Diriku mencair dari kebekuan senja yang mencuri waktuku hanya untuk sekedar melamun.
Tirai jendela sengaja ku singkap agar ku bisa menyaksikan riuhnya rinai berjejal ketanah.
Aku masih berlindung pada cermin jendela dihadapanku agar tak ada tempias yang menyamarkan air mataku.Cepatlah maghrib agar pandanganku gelap segelap hatiku.
Cepatlah maghrib agar ku bertemu Sang Maha Kuasa untuk sekedar mengistirahatkan kacaunya hatiku.Inilah aku yang selalu memikirkanmu di setiap waktu. Setiap jengkal umurku. Jika jiwamu masih mengharapkan balasanku, kumohon peka pada perasaan ini yang telah berbalik mengharapkan mu. Ku yakin hembusan disepertiga malamku sampai ke langit hingga Tuhan menyadarkanmu akan masih adanya diriku.
___
Waktu itu senja yang turun sedang tak bersahabat hingga bersama hati yang kalang kabut mencari jawaban dari pertanyaanmu yang layak bagai teroris. Sementara aku hanya perempuan polos yang belum bisa menjawab pertanyaan teroris sepertimu. Bolehlah sekarang mawar yg telah mekar terpenuhi oleh rasa cinta didatangi oleh kupu kupu seperti mu.
Yaa Muqollibal Quluub, Tsabit Qolbii 'alaa diinik.
Wahai dzat Yang Maha Membolak-balikan hati,tetapkanlah hatiku diatas agamamu.Rasa cinta pada seseorang adalah anugerah. Berharap hanya pada-Nya agar hati ini jatuh pada sebuah hati dengan ketaqwaan bukan dengan hawa nafsu.
~teruntuk hati yang sedang dalam masa penantian kekasih
Yogyakarta,13 Februari 2020
***
jangan lupa di like komen ya......
biar aku tambah semangat nulisnya...😊
ayo ke halaman selanjutnya😃
KAMU SEDANG MEMBACA
Ruang Senjaku
PoetrySang penikmat anugerah Tuhan yakni sebuah rasa cinta. Akan tetap menikmati Cinta Dalam Diam. Tak ada kenikmatan rasa kecuali rasa cinta dalam diam. Diam diam mendoakan. "Rindu kian mengendap seperti endapan kopi yang tak pernah diteguk" _Bagaimanaka...