"Halo.""Iya halo, kenapa li?"
"Kamu lagi dimana?"
"Di kampus, baru aja kelar matkul. Ada apa?"
"Aku jemput di depan gedung fakultas ya. Kita lunch bareng."
"Oke."
Tut.
Setelah menutup telephone Prilly pun segera merapikan buku dan alat tulisnya. Berpamitan kepada teman-teman sekelasnya lalu berjalan keluar menuju pintu utama gedung fakultas pendidikan.
Hari ini cewek yang sedang menggunakan dress berwarna pastel itu punya janji makan siang bareng dengan Ali. Entah siapa yang mengajak duluan, tapi tiba-tiba saja sudah ada rencana untuk makan siang bareng di salah satu tempat makan cepat saji yang baru-baru ini dibuka.
Prilly melihat sebuah mobil hitam berhenti di depannya pas, lalu kaca mobil terbuka dan menampakkan Ali dengan pakaian santainya, ditambah sebuah kacamata hitam bertengger di kedua matanya.
"Ayo masuk Illie."
Prilly pun masuk mobil dan Ali segera menjalankan mobilnya.
"Ada matkul lagi gak setelah ini?"
Prilly menggeleng sambil mengeluarkan satu bungkus snack coklat dari tote bag nya.
"Ali, buka mulutnya."
"Ap-"
Belum selesai mengucapkan satu kata, Ali sudah disuapi sebatang stick coklat oleh Prilly.
"Hmm enak nih, coklat ya?"
"Iya, dikasih sama kating tadi."
"Oh."
"Heem."
"Cowok apa cewek?"
"Cowok."
Lalu suasana di antara mereka pun berubah jadi sunyi. Hanya terdengar suara kunyahan Ali dan Prilly yang hanya meremas bungkus snack yang sudah tak tersisa itu.
Keduanya berkelana di pikiran masing-masing, hingga mobil Ali sampai di area parkir restoran cepat saji yang mereka tuju.
Tetapi ketika Ali sudah mematikan mesin pun keduanya tidak kunjung keluar dari mobil.
"Kenapa? Cemburu?"
Ali menoleh ke arah Prilly, memberikan cewek itu tatapan penuh tanya.
"Sepertinya iya, tapi apa boleh?"
Prilly tertawa mendengar jawaban Ali. Menurutnya cowok di depannya ini begitu polos dan lugu. Pertanyaan yang ia lontarkan begitu membuat hati kecil Prilly tergelitik betapa tulusnya perasaan Ali kepadanya.
Bahkan ini sudah terhitung dua minggu sejak Ali ketahuan menatap Prilly dari dekat di hari ulang tahunnya kemarin. Sudah dua minggu juga ketika Ali secara tidak sengaja mengungkapkan perasaan yang ia miliki terhadap Prilly. Tapi tetap saja, rasanya masih begitu aneh untuk cewek itu sendiri.
"Boleh, itu kan wajar. Kenapa enggak?"
"Aku bahkan bukan pacarmu. Someone said to me, kamu gak boleh cemburu kalo bukan pacar."
"Hahaha siapa yang bilang gitu sih?"
"Temen penelitianku di Dublin."
"Beneran? yaudah mulai detik ini aku jadi pacarmu. Biar kamu boleh cemburu, gimana?"
Ali membukatkan matanya mendengar ucapan Prilly. Rasanya terkejut bukan main, bisa-bisanya cewek dihadapannya ini melangkah lebih dulu untuk urusan hubungan mereka.
"Kenapa shock gitu? Cewek gak boleh nembak duluan?"
Ali menggeleng, mau menjawab tidak apa apa tapi mulutnya begitu kelu untuk mengeluarkan kalimat. Jantungnya berdegup kencang, apalagi melihat ekspresi wajah Prilly yang sekarang berada tepat di depan wajahnya. Tersenyum sangat manis hinggga kedua mata cewek itu hampir tak terlihat.
"A-aku mau bi-bilang iya." jawab Ali masih dengan terbata-bata.
Prilly tidak bisa berhenti tersenyum melihat Ali yang seperti ini. Terlalu menggemaskan dimatanya.
"Oke deh, mulai hari ini kita pacaran."
Masih dalam kondisi malu, senang, dan terkejut yang bercampur jadi satu Ali pun turun lalu memutari mobil lalu membukakan pintu untuk Prilly.
"Mari tuan putri, saya antarkan anda untuk pergi makan siang." Ucap Ali sambil mengulurkan telapak tangannya.
"Terimakasih pangeran." kata Prilly lalu meraih tangan Ali untuk digenggam.
"Hahahaha kita apaan sih kayak anak kecil gini."
"Gapapa, kalo orang lihat kan masih lucu. Kamunya imut soalnya."
"Ih gombal, belajar dari mana kamu?"
"Dari Youtube? Hehe."
"Besok-besok nontonnya yang bermanfaat dong."
"Hehe iya siap mbak pacar."
"INI LAGI MBAK PACAR SIAPA YANG NGAJARIN!?"
"Youtube."
"ASTAGA ALI! udah nanti habis makan aku pinjem hape kamu. Aneh-aneh banget sih tontonannya."
"Oke siap zeyenk!"
"Oh My God! Ali stop kamu gak boleh terkontaminasi begituan."
Ali hanya tertawa menanggapi cewek yang sekarang sudah resmi menjadi kekasihnya itu. Menggenggam erat tangan Prilly seakakan tidak akan pernah ingin untuk melepasnya selamanya.
" So i'm fall in love with the most unexpected person at the most unexpected time. "
[THE END.]

KAMU SEDANG MEMBACA
20 Something
Short StoryComplete. "Prilly, hari ini murid student exchage papa bakal dateng kerumah dan akan tinggal sama kita untuk beberapa waktu kedepan. Papa harap kamu tidak keberatan." Rizal tersenyum ketika putri semata wayangnya itu mengangguk. Lalu memberikan seny...