.
.
.
Dan dalam sesak aku menemukan diriku limbung, Jeon.
Kepayang dalam aleksi kelewat intimidasi yang kau salurkan dalam celah diriku.
Menyesap aroma mu bagai esok adalah kiamat, menyentak ego untuk menjadikan kita seperti apa yang Tuhan sebut takdir.
Terlampau memuja, kau boleh bilang aku obsesi.
Sebut aku gila dengan akal arus pendek hanya karna emosi.
Namun aku salah, mungkin cintaku terlalu kompleks untuk kau pahami.
Maka jika suatu hari nanti kau bosan padaku; padaku yang cacat, yang penuh cela.
Aku mengiba, Jeon; Jangan pergi! Jangan letih! Jangan menyerah!
Karena searing Adam takkan pernah menyerah pada Hawa-nya.
YOU ARE READING
~Feels
PoetryKumpulan kutipan yang tercipta oleh berbagai rasa yang bersarang di hati.