[1] Jadi Nerd?

253 87 30
                                    

.

.

.

Happy Reading!💜

"Mami masak buat syukuran? Banyak amat." Komentar Raka, putra sulung dikeluarga Wijaya kepada Helena.

"Bukan, Mami masak spesial buat merayakan kepulangan Reysha." Jawab Helena. "Tapi gak sebanyak ini juga kali Mi, kayak buat makan dua puluh orang aja." Tambah Raka lagi.

"Gak pa-pa kali, kan ada Raja yang ngabisin semuanya nanti." Jawab Raja dari ujung tangga berjalan ke arah meja makan.

"Raja, panggil Reysha, suruh turun makan malam sana!" Suruh Helena ke putra keduanya. "Siap komandan!" Jawab Raja dengan tangan di samping wajahnya.

Raja melangkahkan kakinya menuju kamar adik perempuannya itu. Baru saja Raja ingin mengetuk pintu, Reysha sudah keluar dan memandang Raja heran.

"Apa?" Tanya Reysha.

"Lo disuruh turun kebawah, makan bersama." Jawab Raja dengan sengiran khasnya.

"Yaudah, yuk!" Ajak Raja sembari merangkul bahu adiknya itu.

"Lepasin Kak!" Pinta Reysha.

"Gue kangen Lo banting gue, banting gue dulu, nanti gue lepasin." Ujar Raja.

Kedua kakak beradik itu sudah sampai didekat meja makan keluarga itu, Raka melihat kedua adiknya itu tak heran lagi, "Raja, udah kasihan Rey." Tegur Rangga, Papi dari ketiga 'R' itu. Lalu Reysha duduk di samping Raka, dan di depan Raja.

"Rey, Papi udah daftarin kamu kesekolah yang sama dengan kak Raja, besok pagi jadwalnya MOS." Ujar Rangga lembut. Reysha hanya mengangguk mendengar penuturan dari papinya tersebut.

"Raja, Papi udah siapin guru les privat buat kamu, kamu harus ikutin les kali ini. Kamu harus lulus dengan nilai tinggi, jangan main game sama basket mulu." Ujar Rangga keputra nomor duanya.

"Ujian nasional masih lama Pi, milih bangku di kelas dua belas aja belum Pi." Jawab Raja.

"Otak Lo bego, belajar makanya, jangan jual tampang aja kesekolah." Timpal Raka.

"Kayak Lo gak aja, gini-gini sekolah gue bangga punya murid ganteng kek gue, udah ganteng, jago olahraga lagi." Jawab Raja tak mau kalah.

"Iya, jago olahraga. Fisika aja remed Lo." Tambah Raka lagi.

"Udah-udah. Selalu gini nih Rey, gak pernah berubah kedua kakakmu ini." Ujar Mami kepada Reysha. Reysha hanya tersenyum mendengarnya.

.

.

.

"Raja! Bangun! Udah jam enam, nanti kamu terlambat." Teriak Helena sembari menggoyangkan tubuh anaknya ke kanan dan ke kiri.

"Lima menit lagi Mi." Tawar Raja dengan mata masih tertutup.

"Raja Haikal Wijaya!" Teriak Helena.
Raja langsung duduk mendengar teriakan maminya tersebut. Jikalau Maminya sudah menyebut nama panjangnya, berarti itu tandanya Helena akan melakukan hal-hal yang bisa membuat Raja mengeluh. Menyita ps contohnya.

"Iya mi, iya. Ini anak Mami yang paling ganteng bangun." Jawab Raja sembari mengumpulkan nyawanya yang belum penuh itu.

Raja telah selesai dengan pakaiannya, kini ia beranjak menuju kamar Reysha, mengajaknya untuk berangkat bareng.

"Reysha! Bareng yuk!" Teriak Raja dari tangga.

Tok Tok ...

.
.
.

05.00 AM

Reysha sudah bangun dan langsung mengambil wudhu dan mengerjakan sholat shubuh. Setelah selesai dengan kegiatannya, Reysha mengambil handuk dari lemari dan beranjak ke kamar mandi.

Reysha menatap dirinya di pantulan cermin, melihat rambutnya yang hitam lebat, serta tahi lalat kecil yang berada dipelipisnya menambah kesan manis terhadap Reysha.

Reysha mengepang dua rambutnya menggunakan karet dengan poni yang agak panjang, lalu memakai kaca mata non minus, setelah itu Reysha mengambil peralatan sekolahnya.

Reysha sedang memilih-milih sepatu dan tas yang akan dia pakai, tidak mungkin Reysha menggunakan barang-barang Branded kesekolah, rencananya menjadi Nerd bakalan gagal jika memakai peralatan yang dibelika. oleh orang tuanya ini.

Tak lama, Reysha beranjak menuju kopernya yang kemarin yang belum ia susun. Untung saja, Reysha masih membawa tas sekolahnya ketika ia masih SMP.

Tok Tok ...

Reysha beranjak dari tempatnya dan membuka pintu, "Apa?" Tanya Reysha mendapati Raja yang sepertinya tengah menilai penampilan Reysha pagi ini.

"Rey, Lo ngapain pakai baju kek gini?" Tanya raja.

"Rey, mau kesekolah kayak gini kak." Jawab Reysha.

"Penampilan Lo kek gini itu ibarat Lo nyuruh orang nge-bully Lo." Ujar Raja lagi.

"Itu yang Rey cari kak, Rey pengen ngerasain apa yang dulu Reyna rasain." Ketus Reysha lalu pergi meninggalkan Raja dengan keadaan mematung.

.
.
.

"Lah, kok gini Rey?" Tanya Raka melihat penampilan Reysha yang terlihat seperti Nerd.
Reysha hanya bungkam, tak ingin menjawab.

"Kenapa Rey?" Tanya Raka lagi.

"Gak pa-pa." Jawab Rey seadanya.

Lalu Raja duduk sembari membenarkan letak dasinya, "Papi! Liat Reysha." Raja berteriak kencang.

"Kenapa teriak-teriak Ja?" Tanya Maminya dari arah dapur.

"Tuh, Rey tuh, akal gilanya kambuh." Jawab Raja.

.
.
.

"Tapi Papi gak yakin kalau kamu berangkat sekolah seperti ini." Ujar Rangga.

"Pi, Rey mau ngerasain apa yang dulu Reyna rasain pi." Pinta Reysha.

"Oke, Papi izinin, asalkan kalau ada apa-apa kamu harus lapor sama kak Raja, atau langsung ke Papi."

"Oke." Jawab Reysha.

TBC!

Fake Nerd [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang