Suatu insiden yang menyebabkan 686 pemain game online Valenar tidak sadarkan diri sudah sampai lebih dari 3 tahun. Semua korban tersebut dirawat pada penampungan khusus.
Kuroshi merupakan salah satu pemain game Valenar yang tidak menjadi korban dari...
Catatan Penulis : (Ini merupakan catatan atau penjelasan tambahan dari penulis)
(Penulis masih baru dalam hal menulis untuk pembaca, biasanya penulis menulis cerita untuk dirinya sendiri.
Cerita ini merupakan ide original dari saya penulis. Beberapa bagian masih dalam berbentuk skrip cerita, masih dalam tahap revisi.
Mohon beritahu pada saya jika terdapat kalimat yang tidak jelas atau ambigu, terima kasih)
Prolog 01
1490 tahun yang lalu, di dunia Elshien, angin membawa bau besi dan api. Langit memerah, seakan menyerap amarah ratusan petualang yang berkumpul dalam formasi tempur di hadapan Arcadia.
Di garis depan, seorang petualang dengan kelas Knight berdiri di atas batu besar, pedangnya berkilat di bawah sinar matahari yang tertutup asap perang. Suaranya menggelegar di tengah medan perang.
"ARCADIA TELAH JATUH! SEKARANG ATAU TIDAK SAMA SEKALI! SERAAANGGG!!!"
Seruan itu disambut gemuruh teriakan pasukan. "YAAA...!!!" Mereka berlari maju seperti gelombang pasang, siap menenggelamkan Arcadia dalam darah dan kehancuran.
Beberapa hari sebelumnya, dalam pertemuan rahasia, pemimpin pasukan petualang, Ozeil, menatap tajam ke arah pasukan petualang yang menunggu instruksi.
"Jadi, itulah rencananya. Ada pertanyaan?"
Dia baru saja menjelaskan strategi penyerangan Arcadia. Namun, suasana ruangan terasa tegang. Salah satu petualang mengangkat tangan ragu-ragu.
"Bagaimana dengan penghuni Arcadia?" tanyanya, mencoba mengklarifikasi rencana lebih lanjut.
Tanpa ragu sedikit pun, Ozeil menjawab dengan dingin.
"Habisi tanpa ampun."
Keheningan menyelimuti ruangan. Petualang tadi tak mampu berkata apa-apa setelah mendengar jawaban Ozeil.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kini, di medan perang, suara teriakan dan dentingan senjata menggema. Para penghuni Arcadia—terdiri dari berbagai ras seperti werewolf, undead, naga, monster, peri, chimera, vampir, iblis, dan bahkan malaikat—turun satu persatu ke medan perang. Werewolf mengaum, undead berderap dengan tubuh separuh hancur, naga melayang di udara dengan napas api, dan peri berkilauan di tengah kekacauan. Arcadia tidak akan menyerah tanpa perlawanan.
"Sesuai rencana! ARCHER, SEKARANG!!" perintah salah satu komandan pasukan.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Para Archer serempak menarik busur mereka. Langit berubah gelap oleh ribuan anak panah yang melesat cepat. Jeritan terdengar di segala penjuru. Darah menyapu tanah.
Pertempuran berlangsung sengit. Korban berjatuhan dari kedua belah pihak. Raungan, dentingan senjata, dan pekikan kesakitan menggema di langit Arcadia. Hingga akhirnya... Arcadia jatuh.
Di puncak kehancuran, sang pemimpin Arcadia, Gredios, kini terpojok. Dia berdiri di antara reruntuhan, tubuhnya penuh luka, tetapi sorot matanya menyala penuh kemarahan.
"Jadi kalian ingin mengambil alih Arcadia, dasar makhluk-makhluk tidak tahu diri!!" geramnya.
Ozeil maju, melangkahi tubuh-tubuh yang tergeletak dengan tangannya masih berlumuran darah. Dia menatap Gredios dengan senyum meremehkan.
"Mengambil alih ? Tidak." katanya santai. "Kami mengambil kembali apa yang seharusnya milik kami."
Gredios mengepalkan tinjunya, geram mendengar kata-kata itu.
"Seharusnya kalian kuhancurkan sejak awal...!!"
Namun, Ozeil tetap tenang.
"Sejak awal, kau kan yang membuang kami semua ke dunia busukmu ini."
Gredios terdiam namun matanya semakin membara dan kemarahannya hampir meledak.
"Dan sebenarnya," lanjut Ozeil, suaranya tetap tenang di tengah badai energi, "tujuan utama kami ke sini bukan hanya untuk merebut Arcadia.... tetapi untuk memanggilnya."
Gredios terkejut, lalu menggeram.
"Lagi-lagi DIA?! Orang yang kalian maksud TIDAK PERNAH ADA...!!!"
"Diam. Aku tidak butuh pendapatmu." Ozeil menatapnya dengan dingin.
Gredios mengertakkan gigi, amarahnya tak terbendung.
"Apa pun yang kalian lakukan, usaha kalian akan sia-sia..!"
"Mungkin," Ozeil mengangkat satu tangannya. "Tapi setidaknya, kami akan menyegelmu... untuk selamanya."
"SIALAAAN!! Aku tidak seharusnya membiarkan kalian hidup! Aku tidak akan memberi ampun! Aku akan membasmi kalian semua!!" Gredios meraung, kekuatannya meledak, tetapi sudah terlambat.
"Lakukan," perintah Ozeil kepada para petualang yang telah bersiap.
Dalam hitungan detik, beberapa petualang membentuk formasi di sekeliling Gredios. Mereka mulai merapal mantra suci kuno.
"Eternal Seal"
Simbol-simbol cahaya muncul di udara, membentuk lingkaran penyegelan yang berkilauan, cahaya berkilauan tersebut membungkus tubuh Gredios. Gredios berusaha melawan, tetapi kekuatannya mulai terserap ke dalam segel yang mengurungnya.
Dengan amarah membuncah, Gredios menatap Ozeil untuk terakhir kalinya.
"OZEILLLL...!!! KALIAN AKAN MENYESAL...!!!"
Namun, itu adalah kata-kata terakhirnya.
"Lock"
Dengan satu mantra terakhir, segel abadi diaktifkan lalu mengunci keberadaan Gredios... selamanya.
Prolog 02
Tiga tahun yang lalu, sebuah insiden mengguncang Jepang. Pada tahun 2044, tepat pukul 18.40, sebanyak 686 pemain Valenar, sebuah game virtual online RPG yang sangat populer, tiba-tiba pingsan secara serentak tanpa tanda-tanda kehidupan.
Sejak saat itu, tidak satu pun dari mereka yang sadar. Tidak ada perubahan, tidak ada perkembangan. Seolah-olah mereka terperangkap dalam kegelapan yang tak berujung.
Valenar bukan sekadar game. Ini adalah dunia virtual yang mendunia, dimainkan oleh jutaan orang dari berbagai negara. Namun, yang aneh—insiden misterius ini hanya terjadi pada pemain yang terhubung melalui server Jepang.
Lebih mengherankan lagi, mayoritas korban adalah mereka yang sedang online pada saat kejadian, termasuk administrator dan staf pengelola game. Namun, ada enam orang yang menjadi pengecualian—mereka tidak sedang bermain, tetapi tetap menjadi korban. Satu-satunya kesamaan dari enam orang tersebut adalah status mereka tercatat sebagai anggota Guild Arcadia di Valenar.
(Online: pemain yang sedang aktif dalam game.) (Offline: pemain yang tidak sedang bermain.)
Namaku Izayaki Kuroshi. Aku adalah salah satu pemain Valenar, sekaligus satu-satunya anggota Guild Arcadia yang selamat dari insiden itu.
Aku tidak tahu apakah ini keberuntungan... atau sebuah kutukan yang baru saja dimulai.