Chapter 05

1.1K 84 9
                                    

"Ah, lelah sekali." Yoongi menghempaskan badannya ke ranjang. Memejamkan mata sejenak untuk merilekskan badan.

Disusul dengan Jimin yang baru masuk kamar juga ikut merebahkan diri di samping Yoongi. "Mandi Yoon."

"Tidak, nanti saja. Aku mengantuk." Jawab Yoongi dengan sebelah tangan yang di letakkan diatas keningnya-yang hampir menutupi wajahnya.

"Mandi dulu baru tidur, Yoongi."

"Kenapa malah mengaturku." Gerutu Yoongi pelan. Ia mengambil selimut lalu melilitkan ke tubuhnya dengan memunggungi Jimin.

"Yak! Aww, brengsek, Jimin."
Jimin tau-taunya menarik Yoongi dengan kencang yang menyebabkan si pucat terjatuh ke lantai dengan masih tubuh yang terlilit selimut.

"Mandi cepat Yoon."

Yoongi terduduk, dengan kesal ia menjawab. "Tidak mau." Lalu menyandarkan punggungnya ke ranjang sambil memejamkan mata.

"Jangan mengaturku Jimin bodoh. Pulang kau san---"

"Yak! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!" Jimin membopong Yoongi seperi mengangkat karung beras. Dengan kepala yang menjuntai ke bawah Yoongi menampar pantat Jimin bertubi-tubi. "Jimin bantet! Jimin bodoh! Jimin mesum!" Ia menampar lagi pantat Jimin.

"Aish, diam." Jimin dengan gemas menampar balik pantat Yoongi setelah itu ia meremasnya.

Ah sialan, ini tidak bisa di biarkan, nanti Jimin bisa khilaf.

"Park bantet!" Yoongi memberontak brutal dengan kaki yang di hentak-hentakkan yang mana tepat mengenai burung Jimin.

"Sial, Yoon. Kau menendang chimie."

"O-oke, aku diam." Yoongi pasrah, ia diam saja selama Jimin membawanya masuk ke kamar mandi lalu menyiapkan air hangat.

"Nah selesai, mandi setelah itu kita makan malam." Jimin menurunkan Yoongi lalu mengacak gemas rambut Yoongi.

"Tidak ada makanan."

"Tidak masalah, aku yang akan memasak."

Yoongi mengerutkan dahi samar. "Kau bisa memasak?"

"Tentu saja! karena aku tampan." Bangga Jimin dengan jemari tangan kanannya yang menggusar poni yang menghalangi matanya. Yang mana memperlihatkan jidatnya dengan pongah.

'karena aku tampan? Apa hubungannya wajah tampan dengan memasak? Tolong jelaskan kepada Yoongi, karena Yoongi tidak tahu isi otak si Park itu.

Dan Yoongi hanya tersenyum simpul,
"Hmm, apalagi? Keluar sana!"

Jimin tersenyum asimetris, "Bagaimana kalau kita mandi bersama?"

"Aish! Yang benar saja, cepat keluar!" Yoongi mendorong punggung Jimin ke pintu lalu menutupnya secepat kilat.

///

Kim Taehyung melemparkan pandangan ke arah jendela kamarnya yang memperlihatkan hujan turun begitu lebatnya. Seolah bumi sedang menangis. Sama seperti dirinya-tidak-maksudnya hati Taehyung yang di dalam sana menangis meraung-raung.

Hatinya sakit, sungguh. Taehyung tak berbohong. Hatinya seperti di tusuk oleh ribuan jarum yang tak terlihat.

Saat seorang yang ia sukai lebih dekat dengan orang lain.

Taehyung berjalan ke luar, ia berdiri di dekat pagar balkon. Melihat ke atas langit, walaupun langit sedang bersedih ia tetap terlihat indah dengan beberapa bintang yang menghiasi malam. Sama seperti seseorang, walupun ia bersedih ia masih terlihat indah di mata Taehyung. Dengan berlimpahan air mata, hidung yang berair, dan sesegukan kecil setelah hampir lamanya ia menangis.

Taehyung masih mengingat itu, bagaimana dia terpuruk waktu itu. Taehyung masih mengingat dengan jelas raut sedih itu. Hampa, kosong, tidak ada binar bahagia di mata si dia. Tapi seiring berjalannya waktu semua akan baik-baik saja. Semua akan kembali normal lagi. Dan itu benar adanya, dia sudah kembali ke dirinya, Taehyung bisa melihat dengan jelas dia tertawa lepas, walaupun alasan dia tertawa bukan karena Taehyung. Tak apa, yang penting dia bahagia itu cukup bagi Taehyung.

Lamunnya buyar saat secangkir kopi hangat yang di sodorkan oleh seseorang tepat berada di depan matanya.

"Memikirkan apa?" Jeon Jungkook duduk setelah sebelumnya memberikan secangkir kopi buatannya ke Taehyung. Lalu menyesap kopi punyanya sendiri sambil memperhatikan Taehyung yang masih berdiri membelakanginya.

Taehyung berbalik, "Tidak ada. Bukankah disini dingin? Ayo masuk nanti kau masuk angin." Ajak Taehyung.

Jungkook menggeleng pertanda menolak, "Hm, memang dingin, tapi tak apa, aku ingin melihat hujan sebentar." Jungkook tersenyum.

Taehyung berlalu masuk ke dalam kamar lalu kembali dengan membawa selimut dan menyelimutkannya ke tubuh Jungkook. Ia duduk di sebelah kiri si Jeon.

"Lebih suka musim panas atau musim dingin?" Jungkook bertanya, ia menoleh sebentar ke Taehyung lalu kembali melihat air hujan yang turun.

"Aku suka keduanya. Kalo memilih antara salah satu itu sulit. Karena kalau kau hanya bertahan di musim panas tanpa tahu kalau bahwasanya musim dingin juga lebih menarik. Itu akan membosankan dan kau akan mencoba peralihan untuk menyukai musim dingin atau mungkin musim gugur." Jawab Taehyung.

Jungkook menyandarkan badannya ke Taehyung. "Taehyung?"

"Hmm." gumaman yang Jungkook dapatkan dan juga elusan lembut tangan Taehyung di kepalanya. Maka si Jeon merapatkan badannya ke Taehyung yang memang sudah dekat menjadi lebih dekat, lalu mulai memejamkan mata untuk masuk ke alam mimpi.

"Tidurlah." Ucap Taehyung pelan.

///

"Jimin, apa sudah sele---" Yoongi yang sedang menggusar rambutnya yang masih basah dengan jemarinya itu terdiam.

Perasaan Yoongi sudah hampir sejam lebih ia berendam dan apa ini? Si Park bantet yang sok jago memasak hanya bisa membuat ramyeon? Astaga, Yoongi pusing.

"Ramyeon? Selama itu?"

"Hehehe aku hanya bisa memasak ini."

Sebenarnya Jimin sudah memasak makan malam untuk mereka berdua tadi, tapi karena rasa masakannya yang membuat Jimin ingin muntah, Jimin memutuskan untuk membuangnya. Bisa habis dia kalau sampai Yoongi mencicipi makanan yang ia buat. Dan berakhirlah Jimin membuat ramyeon saja.

Yoongi menghela napas, lalu mulai memakan ramyeonnya. Tak masalah sebenarnya Jimin memasak apa. Tapi karena si Park ini tadi bilang ia bisa memasak, Yoongi jadi memikirkan banyak hidangan di atas meja makan bukan hanya semangkok ramyeon.
Ah sudahlah, toh ramyeon yang di buat Jimin tidak terlalu buruk. Pas juga memakannya dengan keadaan dingin begini.

Setelah selesai makan Yoongi yang masing enteng duduk dengan tangan yang di tumpukan ke dagu itu melihat Jimin yang sedang mencuci piring.

"Bukankah hanya memasak ramyeon? Kenapa piringnya sebanyak itu?" Guman Yoongi lirih sambil menguap. []


Hope you like it-!
-FLOW

Let's Love (Minyoon)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang