6 (First meeting)

Start from the beginning
                                    

"Pecat aja udah orang nggak on time kayak gini sih..". Tambah Brian semakin beringas.

Danang yang kebetulan duduk disamping Brian pun hanya bisa geleng-geleng kepala melihat emosi pria itu yang meledak-ledak.

"Yaudah sih bang.. orang dibilang kena macet juga..". Ucap pria berkaos hitam tersebut untuk meredakan emosi sang bassist.

"Nggak bisa gitu dong! Ini namanya nggak profesional! Harusnya kalo janjian jam 5 dia berangkat dari jam 4.. gimana sih.."

Jae yang merasa tidak enak hati kepada Bella karena keributan yang diciptakan oleh Brian lantas melihat wanita disampingnya itu dengan tatapan meminta pemakluman.

"Maafin temen gue ya.. lagi banyak masalah dia jadi agak sensi". Bisiknya sungkan yang kemudian dibalas dengan kibasan tangan dari Bella.

"Nggak papa.. emang salah temen gue juga yang telat..". Tutur wanita itu lirih.

Sasa berlarian seperti orang kesetanan dari parkiran sampai kedalam gedung. Kedua sepatu pantofelnya kini sudah ia tenteng di tangan kiri sementara tangan kanannya tampak memegangi tas kerja. Wanita itu sudah tidak memikirkan hal lain selain harus secepatnya masuk ke ruang rapat karena clientnya sudah menunggu dan juga Bella yang mulai sewot dengan mengirimkan puluhan pesan untuk menyuruhnya segera datang.

Bruk!

Ditengah pelariannya tanpa sengaja Sasa menabrak punggung seorang pria yang tengah ngobrol-ngobrol ringan dengan pak satpam di loby.

"Eh sori-sori sep.. gue buru-buru.. maaf ya..". Ucap Sasa dengan nafas tersengal-sengal sementara Septian yang baru saja di tubruk dari belakang itu hanya mengamati penampilan berantakan Sasa dari atas sampai bawah.

"Lo kenapa? Dikejar begal lo?". Tanya Septian heran.

"Aduhh sori ya.. gue buru-buru nih mau rapat sama enam hari.. duluan ya". Balas Sasa lalu pergi begitu saja meninggalkan Septian menuju ruang pertemuan sambil berlari.

Namun sebelum masuk kedalam ruangan, wanita itu terlebih dahulu mengatur nafasnya agar tidak terengah-engah kemudian merapihkan penampilannya agar tidak terlihat berantakan.

"Selamat sore..". Sapa wanita itu setelah membuka pintu ruangan yang langsung di sambut dengan tatapan dari semua manusia yang berada didalam.

Melihat keberadaan Sasa spontan membuat Bella menarik nafasnya lega. Tetapi berbeda hal dengan para anak enam hari termasuk sang manager karena mereka semua masih memperhatikan kehadiran Sasa dengan dahi berkerut.

"Siapa yang ngundang guru privat?". Gumam Wirya sambil menepuk pelan bahu Surya.

Wajar saja pria itu bertanya demikian karena lagi-lagi Sasa pergi ke kantor masih dengan serangam dinasnya sebab tidak sempat berganti baju.

Bella yang mulai menyadari situasi pun segera bangkit dari duduknya lalu menghampiri Sasa yang masih berdiri di ambang pintu. Wanita itu segera merangkul bahu bawahannya tersebut kemudian mulai melemparkan senyuman manisnya kepada para pria dihadapan mereka.

"Kenalin, ini Sasa.. kepala bagian perlengkapan yang bakal ngurusin keperluan konser enam hari khususnya terkait barang-barang..". Ucapnya.

Para anak enam hari masih saja diam. Mereka saling melemparkan tatapan bingung satu sama lain yang kurang lebih maksudnya: nggak salah?

"Halo kak.. gue Sandy yang kemaren rapat sama lo..". Sapa Sandy ramah sekaligus untuk mencairkan suasana meskipun sebenarnya pria itu juga agak bingung dengan penampilan Sasa yang menurutnya sangat berbeda dari sebelumnya.

Mendengar sapaan dari Sandy kontan Sasa langsung menganggukan kepalanya. "Iya kak, gue inget kok.. dan maaf ya semua, kalo penampilan gue agak mengejutkan gini.. soalnya gue abis dari sekolahan.."

"Nggak nanya..". Jawab Brian sarkatis yang mana langsung mengubah suasana kembali menjadi dingin.

Mendengar perkataan sang Bassist yang dirasa tajam tersebut kontan membuat para anak enam hari langsung melihat kearah Brian yang kini tengah menatap Sasa dengan tajam.

"Waduh, perang udah..". Gumam Surya pasrah lalu mengusap rambutnya yang mulai gondrong itu dengan pelan.

Dan benar saja, sedetik kemudian Brian nampaknya sudah siap memulai peperangan. Khususnya dengan Sasa.

"Dari mana lo? Janjian jam 5 dateng jam 6? Lo pikir kita nggak punya kerjaan lain?". Cecar Brian tidak kenal ampun sementara Sasa hanya bisa cengo sendiri saking terkejutnya mendengar perkataan Brian. Namun meskipun begitu wanita itu mencoba untuk tetap tenang. Salahnya memang karena sudah datang terlambat.

"Iya kak.. sekali lagi gue minta maaf--"

"-- Maaf-maaf! Lo pikir waktu bisa di beli pake maaf!". Bentak Brian masih belum mau mengalah.

The ConcertWhere stories live. Discover now