Kecupan

599K 12.1K 280
                                    

Warrning!!!

Happy Reading!!

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

James POV

Apa yang terjadi denganku, aku tidak bisa mengontrol diriku. Aku tidak ingin berhenti melumat bibir ranum ini, aku ingin lagi, dan lagi merasakannya. Sepertinya aku memang sudah gila! Semakin aku terperjam semakin aku tak ingin berhenti.

Kuresapi setiap kecupan-kecupan yang aku berikan pada bibirnya dan tubuhku semakin menggila! Apalagi saat merasakan tanganku menyentuh kulit punggungnya yang lembut. Membuat sesuatu yang berada di balik celanaku mulai terbangun. Shit! hanya dengan ciuman kenapa aku bisa seperti ini.

Kulepas ciumanku, ku tatap wajah cantik di hadapanku, ia terengah, bibirnya sedikit membengkak karena ulahku, dan entah mengapa aku malah ingin kembali melumatnya. Namun aku masih punya otak untuk memberinya bernafas sebentar.

Aurell masih terpejam sambil mengatur nafasnya. Mendengar deru nafasnya malah membuat pikiranku melayang, aku membayangkan dia sedang mendesah di bawahku. Oh shit! milikku sudah berdiri sempurna sekarang.

"selamat Aurell..kau sukses membuatku ingin menyentuhmu sekarang juga" bisikku tepat di depan wajahnya. Aurell mendongak menatapku dengan mata bulat coklatnya. Hidung kami bersentuhan. Aku mendekatkan wajahku kembali untuk menyentuh bibir ranum itu namun yang membutku kesal Aurell menghindar.

Persetan dengan semuanya! Aku langsung mengangkat tubuh Aurell ala bridal style menuju kamar VIP milikku yang ada di club ini.

Aurell terus meronta minta di turunkan, bahkan ia memukulku dengan tangan lemahnya. Namun aku sudah terlanjur di luput gairah. Aku tidak peduli lagi.

"Lepaskan! Bapak mau membawa saya kemana!" teriaknya namun aku tak memperdulikannya.

Setelah mengunci pintu kamar itu aku langsung membaringkannya di ranjang. Dengan posisi aku berada di atasnya. Aurell membola menatapku. Namun aku hanya tersenyum miring menatapnya.

"jangan macam-macam pak! Saya akan laporkan anda kepolisi jika berani menyentuh saya!" ancamnya namun aku hanya terkekeh mendengarnya. Dia belum tahu berurusan dengan siapa.

"terserah kau saja Aurell" jawabku lalu tanpa menunggu omelannya lagi, aku langsung membungkamnya. Melumat bibirnya dengan lembut tidak seperti sebelumnya. Aku sengaja memperlembut ciumanku agar dibalas olehnya. Namun sialnya dia tak kunjung membalas ciumanku membuatku geram.

"akkhh.." akhirnya Aurell membuka mulutnya setelah aku gigit pelan bawah bibirnya. Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan aku langsung merengkuh tengkuknya dan melahap bibir manis itu tanpa ampun. Lama aku menikmatinya.

Hingga aku rasakan Aurell meronta memukul dadaku, dan aku mengerti dia membutuhkan oksigen namun aku masih ingin menikmati bibirnya. Jadi tanggung untuk berhenti.

Aku melihat wajah Aurell, mataku langsung melebar karena wajahnya sedikit memucat membuatku langsung melepaskan ciumanku. "oh shit! Aku tidak bisa menahan diriku Aurell" bisikku tepat di depan bibirnya. Aku berpindah ke lehernya, sambil terpejam aku menghirup aroma tubuhnya.

Kurasakan dadanya naik turun karena sedang mengatur nafasnya "Kau sudah gila!!" teriak Aurell tanpa embel-embel "pak" . Sepertinya dia sudah sangat marah. Namun aku tak memperdulikannya. Gairahku sudah tak tertahan lagi. Ku dekatkan wajahku pada lehernya. Ku kecup ringan leher jenjangnya berulang kali dan sesekali melumatnya. Kurasakan Aurell mulai bergerak gelisah di bawahku bahkan sekarang ia tengah mencengkram bahuku. Ku gerakan tanganku untuk membuka pengait baju yang berada di punggunya. Aku tersenyum saat pengait itu terlepas sempurna dan aku merasakan baju Aurell sedikit melonggar. Ku tarik tanganku yang berada di punggungnya. Mendurus perlahan dari perut, terus naik...naik...dan...

OBSESSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang