03. Jadilah Dokter yang hebat

21.7K 1.4K 223
                                    

Haiii gezzz. Aku nepatin janji kan yakk. Nih aku datang bawa kesayangan kamoooee 😁😁😁
.
.
.
.
.
.
.
.

Aegea berdiri didepan sebuah rumah modern berhalaman luas. Sore yang indah dengan sisa hangatnya sinar matahari yang masih terasa. Taman yang tertata apik itu sejenak membuatnya tersenyum, membayangkan dirinya akan berada disana suatu hari untuk merawat semua bunga yang saat itu sudah terlihat indah.

Menghela nafas panjang, Aegea melangkah menuju teras dan langsung menekan bel yang ada disamping pintu. Tidak perlu menunggu lama, pintu terbuka dan nampaklah perempuan tengah baya yang biasa merawat rumah itu setiap harinya.

"Non Aegea. Silahkan masuk, Non. Mas Alfredo ndak keluar kamar seharian ini. Badannya panas, tadi saya hanya ngantar makanan kesana. Ndak tahu sudah dimakan atau belum." Wanita itu memberikan laporan pada Aegea tanpa diminta.

"Iya, Bik. Saya langsung kesana saja."

Melangkah kedapur, Aegea memindahkan makanan kedalam mangkok dan membawanya ke kamar Alfredo. Dikamar itu Alfredo tampak berbaring miring membelakangi pintu dengan selimut yang menutup sampai telinga. Diletakkannya nampan diatas nakas yang ada disamping ranjang.

Duduk dibelakang Alfredo, Aegea membuka selimut yang menutupi sebagian kepala Alfredo. Diusapnya rambut yang sedikit lepek itu dengan sayang. Seulas senyum tersungging dibibir Aegea begitu dilihatnya mata Alfredo membuka.

"Aurora,"sapanya dengan suara serak khas bangun tidur. Mencoba bangun dan bersandar, Aegea langsung tanggap dan membantu meletakkan bantal dibalik punggung Alfredo. "Kamu mbolos kuliah?" lagi Alfredo berujar. Menatap mata Aegea dengan pandangan lembut yang selalu membuat jantung Aegea berdebar lebih kencang.

Hanya gelengan kepala yang ditunjukkan Aegea sebagai jawaban atas pertanyaan Alfredo. Mengambil mangkok yang tadi dibawanya dari atas nakas, Aegea mulai menyuapi Alfredo. "Makan yuk Alf, bibik bilang kamu nggak makan seharian. Udah tau sakit, malah gitu."

"Aurora sayang, makanan itu pahit. Makanya aku nggak mau makan,"tolak Alfredo sambil menutup mulutnya, persis seperrti balita.

Aegea terbahak mendengar ucapan Alfredo. "Alf, kamu bukan balita, nggak perlu lah bikin alesan begitu. Yuk ah aku suapin, biar bisa minum obat dan cepet sembuh. Jangan bilang pahit, pasienmu aja nggak pernah komplain pas kamu kasih obat pahit apa manis. Nggak malu?"

Aegea dengan telaten menyuapi Alfredo. Setelah sukses membuat kekasihnya minum obat, Aegea kembali menyelimuti Alfredo supaya bisa tertidur kembali. Pria itu menggenggam jemari Aegea dengan dalih supaya cepat tidur. Aegea tidak keberatan, jemari mereka bertautan dan hal itu masih membuat dada Aegea berdebar kencang. Mukanya memanas ketika tatapannya mengarah ke dada Alfredo. Tepat kearah tempat yang menjadi kesukaannya.

***

Waktu menunjukkan pukul sebelas malam ketika Alfredo membuka mata. Bajunya basah oleh keringat sementara disampingnya, Aegea tertidur nyenyak dengan sebelah tangan yang melingkari dadanya. Pelan dia pindahkan tangan kekasihnya, kemudian meninggalkan tempat tidur dan megambil pakaian untuk mengganti baju basahnya. Keluar dari kamar mandi, Alfredo kembali ketempat tidur. Meletakkan bantal dibawah kepala Aegea supaya gadis itu bisa tidur lebih nyenyak.

Kembali Alfredo merebahkan tubuhnya. Kali ini menatap wajah damai Aegea. Dalam tidurnya, Aegea masih tetap terlihat cantik. Alfredo mengecup kening Aegea, kemudian merebahkan kepalanya dibantal yang sama dengan yang digunakan oleh Aegea. Sebelah lengannya memeluk Aegea dan merapatkan tubuh mereka berdua.

Aegea membuka matanya, mengamati Alfredo yang tengah memeluknya. "Alf, kamu udah baikan? Maaf ya aku ketiduran. Aku mau pulang," ujarnya beruntun dan berusaha bangkit dari berbaringnya. Tapi keinginan tinggallah keinginan. Afredo memeluknya semakin erat.

Cinta Lama Belum KelarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang