PRANK(13)

51 19 7
                                    

Kamu slalu membuatku tersenyum
Dengan lelucon yang kau buat dan sebuah kejutan yang kau beri
Benar ya,kamu sama seperti hujan
Slalu saja ada tawa dan airmata
Sungguh indah senyum yang kau berikan.
🌸

Hyra Permata

----------

Sudah hampir minggu Hyra belum Sadar dari komanya.
Keajaiban pun muncul saat Bimo menggenggam tangan Hyra dan terus menjaganya.

Bimo langsung memanggil dokter untuk memeriksa keadaan ku.

"Gimana dok keadaan Hyra."

"Alhamdulillah keajaiban Tuhan masih berpihak pada Hyra. "

"Syukurlah, Yasudah saya tinggal dulu ya dek, Pah, Bu Mari.. "

Dokter pun akhirnya keluar dari ruangan ku.

"Kamu siapa? aku ada dimana, kok kamu nangis sih kenapa? "

"Ra ini aku, kamu nggak kenal sama aku, aku Bimo Ra. "

"Aku nggak kenal sama kamu, kamu siapa? "

"Aku Bimo Hyra pacar kamu hmm. "

"Om sama Tante juga siapa ya aku nggak kenal. "

Tiba-tiba air mata dari Mamah dan Bimo mulai turun, aku pun merasa kasian dengan mereka.

"Kalian kena prank hahah... "

"Hmm udah ah, om aku pamit ya, aku duluan ya om,  tante. "

"Hayo Bimo marah tuh kamu sih hmm udah tahu kita khawatir. " Ucap Mamah.

Aku pun semakin merasa bersalah pada Bimo, aku tidak tahu dia marah atau kenapa.

"Udah Hyra sekarang makan ya, nanti Bimo kesini lagi kok, mungkin Bimo sibuk ra."

"Nanti Hyra makan kok Pah. "

"Janji ya, yaudah ayo Mah kita keluar biarin Hyra istirahat Mah."

Mamah dan Papah akhirnya meninggalkan ku sendiri di ruangan.
Tiba-tiba seseorang memakai kostum badut masuk kedalam ruangan ku dengan membawa boneka beruang yang cukup besar dan bunga yang sangat cantik.

"Hmm Mah, Pah ini ada badut, suruh badutnya keluar dong Mah Hyra mau istirahat Mah."

Tak ada jawaban apapun dari Mamah dan Papah, tiba-tiba Badut itu memegang tangan ku.

"Yakin nih mau ngusir aku nih."

"Bimo ih nyebelin kan."

"Hehhe prank, kesel ya tadi aku tinggalin keluar."

"Nggak tau ah ngeselin tau nggak sih, aku marah sama kamu."

"Ihh malah marah, sukak nggak bonekanya? "

"Nggak, nih buat karin aja. "

Bimo pun membuka kostum badut yang menutupi wajahnya.

"Kalo ngambek aku cium mau nggak."

Tiba-tiba Bimo mendekatkan wajahnya padaku yang berjarak tiga jari. Aku pun reflek menutup mataku.

"Hahha udah tutup mata aja ihh hayo mau ngapain."

"Tuh kan ngerjain lagi, nyebelin, aku marah ah nggak mau ketemu kamu."

"Heheh seneng deh ngerjain kamu, ihh gemes."

Bimo mengacak-acak rambutku dan terus mencubit pipiku.

"Udah puas hmm nyubitin terus?"

"Heheh puas banget, gemes sih kalo kamu marah tuh, makanya jangan marah dong."

"Mau aku nggak marah nggak nih? "

"Hmm pasti ada Syaratnya. "

"Iya dong. "

"Apa tuh? "

"Kita main games truth or dare setuju nggak?"

"Nggak ah nggak mau heheh."

"Tuh kan ngeselin tau nggak, sana ah."

"Jangan marah lagi dong, istirahat ya kan kamu baru aja sembuh."

Tiba-tiba Bimo memelukku.
Dibalik itu ada seseorang yang tidak suka dengan pemandangan itu.

"Iya ya, hmm Bim kayanya ada orang deh."

"Nggak ih nggak ada, bilang aja biar bisa aku lepasin pelukannya ya kan?"

"Nggak Bim, ngeselin kan hmm beneran tadi ada orang Bimo."

"Hehhe tetep nggak mau ah lepasin."

"Katanya nyuruh aku istiraht huu dasar Bebek tukang ngambek."

"Iya deh yaudah aku keluar ya, selamat istirahat peri kecil."

Bimo keluar dan pergi meninggalkan ku, Tiba-tiba kenop pintu terbuka.
Aku berpura-pura tidur, karena aku sudah tebak itu pasti Bimo.
Tapi tak ada suara apapun, aku semakin penasaran dengan siapa yang masuk kedalam ruangan ku.

Aku mencoba membalikkan badan ku, yang sedari tadi aku tidur dengan posisi miring.

"Kamu..... "

*****

Maaf ya kalo part ini terlalu pendek 😁🙏
Oh iya menurut kalian gimana ya, aku lanjutin atau nggak nuhun ceritanya, menurutku ceritanya biasa aja ya. Maaf ya kalo ceritanya nggak sesuai sama ekspetasi kalian 🙏🌻😊

Jangan lupa voment🌻
Makasih ya yang udah baca dan voment sama cerita ku.😊

Kira-kira ada yang penasaran nggak sama lanjutan ceritanya? Yang penasaran yuk voment ya😁

#sampai jumpa di part selanjutnya 🌻

Aku Suka Kamu Dan HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang