Part 26 : Terkuak

24 4 0
                                    

Richard inget semuanya.
Gue nggak tau harus ngelakuin apa lagi, gue gak mau sampai kehilangan Richard, gue cinta banget sama dia, setelah susah payah gue dapatin Richard. Gue setiap hari datengin gedung itu sama Vania, gue terlalu terobsesi sama dia.

"Gue nggak boleh ngebiarin Richard inget semuanya, gue gak boleh ngebiarin, Tasya ... Tasya ... pikir, cepat berpikir!" ucap Tasya dalam hati.

Kalau misal gue nggak bisa ngedapetin dia, gue setidaknya bisa musnahin Audrey. Karena saat Audrey deket sama Richard, hati gue sakit banget, dan gue mau bunuh Audrey supaya Richard nggak bisa sama sama lagi sama Audrey.

Karena ngebiarin itu semua sama aja kebohongan gue terungkap, dan gue hidup sebagai pembohong, gue gamau kalau Richard bersama terus sama Audrey, sama kayak nyayat hati gue sendiri.

Terus, Richard sama gue ketemuan di taman, dan gue habis akal mau ngelakuin apa lagi ke dia. Mau gue pengaruhin, Richard udah inget semuanya, yang kena malah gue sendiri. Gue buat rencana busuk buat nyulik Audrey dan nyiksa Audrey saat itu, tapi gue kelepasan karena emosi gue jadi gue pengen bunuh Audrey.

***

Saat berjalan-jalan, Tasya sedikit gelisah karena apa yang ia rencanakan tidak sesuai dengan harapan. Setelah mereka selesai jalan-jalan, Richard ijin ke toilet.

"Sayang, aku ke toilet bentar ya. Kamu tunggu di sini."

"Oh ya udah, cepet balik ya jangan lama-lama."

"Oke siap." Jawab Richard.

Tasya hanya berpikir dan berpikir.

"Ini nggak bisa didiemin, Richard udah tahu semuanya. Cepat atau lambat Richard pasti bakal bersikeras nemuin Audrey bagaimanapun caranya. Apalagi mereka satu sekolah. Untung aja sekarang masih libur. Tapi dua hari lagi kan mereka bakal ketemu. Yah gimana dong ni? gue harus gimana ya?"

Tasya berjalan mondar-mandir.

"Aha, gue punya ide. Tasya, Tasya. Otak lo masih bekerja juga ya." Kata Tasya pada dirinya sendiri.

Setelah itu ia segera mengetik nomor di ponselnya.

Terlihat Richard sudah selesai dari toilet. Ia menuju ke arah Tasya, tapi langkahnya seketika terhenti saat tahu Tasya sedang sibuk mengetik sebuah nomor. Sela itu Tasya menghubunginya. Richard curiga dan ia menguping pembicaraan Tasya.

"Eh, gue ada tugas buat lo."

"Apa bos?"

"Sini woy, dengerin baik-baik ya."

"Siap bos."

Beberapa saat setelah Tasya menjelaskan, orang tersebut bertanya, "tapi ada bayarannya gak nih?"

"Udah masalah duit mah tenang aja. Gue gak pernah bohong sama lo."

"Iya deh iya, siap bos."

"Oke good."

"Sekarang tugas gue adalah membuat Richard semakin sibuk. Pokoknya jangan sampai Richard tahu kalau gue mau menjebak Audrey. Gue mau bikin perhitungan sama dia. Gue nggak mau kalau sampai mereka tetap bersatu lagi. Gue mau Richard jadi sepenuhnya milik gue. Audrey, tenang aja maut akan segera menjemput lo." Kata Tasya sambil tersenyum licik.

"Tasyaa ... lo harus bisa musnahin si Audrey sialan itu, dia itu pengacau hidup lo sya .... " Ucap Tasya pada diri sendiri.

Fated Destiny [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang