ini , tiga orang bodoh yang dipersatukan sejak embrio. doyisite ─ 2020
ps. jauh berbeda dari versi sebelum nya. ditulis dengan bahasa indonesia semi baku. Kim Jungwoo , Lee Jeno , dan Jian Han sebagai tokoh utama.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku mengeluarkan handphone dari saku dan tak lupa memakai airpods agar tak mendengar ricuh nya seisi kelas dan mengganggu aktivitas ku, yaitu menonton boyband favoritku, ensiti.
Saat aku sedang sibuk dengan nct 127 - kick it music video, ada yang menepuk pundak ku. Aku pun menoleh , ternyata sahabat perempuan ku satu-satu nya, gadis cantik yang bernama Oh Shanie.
"Kenapa ?"
"Pulang sekolah jalan ga ?" Tanya Shanie
"Maaf Shanie , waktuku nanti siang akan disita Lee Jeno"
"hah ayolah , kata nya sahabat ku ? tapi menghabiskan waktu dengan Jeno saja. kalian berdua pasti bukan sekedar sahabat" oceh Shanie panjang kali lebar.
Kesal karena selalu dianggap pacar Lee Jeno , aku pun meng-iyakan kemauan Shanie dan membatalkan janji dengan Jeno.
Padahal niatku dan Jeno adalah membeli hadiah untuk Jungwoo yang sebentar lagi akan resmi dua puluh satu tahun menapak bumi.
Saat jalan bersama Shanie pun pasti aku akan melihat ke toko buku dan toko makanan. Karena jungwoo sudah punya semua, dia cenderung lebih senang dihadiahkan hal sederhana namun barang favorit nya.
Kembali ke aktivitasku sekarang untuk melihat oppa kesayangan ku, yang foto nya ku pajang di setiap inci dinding kamar ku.
"anjrit tiway oppa tampan sekali" teriakku spontan saat melihat tiway menjadi center.
Teriakkan ku itu mengundang amarah dari guru bahasa ku yang baru saja masuk kelas dan terkejut akan teriakkan ku.
Ah sial, mengapa harus masuk kelas saat aku baru saja mau memulai aktivitas rutin ku itu.
Melihat Tiway di pagi hari sudah menjadi rutinitas ku. Bisa dibilang untuk menambah energi di pagi hari.
🧸🎨🥖
Bel pulang sekolah pun berbunyi , menandakan kegiatan sekolah telah berakhir. Aku bergegas menghampiri meja Shanie untuk pergi dengannya.
Tetapi pergerakkan kawan ku ini sangat lamban, bahkan ia belum memasukkan kertas ujian yang baru saja dibagikan siang tadi. Benar-benar hanya bisa menggeleng.
Setelah selesai menunggu Shanie dan barang nya, aku pun menarik lengan Shanie untuk bergegas . Tak tahan dengan kelambanan nya itu.
Tapi saat di gerbang sekolah , Jeno menahan ku dengan Jaemin di samping nya. Jaemin ini, sahabat Jeno yang juga merupakan kekasih Shanie.
Ternyata dia dan Jaemin menawarkan diri untuk ikut kepergianku dan Shanie. Dengan cepat , Shanie memberi jawaban dengan anggukan semangat.