Ch. 13

747 100 10
                                    

Menilik kembali penampilanku di kaca spion dalam mobil, aku berharap Travis tidak akan menilaiku berlebihan karena dress musim panas yang kukenakan kali ini. Dress kuning bertali spaghetti dengan panjang selutut ini membuatku tampak begitu anggun sekaligus santai dalam waktu yang bersamaan. 

Tidak tahu mengapa, tetapi hari ini aku ingin terlihat cantik di hadapan Travis. Dan karena itu, aku memilih menggunakan dress yang akan memberiku kesan feminim seperti ini.

Membuka pintu mobil, selanjutnya aku turun dan mengetuk pintu rumah Travis. Tak lama, munculah Nana dengan senyum khas keibuannya, memberiku pandangan kagum sekaligus pandangan menggoda padaku, membuatku merasa malu dibuatnya.

"Apa aku hidup di surga sekarang? Bagaimana bisa seorang bidadari muncul di depan rumahku seperti ini?" Aku tertawa kecil mendengar godannya itu.

"Nana, kau terlalu berlebihan," balasku, kemudian memberinya sebuah senyuman. Dengan bersemangat, ia meraih tubuhku ke dalam pelukannya.

"Ah... Aku merasa begitu bersyukur karena kau hadir di kehidupan cucuku, Travis... Rasanya dia terlihat baik, bahkan lebih baik sekarang." Aku membalas pelukannya dengan erat.

Nana tidak tahu jika aku merasa sama bersyukurnya dengannya ketika bisa bertemu dengan cucunya, Travis, karena berkatnya, aku merasa lebih hidup sekarang.

"Kau tahu? Sejak tadi ia terus saja sibuk menyisir rambut barunya, sepertinya ia masih belum bisa menyesuaikan penampilannya sekarang. Oh iya, apa itu idemu untuk memotong rambutnya seperti itu?"

Rasanya aku jadi takut melakukan kesalahan dengan membujuk Travis memangkas rambutnya. Namun, selanjutnya perkataan Nana membuatku tenang.

"Aku dan Bianca mati-matian mencoba membuatnya menuruti permintaan kami untuk memangkas rambutnya sedikit saja. Terkadang kami bahkan memerlukan waktu yang cukup lama untuk menemukan keinginannya untuk bisa membawanya membenai rambutnya. Sementara kau? Bagaimana kau bisa melakukannya dengan sangat mudah?"

Aku tersenyum kecil mendengarnya.

Apa kau akan menyukainya?

Kalimat yang diucapkan oleh Travis itu tiba-tiba saja muncul di kepalaku. Aku tidak percaya jika alasan bersedianya dirinya untuk melakukan pangkas rambut adalah karena pikirannya mengenai diriku yang akan menyukainya. Hal ini tentu menjadi sesuatu yang istimewa untukku, apa lagi mengetahui jika Bianca dan Nana begitu kesulitan untuk membujuknya, sementara aku dapat melakukannya dengan cukup mudah.

"Tidak begitu juga, Nana. Sama seperti Nana dan Bianca, aku juga perlu memaksanya terlebih dahulu." Ia tertawa kecil, membuatku ikut tertawa bersamanya.

"Oh, Annie sudah datang? Kelihatannya kalian sedang mengobrolkan hal yang seru sekali." Dari dalam rumah muncul sosok Bianca yang tersenyum dengan hangatnya, sebelum kemudian membuka lengannya untuk memelukku.

"Rasanya sudah lama sekali aku tidak bertemu denganmu, dan entah mengapa aku jadi sangat merindukanmu," bisiknya di telingaku.

"Aku juga," balasku cepat.

"Kau pasti sudah lama menunggu ya? Ah... Kalau begitu aku akan memanggil Travis terlebih dahulu. Aku tidak tahu mengapa ia begitu sibuk memikirkan penampilannya akhir-akhir ini, tetapi sepertinya sudah jelas bukan alasan dibalik itu semua? Haha...  Ah... Tunggu sebentar aku akan memanggilnya..." Ia melepaskan pelukannya padaku, kemudian berlalu pergi untuk masuk ke dalam rumahnya.

Aku tidak menyangka jika Travis melakukan hal yang sama seperti apa yang kulakukan, memedulikan penampilan kami ketika bertemu satu sama lain.

Selanjutnya, aku mengobrol kecil dengan Nana sembari menunggu kemunculan Travis.

Travis Mason [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang