5 | Perubahan Rasa

1.6K 337 102
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi, pada awalnya Dayra ingin pulang bersama Bella. Tapi, tiba-tiba Abian menyuruhnya untuk pulang bersama. Entah apa yang sedang ada dipikiran pria itu sampai ia bisa mengajaknya pulang bersama.

Jangan tanya bagaimana dengan Bella? Tadi, ketika mereka sedang menyantap makanannya pas istirahat Bella mengundurkan diri untuk kekamar mandi. Namun, setelah itu Bella tak terlihat hingga bel pulang.

Semuanya juga bingung kenapa Bella tiba-tiba menghilang, Langsung saja Naura menengahi bahwa mungkin saja Bella ada urusan mendadak.

Awalnya Naura ingin mengintimidasi Dayra lebih lanjut, namun ia mengurungkan niatnya ketika melihat raut wajah Dayra mengisyaratkan penuh kesedihan.

"Lo kenapa ra? Kenapa nggak langsung pulang?" tanya Naura santai sambil melangkahkan kakinya menuju Dayra.

Dayra menoleh kesamping, merasa dirinya sedang diajak bicara. "Eh? Ah iya gue gapapa kok, iya katanya kak Abian mau jemput, makanya gue nggak langsung pulang."

Naura sempat terkejut mendengar penuturan Dayra barusan, tak lama kemudian ia pun mengangguk samar. "Kaget anjir gue dengernya, hm yaudah deh gue balik duluan ya, kalo ada apa-apa langsung call gue, oke?" ucapnya kemudian seraya menepuk bahu Dayra pelan.

"Iyah oke, tengs yaa."

Tak lama setelah itu Naura pun hilang dibalik pintu setelah mengucapkan kata-kata tersebut. Sekolah sudah mulai sepi, mungkin hanya tinggal segelintir siswa yang masih sibuk dengan urusan pribadinya.

Dengan langkah gontai Dayra akhirnya memutuskan untuk menunggu digerbang saja, barangkali Abian sudah menunggunya disana.

---------------

Tak sampai lima menit Dayra sudah menginjakkan kakinya didepan gerbang. Namun yang dicari tak kunjung menunjukkan batang hidungnya.

Dipojok dekat gerbang ada sebuah bangku kecil, Dayra langsung saja melangkahkan kakinya kesana. Menunggu Abian rupanya menguras banyak tenaga.

Sampai tibalah salah seorang satpam menghampiri Dayra, "Neng kok belum pulang toh? Ini gerbangnya mau bapak kunci. Neng gapapa tunggu disini?" kata Bapak Satpam tersebut yang dikenal dengan nama, Pak Setya.

Sapaan lembut Pak Setya ternyata berhasil menyadarkan Dayra dari lamunan. "Iya pak kunci aja, aku lagi nunggu temen hehe." sahut Dayra santai.

"Oalah begitu toh, yaudah ya neng Bapak pamit duluan."

"Iyah pak."

Setelah kepergian Bapak Setya, gadis itu kembali melamun. Sudah hampir dua jam berlalu sejak bel pulang berbunyi, Dayra sudah cukup bosan. Memainkan ponselnya asal, kemudian menatap langit, bahkan sampai ia bernyanyi pelan menyanyikan lagu apa saja asal mengusir rasa bosannya.

Langit terlihat mendung, mungkin saja hujan akan turun. Melihat hal itu kemudian mau tidak mau Dayra membuang sedikit egonya dan langsung saja mengirimkan pesan singkat kepada Abian.

Dayra
Ka Abian, kakak dimana? Aku udah nungguin kakak daritadi loh :(

Gadis cantik itu sadar diri, ia yakin pesannya tidak akan dibalas, jangankan dibalas, dibaca pun tidak.

Helaan nafas panjang berhasil keluar dari mulut Dayra yang mungil, entah mengapa hatinya sedikit terasa sakit mendapati bahwa Abian tidak datang untuk menjemputnya.

Dayra menapik perasaannya, ia tidak mungkin suka pada suaminya kan? Tidak mungkin, tapi jika memang tidak kenapa rasanya sesakit ini?

Suara gemuruh hujan mulai mendominasi keadaan, pada akhirnya Dayra pulang dengan ojek online, Abian keterlaluan, gara-gara dirinya Dayra harus menunggu berjam-jam disekolah tanpa kepastian.

ABIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang