Rani bisa jadi apa yang Saka mau

2K 200 5
                                    

Jangan jadi silent readers ya beb. Ini part terpanjang loh, ada 1700an. Mudah"an ga mual" ya bacanya🤭

...

🤴Happy reading👸

...

Barang Saka ya barang Saka, barang Rani ya barang Rani. Saling menjaga privasi masing-masing adalah prinsip yang seharusnya dijaga.
Tapi, Rani tidak suka. Maksudnya, ia lebih suka kalau barang Saka ya barang Rani dan barang Rani ya barang Saka.
Kenapa sih harus dipisah?
Mereka sudah suami-istri juga, kan?

Ponsel Saka jarang sekali berbunyi, Rani sendiri tidak tahu apa kata sandinya, apalagi ponsel Saka begitu redup hingga tidak keliatan.
Kaca pelapisnya pun juga gelap.
Memang beberapa kali Saka sering meninggalkan ponsel itu begitu saja selagi mandi.
Namun entah kenapa saat Rani ingin keluar sebentar, tiba-tiba barang itu bergetar sehingga menarik perhatian Rani.

Rani pun mendekat, sisi ingin tahu dirinya sangat kuat terhadap Saka.
Hingga ia menunduk dekat ke ponsel Saka, ia tidak akan menyentuhnya karena Rani tahu kalau Saka sangat teliti, barangnya berubah sedikit saja dia sadar.
Terbaca dengan sedikit buram.

Sekre. Putri

Mas Saka jangan lupa ya buat besok.

Satu kalimat itu mampu membuat Rani mundur satu langkah teratur.
Besok? Ada apa dengan besok? Putri? Rani kenal dengan putri, beberapa kali Rani pernah bertemu dengan gadis itu. Ia jadi ingat perkataan Aca,
"Hati-hati aja, takutnya, ntar laki lu kecantol sama dia. Dia udah kek model victoria's secret, lah lu kayak karakter anime."
Rani jadi khawatir, kalau memang seperti itu lantas ia harus bagaimana?
Mendengar suara pintu kamar mandi terbuka, Rani jadi gelagapan, tidak mau ambil pusing ia langsung keluar dari kamar. Jantungnya jadi berdetak dengan cepat, padahal ia tidak berbuat apa-apa.
Kenapa melihat pesan di ponsel suami rasanya seperti berbuat jahat?

Saka yang mendengar suara dentuman pun langsung melihat ke arah pintu kamarnya sambil menggosokkan handuk ke rambutnya dengan pelan.
Biasanya Rani tidak seperti itu, apalagi Rani selalu stand by saat Saka ada di kamar.
Tapi, biar ia tegaskan kembali bahwa dirinya tidak mau tahu dan tidak peduli.
Terserah dengan apa yang gadis itu ingin lakukan.
Kali ini Saka hanya memakai piyama luar, berhubung Rani tidak melihat.
Jadi, ia memakai luar saja.
Sama seperti ia memakai kemeja kantor, kadang memakai dalaman, terkadang tidak.

Dibalik itu semua, Rani jadi kepikiran. Turun tangga hampir jatuh, isi air minum ke teko jadi kelebihan hingga tumpah, hampir menyenggol panci, kalau begini kan Mbok yang jadi repot di bawah.
Wajah Rani saat berpikir bukannya membuat gadis itu kelihatan pintar malah membuatnya kelihatan bodoh.
Bengong, bengong ga jelas.

Sampai Rani sedang menaiki tangga terakhir, ia hampir jatuh dan ditangkap oleh Saka.
Ia pun menatap Saka dengan dalam.
Saka beneran suka sama cewek yang gitu? Terus Rani gimana?
Pikiran Rani yang berputar-putar ini sudah lelah, malah jaringan otak Rani lelet.
Tapi, tidak. Rani langsung menggeleng-gelengkan kepalanya. Rani harus berpikiran positif terlebih dahulu. Ya, positif!
Masa hanya dengan pesan seperti itu membuatnya kepikiran.
Saka merasakan hawa-hawa aneh, ia jadi menyesal membantu istrinya ini agar tidak jatuh.
"Hehe,"
Mendengar suara kekehan Rani membuat Saka menaikkan sebelah alisnya.
Sakit, ya? Tidak angin tidak ada hujan bisa begini tiba-tiba. Aneh.

Saka dengan gaya memasukkan sebelah tangannya ke kantung celana.
Toh, apa yang ia inginkan sudah diambil oleh Rani.
Hanya saja, selagi ia masih bisa mengambil sendiri, ia akan mengambil ke bawah, kecuali tengah malam. Kadang ia suka terbangun dengan keadaan cemas dan terpaksa minum dari air teko yang dibawa Rani.

Re-wedding(?) - [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang