*happy reading man teman*
Hembusan angin malam kini menerpa Ali dan juga prilly. Malam juga telah membuat mereka saling diam dan menikmati hembusan angin, yang bertiup seolah mengerti situasi mereka. Hingga tak terasa mereka telah sampai dirumah Prilly dan seperti biasa sudah ada Mila yang ada disana. Ali baru menyadari prilly telah tertidur pulas dipunggungnya, melihatnya begitu nyaman membuat ali tak tega untuk membangunkannya. Mila yang sedari tadi menatap mereka dari balkon rumah Prilly akhirnya bisa bernafas lega.
Ternyata Prilly bersama Ali.Sesaat setelah Prilly pergi meninggalkan area balapan dan sekarang lihatlah seorang ratu jalanan yang kejam sedang tertidur pulas dipunggung seorang pria yang dia anggap tidak penting.
Mila mendekat kearah Ali dan juga prilly, berniat membangunkan prilly. Tapi saat tangan terulur menyentuh prilly, Ali menahannya.
" Jangan dibangunin kasian, mungkin dia kecapean" ucap pelan Ali yang masih diposisi duduk dimotor dengan kepala Prilly yang bersandar dipunggungnya.
"Tapi...." Belum sampai Mila berbicara ali sudah meraih tubuh prilly secara perlahan dan menggendongnya. Melihat itu tidak bisa berbuat apa apa. prilly terlihat benar benar kelelahan mungkin karena peristiwa tadi siang, dan itu semua karena LJ. Mila bergegas masuk kedalam rumah prilly dan mengekor pada ali dan prilly.
"Taukan kamar prilly di depan pintunya ada gambar doraemon" intruksi Mila dan Ali berlalu dengan menggendong prilly kekamarnya. Mila meninggalkan mereka berdua karena dia percaya Ali orang yang baik, tidak mungkin dia akan berbuat macam macam. Mila berlalu pergi dan berlalu untuk kedapur.
Ali telah membaringkan Prilly ditempat tidur milik Prilly. Untuk kedua kalinya Ali melihat prilly seperti ini, seperti malaikat saat tertidur. Sudut bibirnya terlihat sedikit terangkat. Ali yang melihat itu ikut hanyut dalam pesona Prilly. kenapa Ali tidak bisa menjauhi prilly, ingin sekali Ali melindungi gadis itu, ingin membahagiakan gadis itu. Ingin senyuman selalu ada dalam ulasan bibir gadis itu dan tatapan sendu hilang darinya. SUKA? Iya Ali menyadari perasaan itu. tapi ia sadar dia tak pantas untuk prilly.
Ali mengedarkan pandangannya dan melihat kamar Prilly. penuh dengan doraemon. Dan Ali sudah seperti masuk ke museum doremon. Ali tersenyum geli melihat deretan foto masa kecil prilly bersama seorang lelaki yang mungkin 6 tahun lebih tua dari Prilly yang saat itu masih terlihat baru belajar berjalan.
Tapi Ali tertarik dengan sudut ruangan disamping balkon kamar Prilly. sudut itu seperti dibuat tidak terlalu terlihat karena tertutupi oleh cermin besar. Perlahan Ali melangkah dan melihat disana ada sebuah rak kecil yang disusun rapi dengan buku kecil. Ada juga beberapa medali dan piala yang terpajang. Dan sebingkai foto seorang laki laki yang berseragam putih abu abu membelakangi kamera yang menggandeng seorang gadis kecil yang berseragam merah putih yg tersenyum lebar ke kamera .
Gadis kecil itu prilly dan berseragam SMA itu mungkin Bang Rega.
Tapi mata Ali tertuju pada gelang pada tangan yang digunakan lelaki berseragam abu abu itu. tiba tiba bayangan dikepalanya muncul. Dia melihat gelang itu dipakai seseorang lelaki berjas hitam yang sedang menggandeng seorang laki laki kecil yang baru saja pulang dari sekolah. Ali tidak bisa melihat jelas siapa lelaki itu tapi yang Ali tau lelaki itu membuat ulasan senyum tercetak jelas dibibir bocah yang masih duduk disekolah dasar itu. kepala Ali berdenyut dan kembali ke tersadar.
Buru buru Ali bergegas keluar dari kamar prilly. dia tak ingin Prilly terbangun karena suaranya. mila yang sedari tadi menunggu Ali dan hendak menyusul kekamar Prilly terhenti ketika melihat Ali telah turun. Ali memejamkan beberapa kali matanya untuk mengondisikan denyutan dikepalanya. Itu semua tak terlewat dari pandangan mila.
"Duduk dulu li, ini minumannya" tawaran Mila langsung saja disanggupi Ali. dengan duduk dia bisa meredakan denyutan dikepalanya. Mila yang melihat itu hanya bisa tersenyum tipis.
"Makasih ya li udah bantu gw jagain Prilly." mila hanya mampu mengatakan itu pada Ali.
"Itu juga kewajiban aku buat Prilly baik baik aja" ucap Ali tersenyum " aku pamit dulu , pasti bunda udah nyariin aku" Mila yang mendengar hanya terkikik geli. Mila tau Ali sangat menyayangi bundanya karena hanya beliau yang Ali miliki saat ini.
"oke li ati ati dijalan" ali berlalu dari ruang tamu diantar mila dan berhenti didepan pintu rumah Prilly. Ali berlalu dan berjalan kearah halte terdekat. Jika tidak bus ya angkot yang akan Ali tumpangi.
...
Memang benar Matematika dan Fisika lebih susah ditaklukan dari pada lawannya disirkuit balapan. Terbukti sudah beberapa kali Prilly mendengus hingga membuat Ali yang berada di depannya tersenyum geli.
"Prilly dapurmu dimana?" pertanyaan itu hanya mendapat arah tunjukan tangan Prilly. gadis itu masih menatap soal Fisika yang masih dia tangannya dengan kesal. belajar. Meski sudah melihat Ali mengerjakan soal itu tadi tapi tetap saja dia belum paham. Hingga Prilly tak menyadari Ali telah kembali dengan membawa es krim buatannya yang tadi dia titipkan ke bibi.
"Nih, kamu makan dulu. Biar adem kepala kamu." Kekeh Ali dan Prilly hanya cemberut meski tanganya tetap menerima es krim yang dijanjikan Ali kemarin padanya.
"yummy.." Ali kembali tersenyum melihat Prilly. gadis itu selalu terlihat menggemaskan saat makan es krim. Ali menyukainya. Setelah selesai menyelesaikan makan Prilly dan Ali kembali sibuk dengan soal sal yang akan dikerjakan Prilly sebagai latihan nanti.
Ali dengan sabar mengajari Prilly dan Prilly juga terlihat berusaha memahami. Sulit memang, karena Prilly sudah tertinggal banyak pelajaran itu semua akibat kesibukkannya diluar sekolah. Sesekali Ali meontarkan candaan dan membuat mereka tertawa bersama.
"Prilly, apa kita bisa berteman?" kata kata itu meluncur dari mulut Ali. membuat Prilly yang sedang belajar, terdiam sejenak dan menarik nafas panjang. Dan mengangguk
"teman?" uluran tangan Ali kehadapan Prilly
"teman" disambut dengan uluran tangan Prilly.
Itu menjadi awal pertemanan mereka. pertemanan yang selama ini mungkin tak pernah dibayangkan oleh ali dan pertemanan itu menjadi awal hubungan Ali dengan dunia Prilly. dunia yang tak sama dengan dunia gadis pada umumnya.
...
Pagi ini Ali bangun kesiangan karena tidak bisa tidur mengingat Prilly. tapi ali tau diri untuk tidak berharap Prilly akan menjadi miliknya. Dia tau Prilly dan dirinya saat jauh berbeda. Bagai langit dan bumi dan sekarang mungkin hanya potongan kecil harapan ali yang terkabut karena dekat dengan prilly. tapi saat ini dirinya adalah teman Prilly, tak lebih.
tinggal beberapa menit lagi bel berbunyi dan Ali masih mengayuh sepeda bututnya mungkin butuh butuh 10 menit untuk sampai. dan yang Ali takutkan benar terjadi. Dia telat, gerbang sudah ditutup dengan keadaan sekolah yang sudah sepi karena jam pelajaran sudah mulai.
Ali yang sedari tadi menunggu pak satpam tak kunjung muncul akhirnya bersandar didekat gerbang. Istirahat sejenak, mengingat dia sampai mengayuh sepeda begitu kencang lebih dari biasanya untuk mencapai sekolah.
"woy lu.. sttt" suara itu....
....
Penasaran? Itu suara siapa ya...
Jangan lupa komen dan vote. Oke? LUV

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Ali, I Love You
Teen Fiction"santai. dia itu princess dan kamu Cuma bawahan inget" mantra itu selalu ali rapalkan agar dia tidak terpikat pada prilly. memiliki gadis didepannya adalah hal hampir musthil. Keberhasilan hanya 0,001 %.