Bagian 6

164 10 1
                                    

Zahra Pov

"Sudahku bersihkan tanganmu, sekarang Zahra kau istirahat lah"

"Tapi aku baik-baik saja Faraz"

Faraz menatap ku sambil memanggil namaku lembut. "Zahra"

Dengan terpaksa aku menuruti permintaannya itu. Ku langkahkan kaki ku menuju kamarku. Setelah sampai di kamar, ku duduki diriku di tepi kasurku. Ku lihat tanganku yang sudah di baluti perban. Aku tersenyum melihat itu. Bagaimana bisa aku seceroboh ini. Aura Ayaan benar-benar membuatku tidak sadar akan sekelilingku.

Aku begitu bahagia, perasaan ini datang karena Ayaan yang telah mengubah kesedihan ku menjadi kebahagiaan. Tidak ada yang tau perasaan ini, bahkan bayangan ku saja tak mampu untuk menebaknya.

"Zahra", panggil Faraz yang berada di baik pintu membuatku terkejut.

Dengan cepat aku mengambil posisi tidur, jika ia mengetahui aku sejak tadi belum terlelap maka akan ku pastikan dia akan menceramahiku. Dapat ku rasakan pintu kamarku terbuka, walau mata ku tertutup tapi aku dapat merasakan kehadiran Faraz.

Aku merasakan tangan hangat nya itu mengelus pucuk kepala ku. Tidak tau mengapa aku merasakan kehangatan yang lebih di sana, seakan aku merasakan tangannya itu adalah usapan dari kedua orang tuaku. Faraz, dia sekarang ini sudah menjadi seorang kakak untukku. Walau dulu aku dan dirinya itu tidak dekat. Tapi seiringnya waktu kami berdua menjadi dekat, contohnya sekarang ini.

"Selalu tersenyum Zahra", ucap Faraz lalu pergi meninggalkan ku.

Setelah ia berlalu pergi dan menutup pintu kamarku, tanpa sadar senyuman di bibirku terukir begitu saja. Aku dapat melihat ketulusannya kepadaku, kasih sayangnya benar-benar membuatku nyaman.

🍃

Sirna senja membuat siapa saja terpukau karna warnanya yang indah. Dia mampu menciptakan suasana yang beragam untuk para ciptaan tuhan yang tengah memiliki suasana hati yang beragam pula. Bisa saja saat ini ada seseorang yang sedang bersedih, maka senja ini akan berkesan menyedihkan. Atau bahkan saat ini suasana hatinya sedang berbahagia, maka kesan senja ini akan indah dan menyenangkan.

Contoh-nya saja diriku ini. Aku sangat bahagia melihat senja ini. Hadirnya mampu membuatku tak bisa berpaling darinya. Tapi jangan menyuruhku untuk memilih antara Senja dan Ayaan, sudah tentu aku akan memilih Ayaan. Dia adalah ciptaan tuhan yang tak bisa ku alihkan.

Setelah beristirahat aku mencari Faraz. Ia sama sekali tidak terlihat, lalu ku putuskan untuk turun ke bawah sambil menikmati senja. Aku sudah menikmati senja dari atas apartement ini. Sudah tentu aku akan mencoba kenikmatan senja ini dari bawah. Sesampainya aku dibawah, kepala ku ini tidak henti-hentinya mendongak untuk melihat sang cakrawala. Hingga aku tidak sadar bahwa ada mobil terpakir di depanku.

Aku mendekati mobil itu, berniat untuk bercermin di kaca mobil yang ada di depanku ini. Ku lihat diri ku sudah terpantul di kaca mobil, sebenarnya aku tidak dapat memastikan apakah ada seseorang di dalam sana, karena kaca ini tidak tembus pandang hingga aku bisa melihat keadaan di dalam. Tapi tidak menjadi masalah, aku kembali fokus dengan diriku. Ku lihat rambutku yang berantakan, ini sangat menyebalkan!

"Hai, apa yang kau lihat? Dengar ya, jangan menatapku seperti itu!", ucapku dengan diriku sendiri yang terpantul di cermin.

Aku melakukan berbagai gaya di depan kaca mobil ini. Aku juga senyum-senyum sendiri ketika aku memperbaiki rambutku. Namun tiba-tiba saja kaca mobil ini terbuka dan menampilkan seseorang yang ada di dalamnya.

Love in Ayaan ZubairTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang