33. Weak point

1.7K 77 34
                                    


Update nih, ada yang masih nungguin dan kawal cerita ini sampai tamat? Thankyou yaa!
Selamat membaca.

•••

"Em, Van makasih ya." ucap Aletta menatap Vano tersenyum. Sementara Vano hanya diam datar tak habis pikir dengan tingkah cewek di sampingnya.

"Keluar!" ucap Vano kesal. Hal itu membuat Aletta berdecak sebal. Sementara Keysa hanya diam berpaling dari pembicaraan keduanya. Ia tak ingin ikut mengoceh apalagi harus berdebat dengan cewek menyebalkan itu. Hal yang dapat membuatnya malu seperti beberapa waktu lalu saat mereka berada di mal untuk membeli beberapa keperluan barang dan kejutan ulang tahun mama Vano. Bahkan cewek itu menumpahkan minuman dingin lagi ke pakaiannya. Meluapkan emosi saja! untung Keysa hanya tersenyum melihat tindakan itu. Benar benar memalukan!

Berpaling dari topik, kini Aletta mulai turun dengan muka cemberutnya. Setelah beberapa menit Vano melajukan mobilnya lagi. Lalu menatap wajah Keysa yang terlihat kelelahan.

"Cape?" ujar Vano.

Keysa yang mendengar itu hanya berdecak sebal. Lalu tersenyum ke arah Vano.

"Buat pacar apa sih yang nggak?" ucap Keysa mulai ngegombal. Alhasil Vano hanya terkekeh dibuatnya. "Tumben aja, ngegombal," kekeh Vano lagi.

"Bodoamat lah," decak Keysa lagi.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai di depan apartement Vano. Mereka mulai turun dari mobil dan tanpa sadar Vano menggenggam tangan Keysa erat.
Langkahannya beradu tanpa ada laju pembicaraan.

"Mama sama Ayah kamu pulang kapan?" ucap Vano menatap Keysa nyalang.

"Lusa, Van," ucapnya.

Vano hanya berohria. Lalu keduanya mulai memasuki apartement itu. Namun, sekejap ruangan di sana sepi. Tak ada bi Sumi yang memasak di dapur atau mamanya yang biasa duduk di sofa. Semuanya sepi dan semuanya tidak ada.

"Mereka dimana?" ucap Keysa bingung. Tangannya masih membawa kue ulang tahun itu.

Vano hanya menggelengkan wajahnya. Lalu melangkahkan kakinya ke kamar Virna-mamanya. Namun, tidak ada siapa siapa hanya satu gelas air putih yang berada di atas nakas tempat tidur mamanya itu.

"Gak ada Van?" ucap Keysa nyalang menatap Vano.

Vano hanya menggelengkan wajahnya. Lalu terdiam untuk berpikir. Apakah ayahnya yang membawa mamanya pergi ke rumah terkutuknya itu? Apakah ada sesuatu terjadi pada mamanya? Bahkan ia tak tahu! Rasanya jantungnya berdetak kencang tak teratur. Matanya menjurus khawatir.

Tanpa aba aba cowok itu mengambil ponselnya yang berada di saku seragamnya. Seketika dirinya membuka layar ponsel itu. Banyak panggilan masuk dari bi-Sumi beberapa jam lalu. Dan Vano tidak mengetahuinya karena ia mesenyapkan notifikasi panggilan itu

Drrrrt-

Bi Sumi is Calling..

Rasa khawatirnya semakin menjalar. Tangannya dengan cepat menekan tombol hijau untuk menerima panggilan masuk. Dadanya kian naik turun. Sementara Keysa hanya bungkam menatap Vano yang berwajah datar.

"Halo, Den Vano!"

"Ya, mama dimana bi?"

" ... "

Tak ada jawaban.

"Bi! Mama dimana?!" ucap Vano kesal. Kali ini membuat Keysa meneguk salivanya kuat.

"Ma-maaf Den, nyonya ... "

Ucapan itu menggantung. Seketika Vano mengepalkan tangan kirinya kesal.

KEYVANO [Selesai] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang