Benedict X Allegra (2)

Start from the beginning
                                    

"SAH" koor mereka.

"Alhamdulilah, yaudah yuk bubar-bubar. Informasi selanjutnya akan gue infokan melalui grup chat ya. Makasih ya, guys, atas perhatian dan waktunya. Kita akan ketemu dilain waktu untuk membahas perkembangan persiapan program KKN ini."

"Udah nih, Kal, begini aje? Nggak ada makan-makannya?"

"Lo kata lagi kondangan? Udah sana, bubar. Masuk kelas nggak, lo?" kata Haikal mengusir sisa semua temannya yang masih bergeming di tempatnya masing-masing tersebut, "Sana, hush, hush. Susah bener sih, bocah, dikasih tau. Udahlah, gue balik duluan ya, guys. Mau makan sekalian beres-beres. Kelas berikutnya sudah menunggu, coy. Bye!"

"Dah, Haikal!

"Dadah, guys!

***

Seiring dengan berjalannya waktu, maka semakin sibuk pulalah mereka semua dalam menjalani hari. Tidak hanya disibukkan dengan kegiatan perkuliahan tetapi juga persiapan untuk menghadapi program KKN yang sudah di depan mata kini. Dan persiapan tersebut mencakup mulai dari barang-barang pribadi dan kelompok, bahan-bahan penting yang sekiranya diperlukan untuk membantu mereka menyelesaikan setiap kegiatan yang ada, hingga ide-ide cemerlang yang mungkin saja mereka butuhkan pada sewaktu-waktu nanti. Sehingga, guna memenuhi seluruh daftar persiapan tersebut, mereka semua sepakat untuk membagi tugas. 

Pembagian ini tidak hanya bergantung pada orang-orang tertentu untuk menjalankan suatu fungsi, tetapi bagi siapa saja yang bisa, mau dan bersedia untuk melakukan hal tersebut, maka akan dipersilakan untuk melakukannya. Keputusan ini terbentuk, lantaran seluruh anggota memiliki jadwal kuliah yang berbeda-beda, hingga nyaris untuk disatukan titik temunya. Jangankan untuk melakukan persiapan, bertemu untuk membahas progres persiapan saja sulitnya bukan main. Malah lebih sering mereka berdiskusi secara online dibandingkan offline. Padahal semuanya masih berkuliah di universitas dan kampus yang sama. 

Dan mereka berpikir, dari pada menunggu dan membebankan satu tugas untuk masing-masing anggota, yang risiko tertunda atau tidak dikerjakan justru semakin besar, ya lebih baik berdasarkan persiapan tersebut dilakukan berdasarkan kesanggupan saja. Lagi pula kalau seperti ini, kan persiapan tetap berjalan. Tinggal, nanti mereka bantu saja setelah proses perkuliahan mereka berakhir. Mudah, bukan?

"Sekarang kita mau kemana?" tanya Allegra ceria, setelah sebelumnya gadis itu mengucapkan sapaan singkat sekaligus permintaan maaf terburu-buru, lantaran sudah membuat Benedict menunggu dirinya dalam waktu yang cukup lama.

"Ke pasar senen" balas Benedict cuek.

"Ha? Pasar senen? Kok, kesana?"

"Yaiyalah, emang mau kemana lagi? Kita kan mau cari barang, non" kata Benedict bingung. Emangnya mau kemana lagi, coba? Kalau nyari barang belanjaan yang murah dan lengkap, ya ke pasar senenlah tempatnya. Masa ke supermarket? Yang ada tekor duluan.

"Iya, tapi emangnya harus ke pasar senen banget? Di sana kan sumpek! Mana panas lagi" ucap Allegra tak setuju.

"Eh, kita itu mau belanja perlengkapan buat KKN, bukannya mau belanja perlengkapan Make-up lo. Masa iya, kita nyari barang ke mall? Ya, mana ada!"

"Tapi, kan kamu bisa cari tempat lain yang lebih adem dari pada pasar senen."

"Bawel banget, sih jadi cewek. Panas doang, juga."

"Yaudah, ntar kalau aku pingsan gegara kepanasan, kamu yang tanggung jawab ya."

"Iya, cerewet."

Dan dengan begitu saja, percakapan mereka pun terputus. Sehingga selama perjalanan, hanya berisikan keheningan saja, lantaran keduanya lebih asyik dengan dunianya masing-masing dibandingkan bila harus berinteraksi dengan satu sama lainnya. Untung saja, keheningan tersebut didukung dengan sedikitnya kemacetan yang harus mereka hadapi. Jadi, keduanya tidak perlu berlama-lama terjebak di dalam mobil yang penuh dengan aura mencekam tersebut.

Way to Your Heart [TAMAT]Where stories live. Discover now