Bagian 5

376 34 2
                                    

Vote dulu sebelum baca, ya... Gracias 😇

 Leia mendengus karena terus mendengar suara aneh yang Abiseka ciptakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

 Leia mendengus karena terus mendengar suara aneh yang Abiseka ciptakan.

Hari ini mereka belajar biologi. Dan guru mata pelajarannya menugaskan mereka melakukan observasi lapangan mengenai tumbuhan disekitar sekolah dengan teman sebangku.

Beberapa teman sekelas Leia lainnya juga berada di taman sekolah untuk menyelesaikan tugas mereka.

Leia tak pernah bermasalah dengan tugas kelompok seperti ini. Tapi karna Abiseka menjadi pasangan diskusinya, Leia benar-benar ingin angkat tangan saja.

Selama ini, Leia dan Abiseka memang tidak pernah ditemukan dalam satu kelompok. Biasanya, pemilihan anggota kelompok kelas akan dipilih secara acak. Sehingga tidak memungkinkan bagi kedua remaja itu untuk saling berbagi pendapat dalam diskusi.

Pun diorganisasi, Abiseka lebih sering ditunjuk sebagai ketua acara. Sedang Leia memilih untuk menjadi anggota dari satu devisi yang hanya akan bertemu dengan cowok itu sesekali.

Dalam diskusi kelompok seperti ini, sebisa mungkin Leia menghindari sang sahabat.

Kenapa? Jelas karena Abiseka akan menjadikannya bulan-bulanan selama kerja kelompok dan tidak mau mengambil bagian apa pun untuk menyelesaikan tugas mereka.

Leia bisa saja membiarkan namanya sendiri tertera di kertas tugas. Tapi bukan Abiseka namanya jika tak punya banyak alasan dan kata pemutar balik fakta yang malah akan membahayakan Leia.

Meski tak akan berpengaruh pada nilainya. Leia yakin bahwa dirinya akan mendengar ceramah dari semua guru yang entah kenapa sangat menyayangi Abiseka.

Ketua OSIS gila yang disayangi oleh semua penduduk sekolah karena kepintarannya dan yang paling utama, dia tampan. Cih!

"Lo bisa diem gak sih, Bi?" Leia akhirnya tidak bisa menahan kekesalannya.

Dilihat Abiseka dengan mata membola dan mulut berkerucut sebal. Dan sahabatnya hanya menyengir sambil mendekatkan diri pada Leia yang kembali sibuk mencatat.

"Lagi PMS ya, Le? Marah-marah aja." Abiseka mencuri pandang dengan apa yang Leia tulis.

"Gue tuh kalo sama lo PMS mulu, Bi. Buat sebel kerjaannya," balas Leia tanpa menoleh. "Mana berisik banget dari tadi!"

Abiseka berdecak tak setuju. "Gue tuh cuma latihan buat pidato nanti siang di acara perkumpulan siswa baru, Le. Yang gue hadapin nanti adek-adek kelas. Gue harus keliatan wibawa, lah."

"Latihan harusnya udah dari kemarin, pinter. Sekarang waktunya belajar, ngerjain tugas. Mending lo cari taneman lain selain ini, nih," Leia melemparkan beberapa tanaman yang tadi diambilnya ke arah Abiseka. "Daripada ngomel gak jelas di belakang gue."

Terdengar rengekkan dari sang sahabat yang semakin mendekatkan diri ke arahnya. Mengguncang lengan Leia yang hanya bisa memutar malas bola matanya.

(soul) Mate?? (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang