7

1.1K 106 3
                                    

Hari ketiga, keempat dan seterusnya.. Taehyung selalu datang malam hari dan tanpa handycam.. Dia melupakan tugasnya dan lebih memilih untuk menjadi teman sang pria —iblis. Tak banyak yang mereka lakukan, mereka hanya akan berdiri atau duduk berdampingan dengan jarak tiga meter. Si pria iblis tidak mau jika Taehyung terlalu dekat dengannya.

“Apa kau tidak bosan datang ke sini setiap malam?” tanya sosok itu, malam ini bulan redup, dan mereka hanya di temani tiga buah lilin yang sengaja Taehyung bawa.

“Kau juga, kenapa sering sekali ke tempat seperti ini, kau tidak bosan?” Taehyung malah balik bertanya.

“Cih, harusnya kau menjawab pertanyaanku. Bukan malah bertanya juga. Aku tidak punya tempat lain yang bisa aku kunjungi, selain tempat ini. Jadi setiap malam aku akan datang.” Jawab sosok itu,

“Benarkah?”

“Hemm, dan kau? Apa kau akan terus datang kemari?”

“Sampai masa kunjunganku di sini belum berakhir, aku akan selalu datang.” Taehyung tersenyum, dan senyuman itu menular pada sang iblis.

“Siapa namamu, manusia? Sejak pertama bertemu aku selalu memanggilmu ‘manusia’, kau pasti punya nama ‘kan?”

Taehyung tertawa, “Tentu saja aku punya, namaku Kim Taehyung. Kau? Iblis juga pasti punya nama ‘kan?”

“Kim Taehyung? Nama yang aneh. Namaku Jungkook, yang artinya bersinar layaknya bulan. bagaimana menurutmu?” ckck pada dasarnya iblis memang makhluk yang sombong. (fyi: gue ngarang arti nama jungkook wkwkwkw)

“Nama yang cantik, secantik pemiliknya.”

Kali ini ucapan Taehyung mampu membuat pipi pucat itu merona, ah, astaga, adakah iblis semanis dia?

“Manusia memang pandai merayu, dasar bodoh.” sosok itu melempar ranting kecil ke arah Taehyung untuk menyembunyikan kegugupannya. Dan Taehyung hanya tertawa,

“Bukankah kau sendiri yang bilang bahwa kau itu cantik, aku hanya mengiyakan saja. Siapa yang sebenarnya bodoh?”

Skakmat, beraninya manusia ini mempermainkan iblis. Dan Jungkook yang sudah tidak bisa membalas hanya bisa menghilang dengan tiba-tiba.

Sepeninggalannya, Taehyung membaringkan diri di lahan kosong itu. Menikmati hembusan angin malam yang kini sudah mulai akrab dengan tubuhnya.
.
.

“Dari mana saja kau?” Jungkook berhenti, suara rendah mengerikan milik sang ayah mulai terdengar.

“Aku hanya mengunjungi tempat yang biasa aku datangi.” Jawabnya singkat.

“Kau masih menemui manusia itu, Jungkook?”

“D—Dari mana ayah tahu?”

“Itu tidak penting, mulai sekarang aku melarangmu pergi ke dunia tengah. Masuk ke kamarmu--sekarang.”

“Tapi ayah, kenapa?”

“Kau tidak melihat benang merah yang sekarang melilit kelingkingmu itu? Putuskan benang merah itu, tidak selayaknya iblis berdampingan dengan manusia.”

.....

Ruangan dengan pencahayaan minim itu ternyata tidak bisa menyembunyikan raut wajah pria yang kini sedang menunjukan ekspresi bosannya. Sejak tadi pria itu hanya berguling-guling tak jelas di ranjangnya, atau sesekali dia terbang berputar-putar di dalam kamarnya. Kepakan sayap hitam megah miliknya menjatuhkan beberapa helai bulu, satu helai bulu berwarna hitam mengkilap juga dengan ukuran yang lebih besar dari bulu merpati itu menunjukan kastanya di dunia bawah.

Sampai pria itu terdiam sejenak kala pintu kamarnya diketuk oleh seseorang, “tuan muda, saya boleh masuk?”

“Ah, ya. Masuklah.”

Seorang pelayan masuk dan duduk di sisi ranjang pria itu, “Apa yang membuat raut wajah tuan muda seperti ini?”

“Aku bosan. Ayah tidak memperbolehkan aku keluar dari kamar.” pria iblis itu merengut tak suka, harusnya dia pergi menyebrangi perbatasan—menuju dunia tengah seperti biasanya. Taehyung pasti menunggunya.

“tuan belum cukup dewasa untuk keluar dari rumah ini, umur tuan muda saja belum genap seratus tahun, karena itulah tuan besar mengurung tuan muda seperti ini, tuan muda sudah melampaui batas.  Itu berarti tuan muda masih butuh penjagaan. Bagaimana jika tuan muda mendengarkan saya bercerita?”

“Apa itu kisah yang menarik?”

“Tentu saja, ini lebih menarik dari pada tuan muda terus memutari kamar ini, saya yakin tuan muda akan menyukainya. Jadi, siap untuk mendengarkan?”

“Aku selalu siap.”

“Apa tuan muda pernah mendengar kisah Lucifer? Atau Seraphim? Malaikat yang terbuang dari surga, karena rasa cinta yang mereka punya?” Tanya si pelayan, pria itu hanya menggelengkan kepalanya sebagai jawaban.

Si pelayan tersenyum, dan kembali melanjutkan ceritanya. “Lucifer adalah salah satu dari Archangels-sembilan malaikat teratas.  Malaikat  adalah makhluk yang selalu taat, begitupun Lucifer, malaikat yang  harusnya selalu patuh kepada Yang Maha Kuasa, malah membangkang saat itu. Itu adalah saat dimana Yang Maha Kuasa menciptakan manusia pertama,

bernama Adam. Saat Yang Maha Kuasa memperkenalkan Adam kepada semua penghuni surga, Yang Maha Kuasa memerintahkan mereka untuk bersujud kepada Adam. Yang Maha Kuasa mengatakan, bahwa Adam adalah makhluk yang mulia dan makhluk paling sempurna. Namun, Lucifer menentangnya. Bagi Lucifer, tidak ada makhluk yang lebih sempurna dari malaikat bernama Seraphim. Dia adalah malaikat tercantik dan tersempurna, lambang dari cinta sejati.

Karena keberaniannya menentang Yang Maha Kuasa itulah, Lucifer dihukum. Lalu, Seraphim yang merasa bersalah memberanikan diri untuk mengajukan satu permohonan.
Dia rela dimusnahkan karena telah membuat seorang Lucifer membangkang, sebagai gantinya, Seraphim memohon supaya Lucifer dibebaskan.

Permohonan Seraphim, dikabulkan. Lucifer memang dibebaskan, tapi, itu adalah awal dari kekacauan yang sebenarnya. Lucifer yang tahu
bahwa Seraphim sudah dimusnahkan, murka.


Tebece.....

Sambung di chap depan ya bambang kepanjangan ini (:

the devil's tramping ground (Remake)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang