If I loved you less, I might be able to talk about it more.
–Jane Austen, Emma
Ia membawamu menyusuri taman ini
dengan topi berburumu yang dipenuhi daun-daun kering. Ke mana kita akan pergi? tanyamu ketika kalian berjalan mengitari taman.
Ia melepaskan kacamatanya dan bertanya apakah kau kedinginan. Kau melihat merpati berlabuh di koridor dan berkata bahwa kau hanya lapar.
Kau melihat sepatunya, bergerak mengikuti kesedihan di antara bangku-bangku taman. Apa kau ingat di bangku ini? Dulu kau pernah bertemu dengan seorang nenek yang menulis surat untuk cinta pertamanya.
Kau ingat nenek itu bercerita bahwa ia bertemu dengan perempuan itu di bangku ini saat liburan musim panas. Mereka bertukar surat selama bertahun-tahun. Ia memberikan satu bunga mawar untukmu dan memberikan kartu namanya.
Kau tiba-tiba teringat lagi cinta pertamamu. Hari ini, tiba-tiba kau ingin menulis surat
memasukkannya ke dalam kotak pos dan meninggalkan sepucuk bunga mawar di bangku taman.
Kau baik-baik saja? tanyanya. Kau melihatnya berhenti berjalan. Ada banyak orang di situ, kalian menemukan restoran China dan masuk ke dalamnya.
Hari ini, kau membayangkan ia adalah sebuah puisi, dan kau menuliskannya di sepanjang musim dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayahmu Tumbuh di Halaman Belakang
Poetryayahmu tumbuh di halaman belakang. ia belajar memanen ubi, memelihara anjingnya yang tinggal satu dan membuat telur paskah palsu. ia membenci anaknya yang tinggal satu. setiap sore kepalanya menjadi sekolah yang tidak belajar. ia tumbuh harum menjad...
