Chapter 2

627 260 471
                                    

Halo semua, apa kabar?
Yuk dibaca yang kemarin penasaran.
Jangan lupa ditekan bintangnya 🌟
Love you guys 💝.

♤Hangatnya keluarga akan terasa pada saat berkumpul dan tertawa bersama.♤

Di sebuah mansion mewah, terdapat sepasang suami istri yang sedang duduk di sofa. Michael Ronaldo Andrean, sang kepala keluarga menatap anak laki-lakinya dengan datar. Michael meletakkan koran yang ia baca ke atas meja. Ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 05.30 pagi. Melihat waktu yang cukup panjang, ia pun ingin menginterogasi putranya.

"Kalvin?" Kalvin mendongak melihat papanya yang tengah memanggilnya. Setelah itu, Kalvin kembali menunduk, fokus pada ponselnya.

"Kenapa, Pa?" Kalvin menjawab, namun masih fokus ke permainan di ponselnya.

"Kalvin, kalau Papa lagi ngomong, liat Papa!" ucap Michael sambil menatap anaknya.

"Iya Pa, kenapa?" Kalvin menatap papanya, namun tangannya masih saja bergerak sendiri menyentuh layar ponselnya itu.

"Papa mau bicara sama kamu, ponselnya disimpan!" Michael berbicara sembari menggulung kemeja lengan panjangnya ke siku.

Kalvin Jonathan Andrean, seorang laki-laki yang mempunyai tubuh tegap, dengan tinggi 180cm, rahang tegas, kulitnya yang terbilang putih. Memiliki tubuh yang sempurna, tentunya menjadi idola di sekolahnya. Kalvin memiliki kembaran yang bernama Kelvin Jonathan Andrean. Mereka kembar, namun memiliki kepribadian yang berbeda jauh.

Kalvin yang jahil, Kelvin yang pendiam. Mereka berdua sama-sama memiliki juara di bidang akademik, maupun bidang non akademik. Tidak heran kalau mereka sangat populer di kalangan perempuan. Ditambah lagi, mereka berdua merupakan anak dari pemilik yayasan sekolahnya dan perusahaan-perusahaan besar lainnya. Banyak perempuan di sekolah yang mengantri untuk menjadi pasangan hidup mereka. Namun Kalvin dan Kelvin ingin memilih pasangan mereka sendiri.

"Iya Pa, ini udah simpan," celetuk Kalvin kepada sang ayah. Namun tangan Kalvin masih tetap bermain-main di layar ponselnya itu. Melihat itu membuat Michael memijat pelipisnya.

"Woi, Papa ngomong sama lo astaga, mimpi apa gue punya kembaran sinting kaya lo," ucap Kelvin sambil memukul pelan lengan kembarannya itu.

"Iya-iya, santai aja gue dengerin kok," ucap Kalvin kelewat santai, ia tidak melihat wajah sang ayah yang sudah pasrah melihatnya.

'Huft' Michael mendengus melihat tingkah laku putranya itu, kemudian dengan sabar ia memanggil putranya.

"Kalvin…" panggil Michael dengan wajah datar.

Melihat itu, Kalvin pun menyimpan ponselnya ke dalam kantong celananya dan menatap papanya.

"Iya Pa astaga, Kalvin nggak budeg loh, Kalvin dengerin Papa sayang."

"Pah, Kelvin siap-siap dulu ya, udah mau sekolah," ucap Kelvin sopan sembari berjalan menuju tangga.

"Ikut dong!" Kalvin pun ikut beranjak dari sofa untuk mengikuti kembarannya.

"Kalvin, duduk!" perintah Michael tegas. Ia sudah sangat lelah melihat tingkah laku putranya ini.

Kalvin pun kembali duduk di sofa dan nyengir kearah papanya tanpa rasa bersalah.

"Yah Pa, Kalvin kan juga mau sekolah, ntar Kalvin telat, Kalvin nggak bisa tebar pesona lagi!" ujar Kalvin sambil mendengus.

"Kamu tau nggak, papa dapat laporan lagi dari wali kelas kamu, katanya kamu godain perempuan, sampai perempuan itu mau nikahin kamu."

"Bukan salah Kalvin itu Pah, Kalvin emang ganteng, Kalvin nggak godain dia, cuman kedip mata doang kok, dianya aja yang baperan." Kalvin berbicara santai sampai papanya pasrah akan tingkah laku anaknya itu.

Rossaline Queenby Andrean, seorang wanita berparas cantik yang sering disapa Rossa adalah mamanya Kalvin dan Kelvin. Rossa yang melihat adegan tersebut hanya tersenyum. Ia sudah paham sifat anaknya itu. Kemudian ia berdiri untuk menyiapkan sarapan karena waktu sudah menunjukkan pukul 06.00.

"Tapi itu tetap aja nggak baik Kalvin, kamu udah buat anak orang salah paham loh." Michael menghadapi anaknya ini dengan kesabaran penuh.

"Nggak Pa, memang udah dasarnya aja dia suka sama Kalvin, secara kan Kalvin itu ganteng, manis, ngangenin, baik, rajin menabung lagi. Kalvin aja udah menabung hati untuk calon masa depan Kalvin," celetuk Kalvin sambil menghayal memikirkan masa depannya.

"Astaga Kalvin, Papa serius!"

"Iya Pah, Kalvin juga serius kok, apalagi sama masa depannya Kalvin." Kalvin tersenyum lebar tanpa berdosa ketika melihat papanya kesal.

"Ya sudah kamu siap-siap sana, yang ada papa darah tinggi hadapin kamu, Kalvin. Tingkah kamu luar biasa keturunan siapa sih?" Michael berdiri, menghampiri dan memeluk istri cantiknya itu yang sedang menyiapkan sarapan.

"Ya keturunan Papa lah. Gimana sih, Kalvin itu kan anak Papa." Kalvin mengikuti papanya untuk menghampiri mamanya.

"Nggak usah romantis-romantisan disini, Kalvin masih jomblo, ntar kalau Kalvin kepengen, susah kan," celetuk Kalvin yang sudah mendaratkan bokongnya di kursi.

Mendengar itu, Rossa sontak langsung melepaskan pelukannya dan mengambil selai coklat di atas meja.

"Kalvin, katanya kamu mau siap-siap. Kok disini?" ujar papanya.

"Hehehe.. Kalvin itu udah siap, tadi cuma mau lari dari Papa. Eh tau-taunya gagal," ujar Kalvin sambil nyengir.

"Kamu mau rasa apa?" tanya mamanya sambil melihat ke arah Kalvin.

"Stroberi Mah, stroberi itu manis, semoga nanti masa depannya Kalvin suka stroberi juga," ucap Kalvin yang lagi-lagi membayangkan seperti apa masa depannya itu. Memang kalau jiwa jomblo akut kambuh, akan susah dihilangkan.

"Pa, Ma, Kelvin berangkat sekolah dulu ya," ucap Kelvin sambil memeluk kedua orang tuanya.

"Woi, tungguin gue kenapa sih? Belum selesai nih gue makannya," teriak Kalvin saat kembarannya itu berjalan melewatinya.

"Lo berangkat sendiri aja sana, nanti gue telat, gue gak mau," ujar Kelvin santai, lalu mulai menghidupkan motor ninjanya dan berlalu tanpa menghiraukan teriakan saudaranya.

"WOIII!! TUNGGUIN GUEE AELAHH!!" teriak Kalvin dari dalam rumah, siapa saja yang mendengar teriakan Kalvin, dipastikan untuk harus mengecek kembali apakah telinganya masih berfungsi atau tidak.

"Kalvin, jangan teriak-teriak, sudah sana kamu berangkat sekolah juga, jangan buat ulah lagi nanti," ucap mamanya.

"Siap mama Kalvin yang cantik." Kalvin memang sudah sering menggoda mamanya, dikarenakan mamanya merupakan satu-satunya perempuan yang ada di rumah ini.

"Pa, Ma, Kalvin berangkat dulu ya," pinta Kalvin sambil memeluk kedua orangtuanya.

Kalvin menghidupkan mobil sport kesayangannya. Berbeda dengan Kelvin yang lebih suka menggunakan motor ninjanya dengan alasan bebas dari macet, Kalvin lebih memilih untuk menggunakan mobil sport kesayangannya dengan alasan bisa tebar pesona.

Mobil Kalvin melaju, membelah jalan raya. Kalvin mengendarai mobilnya dengan santai, tidak masalah telat, sekolah itu kan punya papanya, pikirnya.

Sesampainya di sekolah, Kalvin melihat banyaknya orang seakan-akan ada pertunjukan di sana. Jiwa penasaran Kalvin pun muncul. Ia memarkirkan mobilnya sembarangan dan berjalan memecah kerumunan manusia. Kalvin melihat seorang pria dan seorang wanita cantik.

"Itu siapanya ya? Pacarnya? Nggak mungkin lah, serpihan kayu gitu. Gantengan gue lagi," gumam Kalvin pelan.

To be continue

Gimana?
Jangan lupa tinggalin jejak kalian yaa. Kalau ada kritik dan saran boleh banget dicomment.

Jangan lupa jaga kesehatan ya teman-teman 😀.

Salam manis,

Sweet Chocalate 💖

The Beautiful Night Sky [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang