0.5

17.9K 4.6K 1.1K
                                    

Jujur, Jinyoung marah pada Hyunjin. Kedatangan robot yang sangat mirip dengan Felix dan Jisung membuat heboh satu sekolah.

Bahkan orang tua keduanya sampai datang ke sekolah karena ingin melihat anak mereka. Padahal mereka kan robot.

Inilah yang Jinyoung takutkan. Kedua robot ciptaannya bisa saja rusak kapan saja, dan akan membuat Hyunjin berbuat hal di luar batas.

Atau mungkin kedua robot itu bisa saja kehilangan kendali dan menyakiti Hyunjin. Jinyoung tidak mau hal itu terjadi.

"Hai Jinyoung, robot ciptaan gue bagus banget, kan!"

Ayolah, orang yang sedang malas Jinyoung temui malah datang. Moodnya langsung memburuk.

"Felix, Jisung, kalian gak mau sapa sepupu terganteng gue?"

"Gak perlu," sela Jinyoung cepat sambil berdiri dari duduknya untuk pergi.

"Nanti dulu dong, gue masih mau ngomongin banyak hal tentang-"

"Lo bakal menyesal, Hyunjin," potong Jinyoung. "Mereka bukanlah manusia, mereka gak punya hati kayak kita. Kalau sampe mereka nyakitin lo, mereka harus dihancurin."

Tawa Hyunjin menggelegar. Omong kosong, Hyunjin sudah memasukkan DNA kedua sahabatnya ke robot ciptaannya. Mereka tidak mungkin menyakiti dirinya.

"Lo iri, ya?" Tanya Hyunjin. "Lo kan pernah gagal bikin robot yang mirip sama mantan pacar lo yang udah meninggal."

Ucapan Hyunjin membuat Jinyoung diam membisu, tak mampu membalas ucapannya yang secara tak sengaja menusuk hati Jinyoung.

"Sampai jumpa nanti, Bae Jinyoung. Gue mau seneng-seneng sama dua sahabat gue dulu!" Pamit Hyunjin sambil melangkah pergi, diikuti oleh robot buatannya.

Robot yang menyerupai Felix diam sejenak menatap Jinyoung yang terlihat kecewa pada Hyunjin, kemudian dia menepuk pelan pundaknya.

"Gue janji gak akan nyakitin Hyunjin. Kalau gue nyakitin dia, lo bisa bunuh gue, hancurin gue," ucap robot itu serius, sebelum pergi menyusul Hyunjin.

Jinyoung kembali duduk dengan perasaan campur aduk. Dia bingung harus bagaimana, dia hanya takut Hyunjin kenapa-napa.

"Asal lo tahu, Jin. Dulu, gue berhasil selesaiin robot buatan gue, dia mirip banget sama mantan gue. Tapi dia gak selamanya baik, dia nyerang gue dan hampir bunuh gue. Gue gak mau terjadi hal yang sama ke lo."







































"Sung, lo mau makan apa?" Tawar Hyunjin.

"Maaf, gue gak bisa makan."

"O-oh."

Hyunjin mengusap tengkuk lehernya kikuk. Canggung, itu yang dia rasakan. Padahal rencananya dia ingin makan bersama seperti dulu lagi.

Tapi, secepat mungkin dia tersenyum dan berbicara pada Felix.

"Oh ya Lix, lo kan bisa bikin suara nyamuk dan gue selalu ketawa. Coba lagi, dong."

"Maaf Jin, kalau gue ngelakuin itu, bukan suara nyamuk yang terdengar, tapi suara mesin yang bakal menganggu orang lain."

"O-oh, begitu ya."

Hyunjin berubah murung. Ia pun sadar, setelah dia membuat robot pun tidak akan mengembalikan semuanya seperti dulu.

Rupanya benar perkataan Jinyoung dan Yeji. Seketika keinginan terdahulunya kembali lagi.

"Felix, Jisung, nanti malem kita main game, yuk!" Ajak Hyunjin riang, menutupi kesedihannya.

Dulu, ketika Hyunjin mengajak Felix dan Jisung untuk bermain game di rumahnya, kedua temannya sangat heboh dan antusias.

Responnya seperti:

"Wah, ayo! Asalkan banyak makanan, hehe."

"Gak boleh gitu, Jisung. Nanti ngerepotin Hyunjin."

"Santai aja Lix, Hyunjin kan baik, hehehe. Pokoknya, gue harus menang! Yang kalah harus dicemongin pakai bedak, oke?!"

Hyunjin tersenyum mengingatnya. Benar-benar kenangan yang tidak dapat dilupakan.

"Jadi, kalian mau, kan?" Tanya Hyunjin senang.

Robot Felix menatap Hyunjin penuh rasa bersalah. "Maaf Jin, kita gak ngerti cara main game."

Bolehkah Hyunjin menangis saat itu juga?

[iii] Someday | Hwang Hyunjin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang