap, tidak seperti biasanya yang perlu berminggu-minggu untuk menulis.
Oh ya jangan lupa vote dan komen dan jangan menjadi pembaca gelap yang tidak tidak meninggalkan apapu. Kek ditinggal pas lagi sayang-sayangnya iwwwww.

Salam hormat

Mettasya

ClairvoyantTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang