18 - The Lonely Demon/Ripped Heart

9.9K 2.2K 13.3K
                                    

Haloooo. Selamat pagi! HAHAHAHAHA. Pengin ketawa aja. HAHAHAHA

Gimana? Bab 17 seru banget ya. Kalian sampai greget gitu. Percaya dah. HAHAHAHA

Maapin deh ya, kan kalian orang baik. MUEHEHEHE

Ya udah, karena saya ini nggak tega sama kalian para fakir hiburan alias yang katanya krisis hiburan di tengah pandemi. Yang katanya gelisah kangen banget sama UYS. Dan dalam rangka membuat bahagia orang-orang yang sedang berpuasa, nih, saya kasih unggah yang BENERAN. HEUH, padahal harusnya mah Jumat aja ya. Duh, terlampau baiq.

Tapi jangan nyesel. Karena bab ini bakalan jadi pergolakan emosi yang nggak akan kalian kira. Intinya di bab ini mungkin sebagian besar dari kalian nggak ada yang menebaknya sama sekali. Persiapkan emosi, dan kalau bisa benar-benar sambil dengerin lagu yang saya rekomendasikan nanti.

Jujur, saya nulis bab ini sampai menitikkan air mata serius dan berkali-kali. Saya menulisnya selama delapan jam nonstop. Jadi tolong hargai perjuangan saya dan apa yang saya korbankan selama menulis ini buat kalian. See? Saya meluangkan 8 jam saya untuk kalian. Jadi, lakukan yang terbaik selama beberapa menit ke depan selagi membaca. You better comment a lot in this chapter and give the your vote.

Saya yakin banget bab ini bakal banjir air mata. Tentu saja gelisah yang nggak karuan. Maybe bakal bikin kamu merenung dan membayangkannya sepanjang hari ini. Semoga puasa kalian aman. Dan, of course bakal kejer di akhir.

Tapi, tenang, bab ini worth your time as well. So, saya minta kehadiran hati kalian selama membaca bab ini. Hayati. Kalau bisa bebasin perasaan kalian. Bebaskan imajinasi kalian. Hadirkan sedalam mungkin. Because this chapter is about to hit different way. Admin Instagram UYS sampai nangis-nangis baca bab ini. Nggak ada di Wattpad scene seperti di chapter ini. Maybe a lil bit too hard. But, enjoyable. Yang butuh good cry, bab ini saya rasa bakal ampuh.

Ready?

Tapi tunggu. Saya pengin bab ini dijebolin komentarnya. Terutama para warrior Giveaway. Dan yang nggak ikutan juga. Karena bab setelah ini pun bakal lebih menggila. Deal? Nggak apa-apa kalau kalaian baca dulu keseluruhan baru setelah itu komentar tiap paragraf. Atau mau pas baca sambil komentar pun it's okay. Yang pentin ramaikan. Biar ada efek domino pembaca yang belum nemuin cerita ini pada nemuin juga.

Kalau chapter ini tembus 10K komentar langsung bab selanjutnya saya up tanpa nunggu Jumat lagi.

Oke. Let's start.

Lagu yang harus kalian dengarkan adalah Die Alone dari Finneas idola saya (Kakaknya Billie Eilish). Dengerin plis plis plis. Ini lagunya nyentuh banget dan terhubung banget dengan bab ini. Lagu ini dari sudut pandangnya Sidney untuk semuanya. Juga lagu ini bakal diputar lagi untuk bab selanjutnya karena masih related. Dan di bab selanjutnya getarannya bakal beda. Lebih nyessss malah. Karena ada Sid sama [....] berbicara instens.

Selamat membaca dan siapkan yang bisa mengelap pipi.



***

*********

CHAPTER 18

[Sidney Vancouver]

Setiap anak pasti pernah berbuat salah yang sampai membuat seorang Ibu terpaksa marah dan menghardik. Tapi sungguh, ketika Ibu marah dan gue cuma bisa diam tanpa bisa ngasih penjelasan apa pun, saat itulah sebenarnya sesal mendalam atas kesalahan itu sedang menjadi berat-beratnya.

Gue memang tidak punya prestasi apa pun yang membanggakan di mata Ibu atau pun Ayah. Tapi seumur hidup, gue berani besumpah, kesalahan yang gue buat sampai bikin Ibu marah-marah seperti bisa dihitung dengan jari. Gue bahkan lupa kapan terakhir kali bikin Ibu marah.

Under Your SpellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang