Chapter 20

33.4K 2.1K 321
                                    

Kini anggota keluarga Grisson kecuali Max, William, dan Hendrey tengah berada didepan pintu kamar Rara. Sedari tadi mereka terus-terus an menggedor sang pemilik pintu berharap mau membukakan pintu untuk mereka.

Namun sudah 20 menit Rara tak kunjung membukakan pintunya membuat mereka semakin cemas. Takut jika Rara melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya.

Tok
Tok
Tok

"Sayang, buka pintunya.... Mama mohon sayang," ucap Jihyun, sembari mengetuk pintu kamar Rara.

"Queen kakak mohon buka pintunya," ucap Sean, cemas.

"Dek... Jangan buat kita khawatir, cepat buka pintunya," ucap Rey, sembari mengetuk pintu.

"Eunsa! Buka pintunya atau kakak dobrak," ucap Jun. Walaupun sikap Jun terkadang dingin dan irit bicara pada adiknya sebenarnya ia adalah orang yang paling menghawatirkan keadaan Rara.

Dibanding saudaranya yang lain Jun terkesan cuek, ia seolah tak peduli dengan adiknya namun diam-diam ia memperhatikan seluruh kegiatan Rara selama dirumah.

Ia juga selalu menanyakan kepada para pelayan dan chef apakah Rara sudah makan atau belum. Fyi bisa disimpulkan Jun tipe-tipe kakak tsundere.

"Eunsa!!"

"Stop Jun, jangan memaksanya. Jangan membuat kesalahan yang sama seperti kak Max," ucap Rey, melirik Max.

Jun berhenti meneriakkan Rara. Ya benar ia harus berhati-hati agar tak mengulangi kesalahan yang dilakukan Max.

Eunwoo bergerak maju kemudian mengetuk pintu tersebut halus.

Tok
Tok
Tok

"Eunsa... Apakah kamu tidak ingin keluar? Tak apa, tapi tolong katakan kau tidak akan melakukan sesuatu yang berbahaya kan...kita semua khawatir terhadapmu...termasuk Mama... Kamu tidak suka kan kalau mama menangis?" ucap Eunwoo, lebut.

Sementara itu Rara yang berada dibalik pintu mengiyakan dalam hatinya bahwa ia tak ingin membuat mamahnya bersedih.

"I-iya aku tak akan me-melakukan apapun....biar-biarkan aku sendiri dulu," ucap Rara, sambil menahan tangisnya.

"Sebaiknya kita meninggalkan dirinya dulu...biar ia lebih tenang," ucap Wonwoo.

"Huft, baiklah jika itu maumu," ucap Eunwoo.

Kemudian mereka meninggalkan Rara sendiri berada didalam kamarnya.

🔮

Sementara diruang tamu

"Apa yang barusan kau lakukan Max?" ucap William dingin. Ia begitu marah sekarang. Melihat bagaimana cucu tersayangnya diperlakukan kasar seperti tadi.

"Aku kehilangan kendali tadi," ucap Max, frustasi.

Entah bagaimana ia bisa berlaku kasar pada adiknya. Ia begitu kalut ketika melihat adiknya tak berada dirumah. Padahal ia berharap ketika pulang kerumah hal yang dapat dilihatnya adalah wajah adiknya. Tapi nyatanya entah mengapa ia tak dapat menemukan adiknya dimanapun.

"Hilang kendali?? Kau bilang hilang kendali? Kutunjukkan padamu bagaimana itu hilang kendali," William kemudian berdiri dari duduknya kemudian memukul keras wajah Max bertubi tubi hingga ia tak dapat bediri.

Walaupun William itu sudah tua bukan berarti ia sudah menjadi lansia yang perlu bantuan tongkat ketika berjalan. William selalu melatih kekuatan ototnya dengan melakukan olahraga bahkan beladiri. Kesehatannya pun selalu terjaga dengan baik dan ia selalu melakukan cek rutin kesehatannya.
(Fyi jangan mengira William itu kakek2 tua, ya walaupun emang udh tua sih😬)

MY POSESSIVE BROTHER (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang