Bab 5. Cinta Masa Remaja

13 3 0
                                    

Jatuh cinta di masa remaja itu memang indah. Itu pula yang terjadi padaku. Sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.

Bayangkan saja, hanya karena sebuah tatapan mata sudah mampu menggetarkan hati, bahkan seolah melambungkanku ke langit ketujuh.

Setiap hari selalu ada semangat baru untuk pergi ke sekolah, salah satu alasannya adalah kamu, Dam. Karena dengan ke sekolah, aku pasti bisa kembali bertemu denganmu sepulang sekolah.

Dan jika sehari saja aku tidak berjumpa denganmu, duniaku seakan runtuh. Aku kehilangan semangatku, lalu air mata tak hentinya menetes.

Damar, terkadang jatuh cinta itu aneh. Pada saat bersamaan ia bisa membuatku tertawa bahagia, namun sedetik kemudian menguras air mataku.

Masih jelas kuingat, Dam, saat itu pulang sekolah sehabis tes kenaikan kelas. Aku sengaja menunggumu di warung depan SMP 3--sekolahmu. Dengan membingkai senyum manis kamu menghampiriku.

Sejenak kita meluangkan waktu untuk mengobrol sebelum akhirnya kamu mengajakku untuk segera menuju tempat biasanya menunggu angkot. Kamu mengacak lembut puncak kepalaku, sebelum dengan erat kamu menggandeng tanganku. Jemari kita saling mengisi.

Tapi kita tidak pernah tahu, apa yang bakal terjadi esok. Masihkah senyuman ini menghiasi bibir kita, apakah kehangatan ini masih menghiasi hari-hari kita, ataukah justru berganti dengan butiran air mata.

Karena nyatanya cinta tidak selalu berjalan manis.

Dariku yang terlalu berharap,
-Viona



Viona's DiaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang