Jaemin kayanya pacar yang benar-benar melindungi pasangannya dengan baik, sungguh perhatian dan sangat menggemaskan—pikir Nara

"Udah sampai Nar, nanti kita ketemu di kantin ya," ujar Jaemin dan Nara mengangguk tipis lalu meninggalkan Jaemin di luar kelas fisika

"Anjay, udah dianter sama doi aja nih," sindir Somi sembari menatap temannya lekat

"Apaan sih lo bacot!" ketus Nara dan Somi terkekeh kecil mendengar respon dari Nara, galak sekali

"Jangan galak-galak kanjeng ratu," tegur Somi dan Nara mendengus kasar, lelah berteman dengan Somi

Tanpa Nara sadari, Jaemin masih setia menatap lekat perempuan yang ia gebet sekarang, entah ini perasaan biasa atau lebih, tetapi Jaemin sangat tertarik dengan pesona Nara, unik dan berbeda dari yang lain

"Kamu bakal jadi milik aku, tunggu aja ya Lee Nara," gumam Jaemin lalu tersenyum tipis

Ia sudah memastikan Nara duduk dengan selamat, sekarang, duduk saja ia perhatikan bagaimana nanti

Lalu ia memutuskan untuk masuk ke kelasnya, mungkin kembarannya sudah menunggu, ia melangkahkan kakinya untuk masuk ke kelas

Baru saja ia masuk tetapi tiba-tiba, ia sudah dicegat oleh beberapa cewek yang sepertinya mantannya tapi Jaemin lupa dan ia tidak peduli

"Jaemin, kita jadi jalan barengkan?"

"Jaemin, kamu udah janji loh bakal nganterin aku ke mall buat shopping,"

"Jaemin, temenin aku aja, mau aku kenalin ke mamah, gimana?"

Jaemin hanya menatap datar beberapa cewek tersebut, "Maaf, gua lagi gak ada waktu dan jangan ngaku-ngaku gue pacar lo lagi." ketus Jaemin

"Jaem, kok kamu gitu sih kan kita udah jadian?" protes salah satu perempuan di hadapan Jaemin

"Please! jangan ngaku-ngaku ya lo, gua gak pernah bener-bener nembak lo, jadi lo minggir gua mau jalan!" sarkas Jaemin

"Jaem—"

"Lo bisa minggir gak sih? udah dibilangin loh dari tadi," Jeno udah turun tangan, ia tidak menyukai keributan, apalagi keributan yang disebabkan oleh kembarannya sendiri

Jeno malas mendengar para perempuan mengaku-ngaku dan mengemis cinta pada Jaemin, jelas-jelas Jaemin memperlakukan mereka kaya sampah, masih aja diharapkan

Jaemin tidak memperdulikan ketiga perempuan dihadapannya, ia langsung menerobos dan rasanya i sangat berterima kasih kepada kembarannya, Jeno

"Lo bertiga mending keluar, penghancur suasana aja tau gak," ketus Jeno

Mau tidak mau ketiga perempuan tersebut keluar dari kelas Jaemin dengan perasaan kesal serta menghentakkan kaki mereka

Jeno kembali duduk di sebelah Jaemin dan menatap adik kembarnya tajam, "Lo sampe kapan main cewek terus, huh?"

Jaemin diam saja, ia malas berdebat dengan kembarannya karena pasti ia yang kalah, Jeno memiliki seribu satu cara menjawab perdebatan mereka

"Jaem, gua nanya sama lo, gak sopan didiemin," omel Jeno datar, Jaemin menghela nafas kasar

"Udah gak Jen, gua mau berubah," jawab Jaemin singkat tanpa berniat menatap ke arah Jeno sekalipun

Jeno menghela nafas kasar, "Tiap hari lo ngomong kaya gitu tapi lo gak pernah berubah, mau gua kasih tau bunda tentang kelakuan lo di sekolah?" tanya Jeno pasrah

Jaemin menatap tajam kakak kembarnya itu, "Inget kesepakatan kita, lo jangan pernah bongkar semua kelakukan gua di sekolah dan sebaliknya," tekan Jaemin tajam

Playboy | Na JaeminOnde histórias criam vida. Descubra agora