Buah hati.

3.2K 386 47
                                    

Putar lagu Maroon 5 - Memories

🌸🌸🌸

Tangan cantik itu mengusap lembut wajah kecil nan lucu dengan sayang, Ia tidak menyangka kalau sekarang dirinya sudah menjadi seorang ibu.

"Tumbuhlah dengan baik nak!" Gumam Chaewon, tak terasa bulir bening keluar dari mata coklat almondnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Tumbuhlah dengan baik nak!" Gumam Chaewon, tak terasa bulir bening keluar dari mata coklat almondnya.

"Baby Jae beruntung, wajahnya sangat mirip denganmu!"

Bukan Chaewon yang berbicara, tetapi wanita manis lainnya yang ikut bergabung dengan ibu - anak yang sedari tadi berinteraksi menyalurkan rasa kasih sayangnya.

"Kau sudah pulang?" Tanya Chaewon heran karena tidak biasanya dia pulang dari kampus secepat ini.

"Iya, tadi dosen Kim ada urusan penting jadi jamku diliburkan, ahh akhirnya bisa beristirahat!" Pungkas Yena sambil menjatuhkan tubuhnya di sofa putih dekat ranjang Chaewon.

"Aku rasa kau banyak beristirahat, kerjaanmu hanya tidur saja setiap hari!" Goda Chaewon yang membuat sahabatnya itu cemberut.

Tak lama, ibu muda itu tertawa.

"Iya juga sih, tak apalah baguskan kalau kita sering istirahat," Jawab Yena ringan.

"Eom-ma" Cicit sang anak.

Sontak kedua wanita dewasa itu menatap baby Jae terkejut.

"Kau memanggilku sayang?" Ucap Chaewon antusias.

Yena bangkit dan menghampiri baby Jae.

"Lucunya anak orang!" Yena mengucap gemas pucuk kepala mungil itu.

Chaewon pun mengecup seluruh permukaan wajah sang anak.

Diperhatikan wajah itu lagi, tapi tiba - tiba alisnya mengkerut.

"Matamu... Matamu mirip seseorang,"

Seketika jantungnya berdegup kencang, sangat kencang.

Chaewon menghela nafas berat.

Ia tersenyum, senyuman yang menyiratkan luka.

"Apa kau pantas disebut Appa oleh anakku?"

"Saat ini aku bingung, beberapa bulan yang lalu kau tunjukkan rasa pedulimu pada anakku, rasa hangat itu muncul, tak apa jika kau tidak menginginkanku lagi, aku menerima itu, aku memaafkan segala kesalahanmu untukku karena aku tak ingin memisahkan anak dengan ayahnya, sudikah kau mengakuinya? Mengakui Kim Jaemin menjadi Lee Jaemin, "

Pertanyaan itu muncul dibenak Chaewon.

"Maafkan aku sayang, aku tidak bisa memberikan keluarga lengkap untukmu, aku hanya berharap kau akan menjadi pemuda yang hebat nantinya!"
























........

Chaewon merapatkan selimut putih khas rumah sakit, tak terasa sudah dua bulan ia masih di tempat itu, bukan karena terlampau nyaman, tapi kondisilah yang membuatnya tetap tinggal.

AC hangat tidak membuat tubuhnya menghangat, udara dingin karena memang sekarang sudah masuk musim dingin ini menjalar ditubuhnya. Membawanya kembali pada kenangan yang dulu ia sebut indah.

FlashBack On.

Chaewon sedang menunggu sang pujaan hati di Cafe terdekat kampus, entah sudah berapa kali ia menelepon sang empu, tapi tak kunjung diangkat.

Kring!!

Suara bel pintu menandakan ada orang yang masuk mengalihkan atensinya. Orang yang sedari ditunggu pun datang.

"Maafkan aku sayang, aku tadi ada pertemuan anggota BEM,"

Chaewon mem - poutkan bibir Cherrynya, membuat siapapun akan gemas tak terkecuali pria bermarga Lee itu.

Tak tahan dengan tingkah lucu sang kekasih, Felix mengecup lembut bibir Chaewon dan kemudian menggengam tangannya sambil mengusap lembut.

"Ish.. kau ini, malu tahu banyak orang melihat kita!" Ucapnya tak lupa dengan pipinya yang merah merona.

Felix terkekeh. "Biar saja, mereka itu iri dengan keromantisan kita karena tidak ada gandengan hahaha,"

Chaewon menepuk bahu Felix pelan, tidak habis fikir dengan keusilannya.

"Aku ingin bertanya sesuatu padamu," Pungkas Chaewon ragu - ragu.

Tangan yang sebelumnya mengusap tangan lembut Chaewon kini beralih menyentuh pipi gembil milik Chaewon.

"Apa itu?"

"Ehm.. apa kau masih mencintaiku?"

"Huh? Kenapa bertanya seperti itu?" Jawab Felix heran dengan pertanyaan Chaewon.

"Ani, hanya ingin mengetahuinya saja!"

"Tentu saja, aku sangat mencintaimu dan akan selalu selamanya!"

"Janji?" Chaewon menyodorkan kelingkingnya.

Felix mengangguk dan menyatukan kelingking mereka tanda sudah membuat janji.

FlashBack Off.

Chaewon tertawa pilu untuk kesekian kalinya, menertawakan kisah hidupnya yang menggelikan.

Mengingat janji konyol dia dan pemuda yang saat ini sudah berstatus mantan itu.

"Sepertinya dulu aku sangat bodoh sampai - sampai percaya dengan omong kosongnya hahaha,"

Hawa dingin tiba - tiba terasa sangat menusuknya, tidak seperti biasanya tak ada kesejukan, tak ada kenyamanan, disana hanya ada perih dan ruang kosong penuh luka yang didapat.

"Yena - ah apa kau mematikan AC kamar?" Panggil Chaewon pada Yena yang sedang berkutat dengan benda pipih yang sedari tadi dipegangnya.

"Aniyo, aku tidak menyentuh remote AC sekalipun!"

"Arraseo, aku mengerti sekarang!"

Chaewon menatap jendela yang diselimuti salju putih itu dengan seksama.

"Ternyata musim dingin menyakitkan diakhir Desember yang kebanyakan orang katakan itu sedang aku rasakan, dan mungkin aku akan menyukainya mulai sekarang.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Maafkan aku Chaewon huhuhu.. jangan lupa vomenntnya yaa chingu annyeong🖤🖤🖤🖤✨

-author

Young Mother {Chaewon - Felix}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang