Chapter 1

24K 653 13
                                    

(Jane...)

"No."

"Say Yess.."

"No."

"Say Yes."

"No!"

"Say Yes Jane!"

"Never, Dean.."

Aku menatap pria di sampingku dengan wajah datar, tanganku melambai-lambai di udara dengan lemas. Pria itu tersenyum padaku dan meraih bahuku, dengan satu gerakan ia memutar badanku untuk menatapnya. Mataku melihat kearah bola matanya yang berwarna Navy dengan bulu mata yang tergolong panjang untuk ukuran pria. Tangannya mendekapku mendekat dan terus menerus tersenyum padaku. "Jane..."

Aku menghela nafas dan mendorong bahunya pelan dengan harapan aku bisa lepas dari tangannya dan berjalan kembali kerumah. Tapi tangannya yang kuat menahanku dan menarikku semakin mendekat. Aku mengerang kesal saat merasakan hidungku menghantam benda keras di hadapanku dan baru kusadari itu adalah dada bidangnya, satu kata abs..

"Dean Joseph Curtis.. Aku sudah bilang aku tidak mau.." Kataku dengan menatap matanya pasrah. Ia memainkan matanya dan pandangannya jatuh lagi kepadaku.

"Jane Carter Bells.. Ayolah hanya kali ini saja." Ia meniru nada bicaraku dan menatapku dengan penuh permohonan. Aku membuka mulutku dan menutupnya lagi begitu melihat bayangan hitam di belakang pohon dekat rumahku. Mataku membesar dan melihat Dean dengan panik. Dean menatap kearah bahunya dan mencoba mencari tahu aku melihat kemana. "Dean, masuk ke rumah terlebih dahulu okay?" Aku mendorong Dean dengan cepat dan memaksanya masuk dengan sedikit kasar. Dean nampak protes dari jendela rumahku dan memintaku membuka pintu yang baru saja aku kunci. Aku mengabaikannya dan kembali berjalan mendekati pohon tadi.

Sebuah tangan menarikku kearah semak-semak tinggi dan menahanku. Secara refleks aku menahan tangan pria itu dan memukul perutnya dengan sekuat tenaga. "Aw!" Suara pria itu berhasil membuat otakku mengenalinya. "Jack!" Aku melihat kearah Jack dan melepas tangannya, dengan gerakan cepat aku memeluknya sangat erat hingga kami terjatuh. Jack Andrew Bells adalah kakakku yang lebih tua 2 tahun dariku, wajahnya sama persis denganku sehingga kami sering dianggap kembar. Aku tidak pernah melihatnya sejak 2 tahun yang lalu, saat ia dikirim untuk bertugas dalam misi rahasia.

Jack membalas pelukanku dan mengecup keningku pelan. Kami berdiri dan aku menatapnya dengan perasaan bahagia. Ia mendekati telingaku dan berbisik pelan. "Selena ingin bertemu denganmu sekarang." Perasaan bahagiaku lenyap begitu saja. Aku mengerang pelan dan berjalan mengikutinya yang membawa kami ke jalan rahasia di dekat Jl.Livingstone IV. Jack menekan beberapa kode dan menarik jemariku untuk di scan. Pintu terbuka dan kami berjalan masuk. Mataku meneliti setiap tempat dan aku melihat Selena berdiri di dekat triple monitor yang sangat besar dan meminta beberapa orang mengawasi setiap pergerakan di cctv kota. Aku sangat iri melihat Selena yang memiliki postur tubuh yang sangat proposional. Mata hijau mudanya melihat kearahku dan melambaikan tangan, ia menoleh pada salah satu orang dan memberikan sedikit perintah sebelum akhirnya berjalan kearah kami. "Hai Jane!" Ia memelukku singkat dan menunjukan jalan ke salah satu ruang yang dipenuhi komputer pada setiap meja. Jujur saja aku paling benci ruangan ini, menurutku radiasinya sangat kuat tetapi Jack menolak pendapatku dan memaksaku menyusuri setiap data disana sewaktu ia pergi.

Selena menyalakan salah satu monitor yang berada di bagian depan dan memperbesar setiap foto yang ada. "Okay. Dia William Charles Curtis, seorang professor molekul dengan lab yang terkenal di tempat ini dengan nama Curtis Co Cooperation."

CCC... Aku sangat sering mengejek Dean dengan nama itu.. Mataku melihat seluruh deretan huruf, angka, code, foto yang muncul di monitor tersebut.

"Dan dia memintaku untuk melindungi anaknya--"

Mataku melebar begitu melihat foto Dean yang di ambil secara diam-diam. Aku tahu itu diambil diam-diam karena Dean tidak pernah mau berfoto dengan siapapun kecuali aku. Foto itu menunjukan kalau ia sedang bercanda dengan James sahabatnya, tetapi dizoom sampai wajahnya.

"Dean.." Kataku pelan sambil melihat profil Dean yang mulai muncul di monitor.

Selena dan Jack menoleh padaku dan tersenyum kecil. "Kami mengetahui kau dekat dengan Dean. Jack dan kedua orangtuamu setuju jika kau mendapatkan tugas ini." Ia menarik nafas sejenak dan memberikanku setumpuk kertas. "Your Mission : Lindungi Dean sampai ayahnya kembali.. Kau tentu tahu Dean adalah seorang prodigy dan gifted child. Ia dapat memecahkan berbagai code script hanya sekali baca. Lawanmu adalah orang yang kita tidak ketahui tetapi sedang kami lacak. Ia mengaku namanya Zero dalam setiap pesan yang diterima oleh William. Zero ingin William dan Dean memecahkan code script nuklir dalam bentuk molekul yang sangat berdampak buruk. Kau akan di bantu dengan Jack dan Nathaniel dalam hal berbahaya. So.. Good Luck."

Selena menepuk pundakku pelan dan aku mengangguk.

Aku membaca tumpukan kertas itu dan melihat kearah Jack saat ia sedang berbicara pelan dengan Selena. Tanganku meraih handphoneku yang bergetar di saku blazer seragam sekolahku. Mataku membesar begitu melihat nama yang muncul di layar. Dean. Aku mengingat larangan mengangkat telepon atau menelepon dengan handphone pribadi dalam lingkungan agensi utama maupun sub-agensi yang ada, aku melangkahkan kaki dengan cepat dan berjalan keluar agensi lalu mengangkat teleponku. "Ya?"

"JANE CARTER BELLS!"

Aku menjauhkan handphoneku dan melihat Jack yang berjalan keluar dengan topi hoodie yang ada di kepalanya. Ia memberikan topi untukku dan sepasang kacamata tipis.

"Dean..."

"Cepat kembali Jane! Aku tidak mau dikunci dalam rumahmu untuk kesepuluh kalinya." Aku tersenyum tipis dan mengikuti Jack yang berjalan di depanku. Jack menggeleng pelan dan melihat handphonenya kalau-kalau ayah kami menelepon.

"Aku akan kembali dalam waktu 5 menit." Aku tertawa pelan dan mempercepat langkahku mendahului Jack..

---

Dean menatapku kejam saat aku membuka pintu, aku dapat merasakan aura di sekitarnya gelap karena ia kesal denganku. Aku tersenyum dan memberikan kopi kesukaannya yang masih hangat berharap ia menerima permintaan maafku. Jack tersenyum melihat Dean dan berjalan masuk ke arah kamarnya tentu saja mengabaikan percakapan kami sebisa mungkin. Aku menutup pintu dan merasakan tangan besarnya meraih pundakku. Dalam satu hentakan aku berbalik kearahnya. Dean menatapku dengan pandangan yang masih sama, sesekali ia membuka bibirnya dan menutupnya lagi sampai akhirnya ia menghela nafas dan pandangannya berubah terhadapku. Tangan besarnya meraih punggungku dan memelukku dengan erat seperti tidak ingin dipisahkan denganku. Kepalanya beristirahat di atas kepalaku. Aku dapat merasakan nafasnya yang mengenai rambut coklat pekat miliku. "Kau tahu harus berbuat apa Jane.."

Aku menghela nafas dan menutup kedua mataku mengistirahatkan kepalaku di bahunya. "Okay.. Aku setuju pergi denganmu di acara sekolah lusa. Puas?"

Aku dapat merasakan Dean tersenyum lebar tanda kemenangan dan melepas pelukannya tanpa melepas tangannya di bahuku. Ia meraih tanganku dan tersenyum konyol. Aku memutar kedua bola mataku dan menatapnya lagi dengan sedikit senyum yang menghias wajahku. "Okay. Aku jemput jam 7."

Kali ini alis mataku terangkat sebelah dan menatapnya dengan menyipitkan kedua mataku. "Kau tinggal disini selama ayahmu dinas Dean.. Kenapa kau harus menjemputku?"

Aku melihat wajah Dean yang berubah ekspresi dan menepuk keningnya pelan. Tangannya meraih kepalanya dan menatapku. Ini dia sifat Dean yang tidak pernah berubah... Prodigy but always forget something.. Aku menepuk kedua pipinya pelan dan tersenyum kearah Jack yang sudah menggunakan apron dan siap menyiapkan makan malam.

---

Secret GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang