31. Dimensi Cuci Piring

6.1K 896 94
                                    

Absen dulu, biar aku tahu kalo cerita ini udah sampe ke Wattpad kalian :v

Ansel sayang gak sih sama Uya?

Setengah mangkuk bakso, berhasil mereka habiskan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setengah mangkuk bakso, berhasil mereka habiskan. Kuvvi sedari tadi memerhatikan Ansel makan. Ansel memergoki Kuvvi lalu menaikkan alisnya seolah bertanya, mengapa? Cewek itu mendadak kikuk, bingung mau menjawab apa. Mau jujur atau mengelak? Kalau Kuvvi mengelak, ia tidak akan berhasil, karena tingkahnya ketara sekali.

Kuvvi nyengir lebar. "Enggak, mau tanya sesuatu. Tapi, nanti kamu risih."

"Oh." Ansel tetap melanjutkan makannya.

"An, kamu busung kelaparan? Laper banget, ya? Makannya kayak orang kesurupan gitu." Tadi, pada saat Kuvvi ajak makan, Ansel menolak keras, tapi lihatlah sekarang, ia sudah seperti tidak makan satu minggu. Berantem banyak makan tenaga, rupanya.

"Iya."

"Enggak! Nggak bisa!"

"Hah?" Ansel kembali mendongak.

"Anu. Otakku mau hilang mikirinnya," ucapnya tak tahan sendiri. "An, kamu kenapa, sih? Kenapa berantem? Siapa yang bikin kamu kayak tadi?" ia mengehela napas. "Ah, pasti kamu mana mau cerita, iya, kan?"

"Hm."

"Pertanyaan apa yang bakal kamu jawab?" Cewek dengan rambut terurai itu tak menyerah.

"Tergantung."

"Kenapa kamu nge-WA aku? Bukan nge-WA pacar kamu, temen-temen kamu, kembaran kamu?" Bolehkan saat ini Kuvvi GR?

"Chat lo di atas." Ansel meluruskan.

"Masa' di atas? Biasanya kalo cowo-cowo tuh banyak yang nge-chat, sampai-sampai chat tenggelem." Kuvvi lupa, berdasarkan cerita kembarannya, kontak di HP Ansel hanya ada sepuluh kontak. Sebagian keluarga inti dan sisanya teman dekat, termasuklah pacarnya. Kalau Kuvvi tidak masuk hitungan. Nomor Kuvvi tidak ia simpan.

"Kenapa kalo chat aku di atas?" Kuvvi berpikir sejenak. "Oh, HP kamu abis batre? Oke, masuk akal. Biar cepet, yaa."

Ansel berdeham. Selain karena baterai ponsel Ansel tinggal 5%, ia tidak mau membuat urusan bertambah runyam. Kalau ia menelepon kembarannya, Nazo pasti akan rempong. Dan kalau ia menelepon temannya, urusannya pasti akan bertambah panjang.

Cowok itu sangat yakin, teman-temannya pasti akan menyerang balik saat itu juga. Ya, Ansel dikeroyok oleh Siswa Kader Bangsa. Musuh bebuyutan tujuh turunan sekolahnya. Padahal, ia tidak mau terlibat lagi dalam pertempuran yang tidak jelas ini. Tapi, situasi membuatnya terjebak.

"Kenapa bisa dikeroyok? Kamu ngapain mereka?" Ansel hanya mengangkat bahunya.

"An, kamu tinggal jawab iya atau enggak. Yang ngeroyok kamu anak Kader?"

DIMENSI (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang