#28 : Drama

4K 473 165
                                    

Karena aku baik hh, aku double up. Horeeee! Aku suka reaksi kalian, sama yang minta double up:)

Di part ini aku pake bahasa baku oke? No bacot-bacot, wkwk
Ok, lanjoottt!

Happy reading!











Yana menuruni tangga tergesa-gesa, air mata nyaris tumpah tapi ia tahan menumpuk di pelupuk mata. Hidung nya memerah, pipi gadis itu lebam.

"T-TOLONG!! hiks TOLONG!" teriak Yana tak tahu kemana arah kaki nya membawa tubuhnya pergi, air mata sudah meluncur bebas detik ia berteriak frustasi. Seragam nya kusut bernoda darah, Yana terisak seraya berlari.

Percuma, bel pulang sekolah sudah lama berbunyi, semua orang mungkin sudah pulang. Tak ada harapan..

"Tolong hiks, t-tolong Jennie, dia- dia sakit... TOLONG!" tak berhenti, suara Yana menggema dilorong sekolah. Wajah nya pucat pasi, ia berhenti lalu merogoh saku nya.

Polisi atau ambulans? Ia harus menelepon yang mana terlebih dahulu? Yana bingung, akhirnya ia menelepon polisi terlebih dahulu, kemudia menelepon ambulans.

"Nak Yana, kamu ngapain disitu? Yaampun, kenapa nak?" Pak Donghae menepuk bahu Yana yang bergetar, satpam itu berjongkok agar bisa menatap wajah sembab Yana.

Ia terkejut mendapati gadis pucat itu berlumur darah. Segera Pak Donghae mengusap wajah Yana lembut.

"P-pak, temen saya hiks.. Jennie" Yana menangis tersedu-sedu, membuat kening Pak Donghae berkerut. Barulah ia tersadar, segera ia membopong Yana mengikuti langkah gadis itu agar menemui temannya.

Mata Pak Donghae terbelalak kaget, ia kenal gadis ini. Jennie Kim- anak kelas 12 IPA 2 teman sekelas Yana- tergantung di toilet, lehernya diikat dengan tali tambang, tangan nya tergores tepat di area nadi. Seragam Jennie penuh darah, ia meninggal.. mengenaskan.

Setelah polisi datang, Jennie diturunkan dengan hati-hati, tubuhnya diautopsi, dibawa kerumah sakit.

Yana dengan seragam bernoda nya menangis tak berhenti, ditenangkan oleh ibu nya. Disamping gadis itu orang tua Jennie juga ikut menangis. Mereka ada dirumah sakit, menunggu hasil autopsi.

"Yan, kenapa bisa? Jennie ga pernah ngeluh, dia ngga pernah cerita ada masalah sama tante, kenapa Jennie-"

"Tan, Jennie ga mungkin bunuh diri, aku liat Jennie baik-baik aja hiks" Yana tak berhenti mengeluarkan air matanya.

"dia ketawa, ribut, kayak biasa, gak mungkin.. Dia ga keliatan punya masalah, Jennie juga ngga pernah cerita, dia baik-baik aja, tapi.." kalimat nya menggantung, Yana tidak bisa meneruskan.

Tungkai nya melemas, Seulbi menyuruh Yana beristirahat lalu menelpon Lisa untuk menemani gadis itu.

Sekolah mendadak ramai, toilet wanita dikerumuni, sekilas mendengar berita bunuh diri seorang siswi membuat banyak orang kembali ke sekolah.

**

"Pembunuh apa nya, aku bukan pembunuh!!!" teriak Tiffany frustasi, wajah nya banjir air mata. Baru tadi, beberapa jam yang lalu ia bahagia, merasa berharga, kenapa sekarang malah dihempas?

Nyeri, cemburu, dendam, semua menjadi satu. Tiffany menatap semua nya satu persatu, wajah nya memiaskan penderitaan yang kentara, gadis itu kian melemah karena tatapan mengintimidasi dari semua orang, mereka menatap Tiffany... tak menyangka.

Ia dibutakan rasa cemburu saat Lino menceritakan kakak perempuan nya yang sekarang tinggal di Kos-kosan. Sewaktu pria itu berlibur di Aussie dan bertemu Tiffany, Tiffany merasa ia menemukan titik terang nya. Ia merindukan laki-laki itu, mereka semua..

[✓]KOS KOSAN GUVLUKTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang